Selamat membaca!
.
.
.
"lalu apa yang bisa melindungiku?"
"siapa yang memberikanmu kalung itu?"
Jake memperhatikan kalung berliontinkan pedang miliknya itu, "oh ini? Aku menemukannya di gudang! Karena keren aku memakainya saja"
Mendengar ucapan Jake membuat Sunghoon menghela nafasnya. Setelah menangis bersama, akhhirnya mereka kembali mengobrol dan bersikap seperti biasa. Nampaknya Jake telah menerima kenyataan bahwa Sunghoon, lelaki yang dicintainya itu adalah vampire.
"kau bodoh"
"hei! Aku tak tahu apa-apa! Kau ingin kutinggalkan?"
"jangan mengancamku seperti itu"
Sunghoon memandang Jake dengan pandangan memelasnya membuat Jake tertawa. Ternyata takdir mereka memang lucu, namun menyakitkan di saat bersamaan.
Kemudian, Jake dapat melihat bahwa Sunghoon mengeluarkan sesuatu dari laci yang ada di kamar itu.
"coba kau pegang satu persatu"
"apa ini?"
"coba saja"
Jake dapat melihat ada beberapa liontin di sana. Bentuknya macam-macam, namun tak sekeren liontin kalung pedang yang diapakainya saat ini. Satu-persatu Jake memegangi liontin itu, hingga ketika dia menyentuh liontin berbentuk api itu, dia merasakan tangannya panas.
"auu! Apa itu! sakit!"
Mendengar itu membuat Sunghoon tesenyum. Dengan sigap dia berusaha melepaskan kalung yang dipakai Jake, "liontin pedang ini menahan kekuatanmu, jake"
"kekuatanku?"
"kau itu keturunan kerajaan, tentu saja kau ada kekuatan. Dan kekuatanmu adalah api"
Setelah Sunghoon memasangkan liontin berbandulkan api itu, barulah dia memasangkannya ke leher Jake.
"aku akan mengajarkanmu. Namun, satu yang perlu kau ingat. Lawan api itu adalah air, jadi jika kau melawan air kau takkan menang"
"payah sekali..."
"jangan begitu! Kau harusnya senang punya kekuatan"
"aku tak senang, kenapa kita berdua bukan manusia biasa saja?"
Mendengar itu membuat Sunghoon turut memandang lantai sama seperti yang dilakukan oleh Jake, "jika bisa. aku juga mau menjadi manusia biasa"
"jika kita bisa terlahir sebagai manusia biasa apa yang akan kau lakukan?"
Jake beingsut maju dan masuk ke dalam rengkuhan Sunghoon.
"menua bersamamu"
"oh wow, terlihat menyenangkan. Sekarang kita tidak bisa menua, tapi hanya menunggu salah satu mati"
"dan itu akan terjadi jika ibuku tahu keberadaan kita. Aku tak akan membiarkanmu mati"
Sunghoon mengecup pucuk kepala Jake dan makin merengkuh tubuh yang terasa pas untuk dipeluknya itu.
"aku juga tak akan mau kau mati, sunghoon. untuk apa aku hidup jika seperti itu?"
"mari berjanji saling hidup bersama ya?"
"iyaa!"
.
.
.