Selamat membaca!
.
.
.
Dengan geram dan putus asa Sunghoon mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Jake.
Namun, dia tidak dapat menemukan keberadaan Jake di manapun.
Sunghoon marah pada dirinya sendiri, bukankah dia yang berjanji pada Jake untuk menyelamatkan manisnya itu? Bukankah dia yang terus berjanji bahwa dirinya yang akan menjaga Jake dari dunia ini?
Namun, bahkan dirinya saat ini hanya bisa terdiam sembari menatap pepohonan tinggi menjulang yang menghalangi pandangannya.
Beberapa waktu lalu wanita yang sialnya itu adalah ibunya, membawa Jake entah ke mana bahkan sebelum Sunghoon bisa bangkit dari kesakitannya.
Jake, di manapun kau berada. Tolong, tolong bertahan dan tunggu aku.
.
.
.
Bunyi ombak yang terhantam terumbu karang terdengar sangat nyaring di sebuah laut yang tak berujung. Ditambah dengan suara teriakan laki-laki yang meraung kesakitan menambah kesan mencekam di laut itu.
"lucu sekali, kau pikir kau bisa melawanku?"
Belum sempat Jake berdiri saja wanita di hadapannya sudah menghantamnya lagi dengan air laut hingga dirinya basah kuyup dan tak bisa berdiri dengan benar. Jake terbatuk-batuk merasakan air laut itu masuk ke dalam mulutnya.
"kkau! Pengecut!!"
Mendengar itu membuat wanita tersebut mendekati Jake dan mengangkat tubuh Jake dengan mudah, "apa katamu?!"
"pengecut! Kau takut aku bisa melawanmu hah? maka dari itu kau membawaku ke sini?!"
Wanita tersebut terkekeh sebelum melempar tubuh Jake ke arah pohon yang ada, "aku? Takut denganmu? Bukankah terbalik?"
Belum sempat Jake mengangkat tangannya untuk melawan, wanita tersebut sudah terlebih dahulu menginjak dan mengunci pergelangan Jake agar tidak dapat digerakkan.
"kau lihat? Kemampuanmu itu belum seberapa, belum bisa mengendalikan api hanya dengan pikiranmu bukan?"
Jake memandang wanita yang tengah meremehkannya itu dengan pandangan marahnya, "dasar gila, kau tak akan selamat, aku berjanji"
"oh ya? kita lihat siapa yang tidak bisa bertahan"
Suara teriakan Jake itu terdengar sangat kesakitan kala wanita itu telah memegangi dagunya dan menampilkan lehernya itu. Tak lama kemudian, Jake dapat merasakan bahwa gigi taring wanita itu tengah mencari-cari titik pusat di lehernya. Lalu, Jake dapat merasakan wanita itu telah menusukkan gigi tajamnya ke pusat leher Jake.
Jake menutup matanya, rasanya berbeda saat Sunghoon menggigitnya. Lelaki itu tidak pernah menghisap darahnya sama sekali seperti ini.
Namun, gigitan wanita tersebut terlepas disertai dengan teriakan menyakitkan. Dan kala Jake membuka matanya, di hadapannya sudah ada Sunghoon yang memegang sebuah pedang panjang di tangannya.
Dengan cepat Sunghoon membawa Jake ke belakangnya dan memberi usapan pada leher Jake, "maaf"
Jake tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, "terima kasih, sunghoon"
Sunghoon menggenggam jemari Jake yang berada di belakangnya lalu menatap ibunya yang kaki kanannya tengah berdarah karena ulahnya tadi.
Wanita itu memandang Sunghoon dengan geram, "meski kau anakku sendiri, jika begini kau adalah musuhku"