Chapter 7

2.2K 153 8
                                    

PERHATIAN!! INI FF YG AKU REMAKE DARI SALAH SATU NOVEL SANTHY AGATHA, SEKALI LAGI AKU HANYA REMAKE DAN JIKA KALIAN INGIN MENCARI NOVELNYA KALIAN BISA CARI DENGAN NAMA YANG MENJADI JUDUL FF INI KARENA AKU NGGAK MERUBAH
APAPUN KECUALI UNTUK MENDUKUNG
BERJALANNYA FF INI.

.
.
.
.

Bab 7

Sudah hampir dua minggu ini Nunew dikurung di kamar putih tidak boleh keluar sama sekali. Hari - hari Nunew dilalui dengan menatap keluar dari jendela lantai 2 ke pekarangan rumah Zee. Nunew sudah merasa muak dan frustasi karena bosan. Setelah memaksa kehendaknya malam itu, Zee sudah tidak pernah mengunjungi Nunew lagi.

Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya. Nunew mencibir, mencoba mengabaikan perasaan tercubit didadanya. Tapi kalau benar begitu, kenapa Zee tidak melepaskan nya saja?

Apa karena lelaki itu tau Nunew berniat membunuhnya, jadi dia menawan Nunew disini karena menganggap Nunew ancaman yang berbahaya? Kalau begitu kenapa Zee tidak membunuhnya sekalian?

Beberapa lama terpaku dijendela, Nunew menyadari bahwa ada kesibukan yang tidak biasa diluar sana.
Beberapa mobil tampak berlalu lalang keluar masuk rumah Zee yang biasanya lengang. Sehari hari pemandangan yang didapatkan Nunew hanya para pengawal dan pelayan Zee yang berlalu lalang.

Kali ini Nunew melihat ada mobil bunga dan mobil katering. Apakah Zee akan mengadakan pesta? Kalau iya, mungkin saja kesempatan Nunew untuk kabur bisa kembali. Dengan lamunannya, tiba tiba pintu kamar putih itu terbuka, Nunew tidak menoleh sedikitpun. Karena yang masuk kamar ini selalu Pawat dan beberapa pelayan yang diawasi oleh Pawat untuk membersihkan ruangan dan mengambil baju kotor.

Nunew tidak pernah berinteraksi dengan Pawat setelah kejadian itu, dan sepertinya laki laki itu juga tidak berniat juga untuk mengajaknya berbicara. Lagi pula rasa bersalah yang ditanggung Nunew sangat besar. Karena dialah Pawat dihajar oleh Zee, bekas-bekas jajaran itu masih ada berupa memar memar diwajah Pawat dan di hidungnya yang patah. Setiap melihat Pawat, Nunew disergap rasa bersalah dan ngeri. Zee mengancam akan membunuh siapa saja yang lengah dan membuat Nunew lolos. Apakah sepadan mengorbankan satu nyawa untuk meloloskan diri?

Nunew memang tidak kenal dengan Pawat, tapi kalau dengan mendapatkan kebebasan harus mengorbankan nyawa orang lain, tetap saja tidak benar baginya.

"Nunew,"

Itu suara Zee , Nunew terlonjak saking kagetnya, ia menoleh dan mendapati bahwa Zee lah yang berdiri di tengah ruangan, lelaki itu tadi sepertinya terdiam, memperhatikan Nunew yang sedang melamun.

Otomatis Nunew mengepalkan tangan, reaksi impulsifnya ketika menyadari aura kekuasaan Zee menguar di seisi ruangan, Zee melirik kepalan tangan Nunew, kemudian tersenyum sinis. Zee menolehkan kepala nya dan Nunew menyadari ada orang lain disana, seorang pemuda bertubuh kecil dan sedikit gemulai.

"Ini Yim" gumam Zee tenang. "Dia yang akan mempersiapkanmu untuk nanti malam" setelah berkata seperti itu Zee melangkah mundur keluar ruangan.

Mempersiapkan apa?

"Kau sebenarnya cantik sekali tuan, hanya saja kau tidak pandai berdandan" Gumam Yim dengan suara gemulainya sambil memoles wajah Nunew yang memejamkan matanya didepan cermin.

Sementara Nunew memejamkan matanya, diam karena didandani oleh Yim... ..kalau Zee menyuruhnya didandani, maka pasti akan dibolehkan untuk turun kepesta yang diadakan berarti ada kesempatan untuknya melarikan diri dari rumah ini.

Sleep with The Devil - ( ZEENUNEW )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang