Chapter 9

2.3K 160 8
                                    

PERHATIAN!! INI FF YG AKU REMAKE DARI SALAH SATU NOVEL SANTHY AGATHA, SEKALI LAGI AKU HANYA REMAKE DAN JIKA KALIAN INGIN MENCARI NOVELNYA KALIAN BISA CARI DENGAN NAMA YANG MENJADI JUDUL FF INI KARENA AKU NGGAK MERUBAH
APAPUN KECUALI UNTUK MENDUKUNG
BERJALANNYA FF INI.

.
.
.
.

Bab 9

Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedang Net duduk diam di ujung sofa, mengamati Zee yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Zee bukanlah lelaki yang bisa membaur, lelaki ini
penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya. Net tidak akrab dengan Zee, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Zee cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.

Net ragu untuk menanyakan perihal Nunew
kepada Zee. Rasanya terlalu aneh untuk membahas
masalah itu di sini. Tetapi isterinya - James yang cantik- telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.

Net berdehem, menarik perhatian Zee dari berkas
berkas yang ditelusurinya dengan serius,
"Kami, aku dan isteriku bertemu dengan kekasihmu
semalam" Kepala Zee langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Net dengan waspada,

"Oh ya?," nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Zee tidak bisa menipu Net, ada sesuatu disini, batin Net dalam hatinya, ada sesuatu yang
dirahasiakan Zee...

"Yah, dia berkenalan dengan isteriku kemarin, dan
berbicara panjang lebar dengannya," Net berusaha
memancing Zee dan sepertinya pancingannya kena
Karena mata Zee menyipit dan menatapnya curiga.

"Apakah dia mengatakan sesuatu kepada isterimu?"
Net menatap Zee lurus-lurus,

"Dia meminta tolong kepada isteriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu"

Bibir Zee mengetat membentuk garis tipis, lalu dia
segera berdiri, "Bilang pada isterimu untuk tidak
melakukan apa-apa. Pria itu milikku, dan siapapun
tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku," Zee menatap Net lurus, menimbang-nimbang, "Aku menghormatimu Net, kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini"

Setelah mengangguk kaku, Zee melangkah pergi
meninggalkan ruangan meeting besar itu. Net duduk
diam dan menyesap kopinya, matanya masih menata pintu di mana Zee menghilang di baliknya.

Tingkah Zee mengingatkannya pada dirinya dulu.
Senyum muncul di bibir Net. Zee mungkin akan
mengalami hal yang sama seperti dirinya, kalau dia tidak hati-hati kepada Nunew.

Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Nunew tidak menyangka kalau Zee-lah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Nunew bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan ketika Zee memasuki mobilnya di teras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Nunew dikurung. Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Nunew mengerutkan alisnya, kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis.

Apakah lelaki itu tidak pernah merasakan bahagia
sedikitpun di dalam hatinya? Tanpa basa basi, Zee
melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Nunew tajam,

Sleep with The Devil - ( ZEENUNEW )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang