Lets Stay!

79 8 1
                                    

Besok senin, Kalongers, hehehehe. 

*

"Yoona, kau dengar suaraku?"

"Ne."

"Yoona, terserah kau percaya atau tidak tapi Yunho sedang bermasalah dan dicari banyak investor. Bosmu bangkrut karena gagal membagikan bunga investasi. Dia mengakuinya sendiri minggu lalu di depan para pegawai Gwangya. Kami jadi berpikir mungkin itu alasan dia sengaja membuat tagihan palsu untuk mengembalikan modal beberapa investor."

Seulgi tersentak mencengkram lengan Yoona, selama ini Yunho adalah orang paling dia percaya dan selalu menjadi panutan meski kerap dikekang dan diperlakukan seperti robot.

"Beberapa investor yang saling mengenal juga berencana menjebloskan Yunho ke penjara, kantor kalian dalam masalah besar jika tidak bergerak cepat menyelamatkan diri. Aku sengaja tidak mengatakan ini tadi agar tidak membuat para staff ketakutan," ujar Taeyang tidak sadar jika panggilan tengah di loudspeaker. "Kudengar Seohyun ingin resign dan Seulgi juga sempat izin resign bulan lalu. Apa benar?"

Yoona, Seohyun, dan Seulgi tergelak reflek saling berpandangan. "I-iya, Bujangnim."

"Katakan pada mereka, aku sangat terbuka sekaligus mau menampung mereka termasuk kau kalau sudah tidak mau bekerja dengan Yunho. Datanglah kemari, bila Yunho gagal merawat kalian biar aku yang menggantikan. Pikirkan baik-baik! Simpanlah nomorku dan hubungi kapanpun kalian butuh. Arraseo?"

"Arraseo."

Seohyun berdecak menggeleng pelan, dia sudah paham ke arah mana keadaan ini akan menjurus. Permainan politik bisnis. Meninggalkan SM Trade untuk cabang Gwangya sama dengan keluar dari rumah tua menuju rumah angker, ucapan bak pahlawan hanya berujung kesuraman. Taeyang hanya bekerja sebagai marketing selama ini dan tidak cukup paham mengenai trading.

"Itu hanya gertakan. Aku percaya pada Yunho hoejangnim," lontar Seulgi kembali bekerja. Kalau ada orang berperilaku lurus sekaligus paling setia, Seulgi lah orang tersebut.

"Kapan terakhir kau berkomunikasi dengan hoejangnim?"

Seulgi mengerjap sesaat lalu berucap dengan ragu, "Ehhh mungkin... 3 atau 4 hari lalu. Dan..." dia berdecak kesal kemudian mengarahkan cursor membuka laman ruang obrolan. Di sana tertera jelas bila terakhir kali mengirim pesan adalah 4 hari lalu dan pesan terbaru yang mana adalah kemarin malam hanya centang 1. Menunjukkan bos mereka sudah tidak aktif sejak kemarin.

*

Yoona tidak bisa makan dengan tenang di ruang makan, deretan kejadian sudah cukup menunjukkan bahwa pemilik SM Trade sedang bermasalah. Kerugian tercatat jelas di papan ruangan mereka, tutupnya dua cabang beserta pegawai ditelantarkan, juga upah mereka yang dipotong dengan alasan tidak tertib. Beberapa kejadian yang diketahui tapi tidak berhubungan langsung pun ikut menimbrung di otak Yoona.

"Yunho hoejangnim bilang trading paket lalu adalah kebocoran, Jungkook mengaku jika trading tersebut dipindah ke Gwangya sebagai bentuk pembelajaran, lalu ini tadi Taeyang bujangnim bilang paket trading itu telah dibeli tapi diminta kembali dan diganti sandi. Ya Tuhan, mana yang benar?"

Andai Yunho adalah pemimpin berkomitmen, Yoona tidak akan berada di kondisi bingung harus mempercayai siapa. Sayang beribu sayang Yunho jauh dari sosok tersebut. Jangankan uang puluhan ribu dollar, sistem yang dibuat sendiri saja berganti hari sudah bisa berganti bagan. Kenaikan upah dan bonus dijanjikan saat mengurus registrasi cabang saja tidak ada wujud, justru upah dipotong sama rata dengan staff baru.

"Yoona Shi," panggil Kai masuk dari lobi menunjukkan raut was-was. Dia menarik kursi dan duduk di sebelah salah satu staff kepercayaan Yunho. "Yoona Shi, sebaiknya setelah ini kau menata kembali data nasabah. Pindahkan semua ke drive dan akses hanya boleh dipegang olehmu. Takut-takut investor yang marah bergerak lebih cepat dan polisi menggeledah kemari. Aku pun baru saja memindahkan satu server ke kontrakan staff trader demi keamanan."

Forex In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang