Aset Perusahaan

66 7 2
                                    

sudah di minggu ketiga bulan mei, semoga yang diusahakan lancar selalu. 

*

Yoona baru saja menyalakan data internet tapi kemudian melihat nama Seulgi mengetikkan sesuatu, buru-buru dimatikan data internet. Tak peduli sepenting apapun yang akan disampaikan, ini hari libur. Dulu dia bekerja nyaris 16 jam bahkan di hari libur demi memenuhi permintaan data atau target registrasi. Namun, dia sadar bahwa kesehatan jauh lebih penting mengingat upahnya yang standar bahkan di bawah rata-rata. Terlebih lagi setelah pemotongan gaji yang mencapai 30%, Yoona tidak mau lagi menerima pesan termasuk dari Yunho di luar jam kerja.

Dia mendapat ponsel murah bekas pemberian Lay, sang adik yang ahli di bidang elektronik. Ponsel tersebut digunakan untuk bekerja sementara satu lagi untuk kehidupan pribadi. Hanya Seohyun dan beberapa staff yang memiliki nomornya dan melarang mereka memberikan nomor ini pada Seulgi.

Drrttt drttt!


Hyunnie:

Coffee?

Sekarang? Di mana?

Rumahku, eomma dan appa pulang ke Jeju. Kajja!


Walau Yoona memberikan nomor pribadi pada staff lain, dia jarang membalas cepat chat mereka. Tapi berbeda bilamana chat berasal dari rekan seperjuangan. Seohyun, satu-satunya staff yang tidak pernah bosan dia hubungi meski bertemu berjam-jam setiap hari. Bahkan pernah suatu waktu demi melepas kesuraman di otak, mereka staycation berdua hingga tiada hari tanpa bertemu. Ditambah lagi minggu selanjutnya Yoona membantu Seohyun pindah unit apartemen. Total mereka bertemu tiga minggu berturut-turut tanpa bosan.

Bruk! Yoona melempar tubuh ke sofa dan memejamkan mata sembari Seohyun membuatkan kopi di dapur. Di meja sudah ada beberapa kudapan tapi dia belum ingin menyentuh sebelum tuan rumah berada di sisinya. Ya, meski sangat dekat dan sedang tidak ada orang tua Seohyun, dia tetap menjaga etika meski putri pemilik rumah tidak pernah permasalahkan.

"Changwook mengajakku makan malam," tutur Yoonna berpindah duduk di kaki sofa agar nyaman menjulurkan kaki.

"Kau terima?" Yoona menggeleng cepat. Meski senang tapi Seohyun penasaran alasannya. "Wae?"

"Tidak ingin saja. Kami tidak..., maksudnya aku, aku tidak mau punya hubungan dekat lagi dengan dia. Sekadar teman sudah cukup."

"Jinja? Apa jangan-jangan dirimu sedang jatuh cinta pada orang lain?"

Yoona terperingis geli lalu menjatuhkan kepalanya di lengan Seohyun seraya meraih bantalan sofa. "Apa aku seperti sedang jatuh cinta? Pada siapa?"

"Yang jelas bukan para staff karena lingkup terlalu kecil. Jadi apa benar dirimu sedang jatuh cinta pada orang lain?"

"Hahaha, aniyo. Tapi andai kita berlawanan jenis aku sudah pasti jatuh cinta padamu."

Seohyun pura-pura tercengir antara senang dan sedih karena barusan Yoona sudah menyatakan isi hatinya, sayang terhalang jenis kelamin. Andai benar salah satu dari mereka adalah laki-laki, Seohyun juga tidak akan menahan diri untuk mengungkapkan perasaan.

Terkadang dia merutuki mengapa teori penciptaan Zeus akan manusia tidak dijadikan ilmu baku untuk dipercayai. Ya, tentang karakter manusia yang maskulin dan feminin bukan wujud pria atau wanita. Dia mengerti kalau istilah karakter pasti menjurus pada sosok perwujudan pria dan wanita. Namun, kembali pada pengertian karakter itu sendiri yang berbeda dari makna wujud.

"Apa kau mencintaiku?" usil Yoona melirik Seohyun yang belum membuka suara.

"Hah? Aniyo!"

"Jinja?" goda Yoona bangkit mengelus dagu Seohyun. "Sungguh tidak jatuh cinta padaku?"

Forex In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang