Mencintai Kemudian

71 6 4
                                    


Seohyun benar-benar tidak menghubungi Yoona sama sekali sampai hari jumat dan sebaliknya Yoona pun begitu. Namun, baik Seohyun maupun Yoona sama-sama stalking akun sosial media sekadar memastikan keadaan satu sama lain. Ya, sesekali bertanya dalam hati, mengapa tidak menghubungi jika sedang online? Tapi tetap saja tidak membuat mereka ingin memulai pesan lebih dulu.

"Eonnie, sudah siap? Kajja!" tegur Jisoo melihat mobil Jihyo telah tiba di depan kantor.

Mereka akan makan malam di salah restoran makanan china, merayakan keberhasilan bulan ini. Yoona ikut saja meski berarti dia akan pulang ke Seoul lebih malam. Lagi pula, pertama kali dalam hidup merasakan kebersamaan di luar ruangan selama bekerja di dunia trading. Yunho tidak pernah memperlakukan dia dan staff admin begini, bila sekadar memberikan iming-iming itu sudah terlalu membosankan. Hanya saja tidak berarti Yoona benar-benar bahagia di Michulgo, sebaliknya dia mulai merasa tidak nyaman di sana dari berbagai aspek. 

"Oh iya, Yoona ah, apa kau sudah dihubungi lagi oleh Jiyoung? Aku sudah memberitahu dia kau adalah pegawaiku."

"Sudah, Eonnie. Pertama menghubungi Jiyoung shi pun aku sudah mengaku sebagai pegawaimu."

"Hahhh, dia itu benar-benar sudah tua sampai lupa menggubris pesanmu, hahahha. Jadi kau memesan berapa IP?"

Jisoo sontak tersenyum di balik masker, paham kejadian beberapa hari lalu ketika Yoona menolak bekerja sama dengan rekan Jihyo yang dinilai sombong. Yoona telah sopan dan berbaik hati ingin menyewa IP tapi tidak dihiraukan. Namun, bukan Yoona namanya jika tidak memiliki plan B secara cepat. Dia sudah punya relasi lebih dulu pada perusahaan server hingga tidak perlu mengemis kerja sama. Sebaliknya rekan Jihyo meminta maaf dan menawarkan IP tapi langsung ditolak mentah-mentah.


"Dia beralasan pesanku tertumpuk padahal kau bisa lihat sendiri secepat apa aku membalas dan jeda di antara pesan kami. Beralasan sibuk? Memang aku sendiri pengangguran yang hanya datang mencari bantuan?"

"Chat kalian tidak lebih dari 3 menit tapi dia alasan pesan Eonnie tertumpuk? Hah, alasan saja."

"Untunglah aku langsung menghubungi perusahaan server, kalau tidak dan hanya bergantung pada server nya yang belum ada jaminan, uang perusahaan tidak akan berputar. Aku paling tidak suka berhubungan dengan orang yang merasa dibutuhkan."


"Tidak, Eonnie, karena sangat lama merespon aku memesan dari perusahaan server yang lebih tanggap dan sudah teruji kualitasnya," sahut Yoona mantap.

Karena memang terbukti setelah pindah server mereka tak lagi mengalami kendala lag, atau low, baik dia maupun pegawai lain tidak lagi mengeluhkan kinerja IP. Ditambah lagi sebelum SM Trade memiliki server sendiri berkualitas rendah tapi mahal, mereka selalu menyewa dari perusahaan tersebut. Di sisi lain menurut pengalaman Daesung IP dari rekan Jihyo memiliki dua user hingga sangat mudah dibobol dan sama sekali tidak terjamin keamanannya.

"Menurutmu bagaimana kemampuan Oppa kemarin? Apa terhitung lambat?" bisik Donghae mengalungkan lengan di leher Yoona sembari sama-sama berjalan ke rumah makan.

"Tidak terlalu lamban, standar, Oppa. Intinya jangan malas! Jangan terus bermain ponsel! Jangan datang di jam makan, datanglah lebih pagi!" gerutu Yoona antara menasihati bercampur kesal melihat perilaku Donghae yang justru menunjukkan kurang niat berjuang padahal sedang kondisi jatuh.

"Arraseo arraseo!" gurau Donghae mengacak rambut Yoona bak memperlakukan sang adik. 

*

Seulgi tersenyum sayu melihat unggahan foto Yoona di berbagai jejaring sosial, menatap iri karena tidak pernah merasakan wujud kebersamaan. Michulgo hanya kantor kecil dengan dua investor, tapi bisa menghasilkan profit maksimal. Belum lagi pegawai di sana begitu 'dimanusiakan'. Berbanding terbalik dengan SM Trade yang pernah cukup besar mengolah dana ratusan ribu dollar. Mereka tak pernah diberi bonus tapi harus bekerja habis-habisan dan malah upah dipotong.

Forex In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang