Menikmati Waktu Libur

49 5 1
                                    


"Shibal! Apa-apaan ini? Kalian bunuh saja aku!"

Glek! Jihyo akhirnya datang sambil menenteng sekantong plastik berisi roti dan sebotol susu kedelai untuk Yoona. Belum sempat mendudukkan pantat, dia langsung mengoceh soal Seulgi yang dinilai tidak punya sopan-santun dan bermental lemah. Diyakini Yunho selama ini memanjakan Seulgi serta memaklumi tiap kesalahannya hingga membentuk karakter ringkih begini.

"Tidak begitu, Eonnie, dia hanya banyak beban. Mungkin ditambah faktor dari internal seperti keluarga juga," sahut Yoona alakadar.

Namun, Jihyo tetap menggerutu sampai menyinggung ketidaktegasan Yunho mengurus staff. Selain menilai Yunho banyak membuang waktu, dia juga berpikir kalau pemilik SM Trade sudah banyak menghamburkan uang demi membayar upah pegawai tidak berkompeten. Salah satunya Leeteuk yang membuat hasil trading malah merugi mencapai ₩ 11.000.000.

"Bosmu itu hancur bukan karena orang lain menurutku, tapi karena perilaku sendiri dalam mendidik pegawai. Lihat saja Seulgi, Leeteuk, sampai orang-orang kepercayaan yang dikirim ke cabang-cabang, mereka berkhianat dan menarik diri saat Yunho jatuh. Kasihan memang tapi ulah sendiri," ceracau Jihyo tanpa sadar sudah membuat Yoona tidak fokus.

Di layar masih ada puluhan akun menunggu untuk diregistrasi agar bisa segera diuji coba di cabang. Yoona tak yakin akan betah berlama-lama di Incheon tepatnya di Michuhol-Gu. Selain mulai sekarang harus bekerja sendiri memenuhi kebutuhan di berbagai cabang baru, dia harus mengajari trainee nantinya.

*

"Kau bahkan belum dibayar untuk upah bulan lalu tapi sudah dilimpahi beban semacam ini, benar-benar tidak manusiawi, Yoong. Kau bukan robot, proteslah!" kesal Seohyun mengetahui belum sebulan bekerja, di minggu ketiga selama seminggu penuh Yoona bekerja sampai larut demi menyelesaikan pekerjaan.

"Sudah selesai semua, Hyunnie. Besok sore aku akan kembali ke Seoul dan beristirahat selama dua hari seperti biasa. Lagi pula, ini juga demi semuanya termasuk diri sendiri."

Yoona terlihat lelah dan kurang tidur, kantung mata terlihat cukup jelas. Kepalang tanggung dia akhirnya lanjut bercerita perihal dana kelola yang merugi. Amat miris memang apalagi hampir setengah dari modal. Sementara si pelaku justru melempar kesalahan pada dia kemarin siang.

"Kau tidak diam saja, 'kan?"

"Ani, aku menyampaikannya pada Jihyo eonnie kalau dulu Leeteuk bujangnim yang minta deposit padahal tidak di bawah akun referensi manapun. Tapi dia kekeh minta Seulgi deposit waktu itu karena dinilai aman dan sudah diuji. Nyatanya scam."

"Lalu?"

"Yunho hoejangnim lagi-lagi menegur kalau saat ada masalah tidak seharusnya saling menyalahkan. Hmmm," gumam Yoona tampak berkaca-kaca hendak menangis tapi berusaha dialihkan.

Tapi Seohyun tidak semudah itu dibohongi, dia paham jelas bagaimana perasaan Yoona sekarang. Belum mendapat upah, satu-satunya tonggak, sampai dijadikan tempat penyalahan tanpa melakukan kesalahan. Manusia macam apa yang tega melakukan ini? Sudah jelas Jung Yunho nama orang tersebut.

"Aku ingin sekali memelukmu, Yoong," desis Seohyun menyandarkan dagu di atas lipatan lengan. "Bahkan ingin menarikmu dari para bedebah di sana. Tapi mustahil karena bagaimanapun ini pilihanmu, berarti kau pasti bisa melewatinya."

Yoona mematuk tegas, "Tentu saja! Jangan meragukanku, Seohyunnie! Dan jangan khawatir, arraseo? Kita sama-sama fokus dan... kutunggu liburanmu. Sebentar lagi natal. Kau tidak mungkin melewatkan natal dan tahun baru di sini, 'kan? Keluarga dan aku ada di sini, kau jangan sampai tidak pulang. Aku selalu menunggumu."

Forex In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang