Bloody Night

90 5 1
                                    

"Apa hari ini berjalan bagus, Yoong? Aku takut Jihyo eonnie berbuat tidak-tidak. Dia bukan pemain halus nan cantik, sikapnya cenderung kasar dan tidak handal."

"Aku tidak menyalakan nomor ponsel kerja setelah mengirim pesan tadi. Bahkan usai mengurus penarikan dana juga belum kukabari sama sekali karena belum semua terverifikasi. Paling tidak besok malam akan selesai semua baru kuhubungi dia lagi."

Seohyun memanggut mengerti, dia tidak meragukan kejujuran Yoona. Jika mau berbuat jahat sudah jauh-jauh hari terutama saat berada di SM Trade. Memang tidak sepenuhnya bisa melumpuhkan tapi dari kemampuan yang Yoona miliki sudah cukup memblokade hampir semua akses keuangan. Hanya saja Yoona bukan pemain kotor walau beberapa kali diperlakukan tidak adil. 

"Yang penting kau harus jaga ucapan dan emosi, jangan sampai terpancing. Ingatlah, emosimu selama ini dimainkan oleh Yunho hoejangnim, aku tidak mau terulang lagi."

"Kalau terulang lagi?"

"Aku akan marah kalau ada orang lain berlaku buruk padamu!" tegas Seohyun reflek menepuk pundak Yoona membuat wanita tersebut terkikik. 

*

Jihyo dan Jo In Sung tiba di kantor baru SM Trade bersama tiga pesuruh yang membabak-belurkan tubuh Donghae dan Taehyung tadi siang. Mereka langsung berjalan masuk menerobos tak peduli ada petugas menghadang.

"Maaf, tolong bersikap sopan! Bos kami sedang ada rapat penting bersama orang-orang penting."

"Penting?" sungut Jo In Sung menurunkan lengan pria berbadan kurus nan sedikit bungkuk. Wajah tirus cekung berkumis dan rambut panjang dikuncir tak menampakkan kegarangan sama sekali. "Biar kuberi tahu, bosmu mungkin tak bisa membayar upahmu bulan ini. Jadi pergi dan tidurlah!"

"Sekali lagi, tolong tunggu di kursi biar-"

"Habisi dia!" potong In Sung pada salah seorang pesuruh berbadan gempal memakai kaos hitam polos.

Mereka bersama dua pesuruh melanjutkan langkah naik ke lantai dua di mana Yunho berada. Benarlah, Yunho berada di sana bersama segelintir orang, beberapa di antaranya sudah tidak asing. Ada Seulgi, Kris, Kai, dan Leeteuk, sisanya orang baru.

"Orang penting? Para sampah maksudnya?" desis In Sung berdiri melipatkan sepasang lengan di depan dada. 

Seluruh awak di ruangan sontak terhenyak membisu memandang sang tuan dan tamu tak diundang bergantian, menerka-nerka apa yang sedang atau akan terjadi? Yunho sendiri mematung terbelalak bingung melihat pasangan suami-istri yang sudah turut serta menghancurkan dia.

"Kau! Apa kau tahu apa yang sudah pegawaimu lakukan?"

"Pegawaiku? Siapa? Pegawai yang mana? Ada Seulgi, Kris-"

"DIAM!" bentak In Sung melangkah mendorong Leeteuk yang berusaha menghalangi. Dia bahkan membanting tubuh Leeteuk ke kursi lalu ditendang keras membentur meja. "Jangan bersikap pahlawan untuk mencari muka, bodoh!"

"JO IN SUNG! Jangan buat kekacauan di kantor atau-"

"Atau apa? Pegawaimu yang rapuh di bawah akan melawanku? Mungkin dia sudah kehilangan sendi-sendi dan meringik ampun. Hahaha. Pemilik perusahaan trading  sepertimu membayar orang lemah untuk menjaga kantor? Sebegitu tidak punya uang?" cerca Jihyo sama sekali tidak bisa menahan amarah lagi. 

Seorang staff perempuan mencengkram lengan Seulgi, merasakan situasi sedang tidak aman apalagi ada dua pria bak preman di sini. Pria yang tadi dipanggil Jo In Sung saja berhasil menyingkirkan Leeteuk dan menyudutkan tubuh Yunho ke dinding. Kris, Kai, dan seorang staff pria tampak tak berani berbuat apapun selain diam menjadi penonton. 

Forex In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang