"Cari siapa?"
"Aldrin."
Aku bersyukur sekali Xiera duduk di depan bangkuku sehingga kami berteman. Dia orang yang sangat bisa diandalkan.
"Bentar, ya."
Aku mengucapkan terima kasih dengan tersenyum. Xiera mendelik. "Biasanya kamu nggak punya malu loh, Rin."
"Lagi nggak ada si Honey."
Xiera kembali memandangku ngeri.
"Karena kamu dan Yuyu udah tahu aku lagi naksir sama cowok, siap-siap aja aku bakal sering curhat soal dia ke kalian."
Kepalanya menggeleng-geleng tak percaya. "Terserah kamu deh."
Aldrin tiba di hadapan kami.
Jangan aneh soal ini.
Aku bahkan tahu seluruh nama teman sekelas Zagi saat kelas tujuh. Apalagi Aldrin, Devon, dan Rayen.
Begitu sosokku ditangkap Aldrin, raut terkejut cowok itu seketika saja mencair. "Faris udah dua hari nggak masuk."
"Aku kan nggak nanya soal itu," kataku, sebal mengapa dia langsung mengetahui niatku datang ke 8K.
Namun cowok itu pun tak menggubris kebohonganku. "Mau jenguk dia?"
Iya.
"Nggak. Mau ngobrol sama kamu dulu."
Balasan tak terdugaku membuat alis Aldrin mengerut. Dia lalu menaikkan jam tangannya. "Bentar lagi masuk." Dia melihat Xiera sekejap. "Lama nggak?"
"Banget."
"Pulangnya aja kalau gitu."
Aku cukup tertegun melihat teman terdekat Zagi ini mengiyakan begitu saja permintaanku. Dia teman yang baik. Aku bersyukur Zagi memilikinya.
Pulangnya, aku meminta Xiera lagi untuk menemaniku. Biarpun aku tidak masalah mengobrol berduaan dengan Aldrin dan yakin perasaan cintaku untuk Zagi tidak akan berpindah, aku memerlukan kedewasaan berpikir Xiera dalam situasi ini. Dia sudah tahu soal aku yang memajang ratusan foto Zagi di apartemenku.
"Aku mau cerita sesuatu," kataku ke Aldrin, "tapi kamu jangan kaget, ya?"
Xiera langsung menabokku. "Gila aja kamu ceritain soal itu ke dia."
Aldrin melihati kami berdua.
"Ya, bagus dong? Biar aku tahu perspektifnya?" Aku membela keputusanku.
Xiera tampak akan mengeluarkan kekesalannya lagi. Tapi dia cuma mengusap mukanya saja.
Pandangannya yang berpaling seolah memberitahuku secara tak langsung untuk melanjutkan pembicaraan. Dia sudah pasrah.
Aku melihat ke Aldrin lagi. "Jangan kaget, ya."
Cowok itu hanya menatapku saja. Lempeng.
"Aku masang ratusan foto Zagi di apartemenku. Dan Zagi udah tahu dan udah lihat sendiri foto-foto itu."
Aldrin yang tidak banyak bicara dan cenderung tidak serius menanggapi masalahku kontan membulatkan mata. "Hah?"
Dia melanggar permintaanku!
Xiera geleng-geleng kepala sambil menunduk.
"Nah," seruku, "kira-kira, Zagi sakit apa gara-gara itu?"
"Kamu tuh ya," Xiera mendahului Aldrin bicara. "Kok kamu kayak yang bangga banget ngelakuin aksi stalker itu sampai diumbar ke temen korban segala."
KAMU SEDANG MEMBACA
i don't have a crush on you. [end]
Ficção Adolescentefaris terkena kutukan i love you.