Gentar itu sabar.Ya, sabar ... untuk [Name].
Bahkan di hari pernikahannya ini dia tetap sabar. Padahal saat ini dia sedang berbagi istri sahnya dengan laki-laki lain.
Gentar sampai berpikir, dia ini benar-benar mempelai laki-lakinya bukan, sih? Kenapa yang berada di samping istrinya bukan dia? Kenapa harus sebuah kardus bergambar yang ada di samping istrinya?
Gentar sabar. Apalagi ketika melihat istrinya dengan gembira memeluk kardus bergambar itu. Harusnya, dia yang berada di situ.
Sekarang ini, dirinya malah seperti tamunya. Bukan mempelai laki-laki. Seolah, mempelai laki-laki nya di sini adalah kardus tinggi bergambar Kambe Daisuke.
Aduh, bahkan Gentar berani jamin, dirinya jauh lebih tampan daripada si kardus itu.
Maaf, disebut kardus karena Gentar sebal.
Tadi, ketika stand Kambe Daisuke ditaruh di atas panggung, Gentar langsung diusir oleh istrinya―dengan alasan ingin berfoto dulu bersama gepeng bau duitnya itu.
Ya sudah, Gentar menjadi suaminya saja sudah bersyukur banget. Delapan tahun itu bukan waktu yang singkat, loh.
"Aduh, gapapa deh. Sesekali aja."
Tapi kalau dipikir lagi, apaan sesekali? Nikah kan memang hanya sekali saja―mana bisa dibiarkan dengan kata 'sesekali'.
"...."
Tak apa, Gentar sangat sabar dalam menghadapi rasa kecemburuannya. Walau memang dulu dia tak bisa mengontrol rasa cemburunya, setidaknya sekarang sudah bisa. Apalagi ke depannya akan ada lebih banyak hal yang membuat dirinya cemburu.
――
"Capek...."
"Hah? Buset, padahal lo ga ngapa-ngapain. Cuma ngeliatin bini lo cium-cium stand."
"Nah itu anjirr, gue cape. Kenapa bukan gue yang dicium? Cape gue liat doi sama gepeng kesayangannya terus."
"Baru nikah, loh."
"Gue ga bakal sanggup kayaknya."
"Terus? Mau cere?"
"Yang bener aja lo, gue baru nikah. Gue bukan lo yang tiba-tiba minta cerai."
Percakapan singkat antara Gentar dan Solar berlangsung setelah acara salam-salaman selesai. Sekarang, para tamu sedang menikmati makanan yang sudah disediakan, dan Solar memilih untuk makan dengan Gentar―penasaran dengan perasaan Gentar tadi yang ditinggal foto sama laki-laki lain.
"Apaansih, sok asik banget. Masalah gue juga udah clear, walau masih gitu dikit, sih. Noh liat, anak gue gajadi broken home."
"Bukan gajadi, sih. Tapi lebih tepatnya mantan broken home."
"Sialan lu."
Gentar melirik ke arah Cahaya yang tadi ditunjuk oleh Solar. Bocah itu nampak baru bisa berdiri dan berjalan. Terlihat dari cara jalannya yang masih kaku dan tak bisa cepat.
"Ganteng juga anak lo, Lar."
"Bapaknya aja ganteng, Gen."
"Muntah gue."
Ingin rasanya Solar menumpahkan sirup marjan yang ada di tangannya ke baju Gentar. Namun, karena Gentar adalah mempelainya, niat itu Solar urungkan.
Tak lama, mata Solar menangkap istri sah Gentar yang terlihat mencari sesuatu. Fokus wanita itu sudah tak pada gepengnya lagi, dia seperti mencari seseorang―dan Solar tebak yang dia cari adalah Gentar.

KAMU SEDANG MEMBACA
wibu; b. gentar [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy Gentar x Reader 𝘎𝘦𝘯𝘢𝘱 𝘥𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘣𝘢𝘬 𝘤𝘳𝘶𝘴𝘩. 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢, 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘴𝘪𝘢-𝘴𝘪𝘢. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢...