after effect

409 80 19
                                    

wow lewat target sampe 21 vote🥺 yaudah sesuai janji aku update lagi ya. seperti biasa,
warning: harsh words, typos.

***

"Coba dong Ran ceritain ke kita gimana hari ini?"

Pertanyaan Gisel via telpon sukses membuat Kiran mengulum senyum, tangannya meremat selimut yang melingkupi kakinya.

"Bisa gila gue Gisel. Enggak peduli deh dia suka sama gue apa enggak tapi gue beneran jatuh cinta sama dia huhuhu."

Tawa menguar keras dari sambungan telpon tersebut. Sepulang dari perjalanan yang ia lakukan dengan Hazmi, Kiran memang langsung menghubungi dua temannya via telepon.

"Waduh diapain lo sama si Hazmi sampe begini?"

Sahut Sierra setelah tawa mereka mereda. Pipi Kiran memerah mengingat apa yang terjadi hari ini.

"Nih jadi tuh tadi-"

Setelah selesai makan-yang setengah mati Kiran lakukan sambil menahan salting- keduanya bersiap untuk pergi.

"Bentar Na, gue ambil pesenan dulu ya," ucap Hazmi yang langsung beranjak ke gerobak sate.

Tidak lama, Hazmi kembali sambil membawa dua bungkusan yang langsung ia serahkan pada Kiran. Kiran menerimanya sambil menatap Hazmi,

"Ih harusnya barengan kan gue janji mau traktir. Berapa totalannya Hazmi? Gue bayar dulu sini."

Ucapan Kiran dijawab geleng Hazmi, "enggak usah. Itu gue traktir."

Kiran terperangah kaget, "eh jangan gitu dong. Ini gue yang ajak lo makan di awal, gue juga yang ngerepotin lo.ke panti, masa ujungnya lo juga yang bayarin makan plus buat orang tua gue?"

Hazmi melambaikan tangannya sambil tersenyum, "ya ampun enggak apa-apa. Gue yang menawarkan diri ikut ke panti, gue juga seneng pas kesana. Itu itung-itung oleh-oleh sekaligus permintaan maaf karena kita main sampai malem."

"Jangan jangan aduh minimal yang dibungkus gue bayar deh," ucap Kiran lagi yang lagi-lagi ditolak Hazmi. Cowok itu malah bergegas jalan keluar duluan, "ayok keburu makin malam," ajak Hazmi yang kemudian membuat Kiran sedikit berlari mengejarnya.

"Jangan gitu Hazmi. Gue enggak enak banget kalo ujungnya lo yang bayar semuanya. Ini kan awalnya guebyang maubtraktir," lanjut Kiran setelah mereka berhenti di depan mobil.

Hazmi menggeleng lalu membuka pintu mobil untuk Kiran, "masuk dulu." Kata laki-laki itu yang dituruti Kiran. Hazmi juga menjulurkan telapak tangannya sedikit didekat atap mobil,  melindungi kepala Kiran supaya tidak terbentur.

Kiran mengulum bibirnya, menyadari apa yang Hazmi lakukan. Serius, cowok ini benar-benar paham cara memperlakukan perempuan dengan love language act of service macam Kiran!

Setelah masuk mobil dan memakai seatbelt, Kiran bersiap untuk membuka suara yang langsung dipotong Hazmi. "Nanti aja, pas udah sampe rumah lo ya. Sekarang kita jalan dulu, takut makin macet."

Kiran langsung menutup mulutnya, menyetujui usulan Hazmi. Sepanjang perjalanan akhirnya hening. Enggak sepenuhnya hening sih karena Hazmi menyetel radio jadi perjalanan mereka enggak hening banget.

Setelah 15 menit, mobil Hazmi akhirnya berhenti di depan pagar rumah Kiran. Kiran kemudian bersiap mengeluarkan dompetnya.

"Gue enggak mau ditolak. Makanan tadi, harganya berapa?"tanya Kiran menuntut. Hazmi menghela nafas,"enggak u-"

"Enggak boleh nolak," potong Kiran, "minimal yang dibungkus deh. Ini buat orang tua gue, lo enggak perlu beliin. Terserah deh yang tadi kita makan tapi yang dibungkus ini, gue maksa buat bayar."

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang