kepikiran

299 68 8
                                    

selamat sabtu ceria. seperti biasa,
warning: harsh words, typos

***

Ini sudah satu bulan sejak Kiran, Hazmi dan kawan-kawan mengunjungi Taman Fantasi bersama-sama. Berarti ini juga sudah satu bulan, Hazmi dan Kiran berhenti bertemu sepulang sekolah. Yah semester ganjil kebetulan juga sudah selesai minggu lalu dan liburan telah dimulai.

Semua terlihat normal seperti semestinya memang. Meskipun liburan, kedua pusat cerita kita tetap sibuk. Kiran yang kembali sibuk dengan berbagai les, persiapan Putri Kartini serta aktivitas modelingnya. Hazmi yang  sibuk dengan latihan futsal untuk persiapan turnamen. Ah Hazmi juga sekarang sibuk mengantar jemput Ais pergi les.

Terlihat sangat normal bukan? Ya tapi jika memperhatikan lebih dalam, ada yang berbeda dari keduanya. Di sisa waktu masuk sekolah, Kiran tidak pernah lagi semangat untuk mengintip kelas IPS 3 ketika olahraga atau senang lewat lapangan tengah setiap senin sore hanya demi melihat anak-anak futsal latihan. Apalagi sekarang liburan, Kiran semakin tidak mencari tahu tentang Hazmi lagi. Tapi sisanya normal, Kiran tetap bersinar sebagaimana Kiran selama ini.

Sedangkan Hazmi, anehnya laki-laki itu justru sebulan ini terlihat gelisah.

"ASTAGA HAZMI KAMU ENGGAK BISA LIAT GAWANG ATAU GIMANA? INI CUMA LATIHAN PENALTI DAN LAGI-LAGI KAMU MELESET? KAMU MAU SAYA TINGGAL BUAT TURNAMEN MINGGU DEPAN?!"

Teriakan sang pelatih membuat Hazmi yang baru saja meleset melakukan tendangan penalti, hanya menggaruk kepalanya. Dirinya benar-benar tidak fokus hari ini.

Alasannya simpel, pikirannya masih melanglang buana ke hari dimana Kiran mengungkapkan perasaannya. Tidak tahu kenapa setelah hari itu, Hazmi justru semakin kepikiran soal Kiran.

"Lo kalau mau pulang duluan bilang aja enak badan. Nanti gue bantuin cover."

Itu Janu yang tiba-tiba menghampirinya saat Hazmi berdiri di pinggir lapangan. Cowok itu menoleh kaget.

"Enggak usah-"

"Udah sana daripada lo enggak fokus terus dan coach Ari makin bete liat lo. Gue deh yang bilang ke coach Ari nya." Ucap Janu pada Hazmi. Laki-aki itu bersiap melangkah menghampiri sang pelatih.

"Eh alesan sakitnya apa njir?"tanya Hazmi bingung.

Janu melirik pergelangan kaki Hazmi, "bilang aja cedera engkel lo kambuh. Jadi dia ngerti kenapa kalo lo enggak nendang lurus dari tadi."

Hazmi mengangguk, ia kemudian membiarkan Janu menghampiri sang pelatih. Beberapa saat kemudian, cowok itu menghampiri Hazmi.

"Ayok cepetan, mumpung pada sibuk mau mini game kita balik." ajak Janu yang secepat kilat menuju tas mereka.

"Lah lo ikut?" tanya Hazmi shock. Ia juga turut merapikan bawaannya bersama Janu. Sosok yang ditanya mengangguk.

"Bilang apa anjir?"

Janu memberi kode dengan tatapan matanya, meminta Hazmi diam dan bergegas. Hazmi yang paham lirikan itu segera menutup mulutnya dan secepatnya merapikan bawaannya.

"Pamit dulu ayok," ajak Janu yang diangguki Hazmi.

"Hazmi ini pertama dan terakhir kalinya ya saya izinin kamu buat pulang duluan. Kalo bukan karena engkel kamu kambuh, kamu udah saya hukum lari supaya fokus. Sehatin engkel kamu, kalo perlu ke rumah sakit supaya recoverynya cepet. Minggu depan kita mulai kompetisi soalnya."

Hazmi mengangguk mendengar ucapan sang pelatih. Selanjutnya sang pelatih mengalihkan pandangan ke Janu.

"Janu saya kasih kamu izin karena kamu bilang Hazmi sendirian di rumah enggak ada yang jagain. Tolong dijaga baik-baik anggota kamu ini, pastiin dia untuk berobat dan recovery dengan betul. Jangan sampai ada yang cedera, tanggung jawab kamu sebagai kapten ngejaga anggotanya."

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang