think about you

362 82 19
                                    

maaf di unpublish ada potongan chapter yang ilang😭😭😭. seperti biasa,
warning: harsh words, typos

***

Menurut Hazmi, dirinya sedang mengalami fase aneh. Serius. Ah sedikit flashback, kado Hazmi atas usulan Kiran diterima dengan amat bahagia oleh Ais. Tapi respon keluarganya terhadap dengan siapa Hazmi mencari kado sih yang bikin kepikiran.

"Wow abang ngasih Ais parfum. Hebat banget bisa nebak dengan bener."

Hazmi tersenyum bangga mendengar pujian Ais. "Yoi, apa sih yang abang enggak tau soal Ais?"

Ais mencibir, "halah awalnya juga ngadu sama Bunda curhat gatau mau ngadoin Ais apa yeuu. Ngaku aja deh ini dibantu siapa beli ginian?"

Hazmi menelan ludah agak panik. Tatapan penasaran ditujukan pada dirinya oleh Ayah, Bunda, Ais bahkan termasuk Bani.

"Waduh sama siapa ini bang milih kadonya?" tanya Ayah menggoda.

Hazmi mendesah, "sama temen Yaaah."

"Wah temen siapa tuh? Tumben enggak ada yang pamit ke Bunda bilang mau pergi nyari kado."

"Yaaa masa cari kado bilang-bilang sih Bun," ucap Hazmi masih berusaha menutupi.

"Enggak mungkin A' Nopal soalnya dia pasti ngomong abang beli kado apa, ini dia malah nanya abang ngasih apa soalnya katanya mau adu-aduan kado paling bagus. Bukan Mas Janu juga soalnya dia enggak beli kado cuma ngasih uang," jelas Ais panjang lebar.

Mata Hazmi memicing, "kalo Raihan?" tanyanya penuh rasa curiga. Ais sempat gugup sejenak sebelum berdeham dan menjawab,

"Bukan Kak Raihan juga soalnya dia bilang dia beli sendiri kok kadonya." Ais lalu balas menatap Hazmi judes, Apa? Abang kenapa masang muka curiga gitu?"

Hazmi menggeleng, "enggak cuma nanya aja."

Ais berdecih pelan, "mending jujur sama siapa ini belinya? Parfum kan section cewek, abang ogah banget nemenin ke section cewek dan mana paham juga sama aroma parfum." selidik Ais penuh curiga.

Hazmi berdehem, "kepo aja sih. Udah bagus dibeliin kado juga." Masih berusaha berkilah dari tuduhan Ais.

Ais masih menatap Hazmi tajam. Ia memindai abangnya dengan serius lalu menyeringai, "ngaku deh bang ini ceweknya temen apa 'temen'?" Ais menekankan kata temen dengan nada yang berbeda membuat Hazmi berdeham tidak nyaman.

"sok tau banget cewek dih," jawab Hazmi.

Ais mengangguk sombong, "jelaaas. Temen abang cowok semua ya Ais tau semua," Ais lalu menyeringai menggoda abangnya, "jujur deh ini temen apa pedekate-an abang?"

Hazmi berdecak dengan ekspresi lelah, "astagaaaa temen doang."

Ayah dan Bundanya tertawa mendengar jawaban Hazmi. Hazmi yang jadi bulan-bulanan hanya bisa mendesah pasrah.

"Kayaknya Bunda tau deh temen yang mana ini," sahut Bunda tiba-tiba. Membuat Hazmi seketika melotot, menatap bundanya bingung.

"Hah? Tau apaan coba?" ujar Hazmi tidak percaya. 

"Si temen ini, " Bunda menjeda ucapannya lalu menatap Hazmi jahil, "yang itu tuuuuh yang waktu itu diajak ketemu siang-siang ya?" tanya Bunda pada Hazmi, laki-laki itu membelalakkan matanya kaget sedangkan Bundnaya tertawa mengetahui tebakannya benar.

"Wah udah udah deket lama dong? Bawa kesini dong Bang ayah sama Bunda juga mau kenalan." Ayah menambah godaan pada si sulung.

Sedangkan Hazmi mendesah lelah. Enggak membantah, toh dugaan bundanya benar. Ia hanya bisa menerima tatapan menggoda dari seluruh anggota keluarganya.

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang