tawaran diterima!

503 84 16
                                    

y'all streams Broken Melodies now! the best song of the year.
seperti biasa,
warning: harsh words, typos

***

Kiran hampir gila.

Enggak secara literal gila sih tapi tetap saja, Kiran hampir gila. Efek mengajak Hazmi benar-benar membuat adrenalin mengalir deras dan kewarasannya tidak stabil. Satu momen ia tersenyum, satu momen ia mengacak rambutnya, momen yang lain ia panik, dan momen yang lain lagi ia berdebar salting. Benar-benar fase yang amat tidak wajar terjadi pada Kiran.

Kiran bahkan yakin kalau Sierra dan Gisel melihat apa yang terjadi pada dirinya, mereka pasti terperangah tidak percaya. Apa yang Kiran lakukan saat ini benar-benar diluar karakter biasanya Kiran. Jatuh cinta benar-benat membuat orang berubah.

"Gue terlalu agresif enggak ya ngajak mereka begitu?" gumam Kiran khawatir.

Tindakan nekatnya mengajak Hazmi pergi tadi sore terus membuat Kiran kepikiran. Maklum, ini pertama kali buat Kiran mengajak laki-laki keluar duluan. Biasanya, ia lebih sering menerima ajakan 'kencan' semacam ini.

"Ah enggak apa-apa. Ini cuma ucapan makasih ya sambil mengenal dikit, enggak aneh gapapa."

Kiran berusaha menenangkan diri, namun sedetik kemudian raut panik kembali muncul.

"Ihhh tapi aneh banget enggak sih, enggak akrab, jarang ngobrol atau papasan terus tiba-tiba ngajak makan bareng huhu ilfeel enggak ya dia?"

Dengan gugup, Kiran menggigiti kukunya. Ini pengalaman pertama Kiran make a move dengan orang yang ia sukai. Jadi rasa khawatir benar-benar memenuhi benak Kiran.

"Lo enggak perlu pikirin reaksi orang yang lo suka atas ajakan lo. Ketika lo udah ngajak, apapun jawabannya terserah yang bersangkutan. Selama lo baik-baik ngajaknya, menurut gue enggak masalah. Lagian kalo lo baik harusnya dia juga enggak punya alasan buat nolak lo kan? Ya kecuali dia punya pacar sih. Ya minimal ngasih respon baiklah, mau atau enggaknya urusan dia."

"Bener kata Gisel. Lo udah ajak dan selama secara baik dan enggak maksa menurut gue oke aja. Lagian ya Ran, zaman udah modern tau, enggak aneh lagi kali kalo cewek make a move duluan. Emansipasi cuy, kita banggakan Ibu kita Kartini."

Nasihat yang diberikan Gisel dan Sierra setelah ia bercerita soal ajakan yang ia lakukan untuk Hazmi kembali berputar di kepala Kiran. Perempuan itu menghela nafas panjang lalu menanggukkan kepalanya, berusaha meyakinkan diri.

"Enggak apa-apa Ran. Lo hebat berani berinisiatif. Kata Sierra harus membanggakan Ibu Kartini. Buktikan gelar Putri Kartini lo bukan sekdar gelar. Gapapa lo ga perlu mikirin jawaban Hazmi, yang penting lo udah nawarin," gumam Kiran sambil memejamkan matanya. Ia mengulas senyum tipis, merasa tenang.

Tapi ekspresi itu hanya bertahan beberapa detik sebelum berganti ringisan, "bentar sebenernya Hazmi udah nolak tapi gue maksa dia buat mikir lagi kan? Haduuuuuu."

Dan sisa sepanjang malam itu hanya Kiran habiskan dengan menyesali dirinya yang memaksakan Hazmi.

*
"Gituuu sel, gue enggak terlalu maksa kan? Duh gue takut enggak nyaman deh dia. Mana gue sok inisiatif nyapa di di kantin sampe kesedek gitu pula."

Kiran berkeluh kesah pada Gisel saat mereka berdua mendapat tugas menjaga pintu gerbang sekolah pagi ini. Kejadian menyapa Hazmi di kantin memang ketika Gisel tidak masuk karena sakit.

"Lo khawatir tapi tetep nyapa dia gimana ceritanya coba? Minimal ngumpet malu lah kali aja dia berubah ilfeel."

Respon Gisel sambil menyapa para siswa SMA NEO Cultural dan mengecek atribut para siswa.

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang