Mittsu{3}

260 62 25
                                    

Chapter 3 ya dear

Semoga suka

Meski kalian sudah pernah baca chapter ini di book wansutnya, semoga masih berkenan memberi vote dan komen kalian sebagai masukan untuk saya

Love u all

Let's play with fire

🐻🐰

Hari ini raut wajah Jungkook terlihat sumringah sekali. Alasannya adalah karena hari ini untuk pertama kalinya ia di beri ijin keluar mansion. Setelah sekian lama dirinya hanya berputar didalam mansion luar biasa besar layaknya kastil istana mewah. Dan yang lebih menyenangkan lagi adalah pemilik-nya yang mengajaknya keluar. Kim Taehyung bilang akan membawanya meeting sekalian memperkenalkan pada seseorang.

"Sudah siap Chagiya?"

Jungkook sontak berbalik dan tersenyum lebar seraya mengangguk mendengar pertanyaan barusan. Jungkook berdiri didepan cermin dan sudah siap untuk melakukan petualangan pertamanya

"Usagi sudah siap Kkaka!" Sahutnya sembari memekik girang. Taehyung tersenyum, meraih pinggang ramping lantas menariknya lembut. Merunduk demi menemukan bilah tipis Jungkook dan mengecupnya singkat

"Pintar sekali Usagi kecilku ini." Ujar Taehyung sembari menggusak lembut Surai kelam milik Jungkook. "Ayo. Jangan sampai paman Park mengomel karena kelamaan menunggu."

Jungkook tergelak lantas mengangguk cepat. Keduanya berjalan beriringan keluar kamar tentu saja dengan Taehyung yang setia memeluk pinggang Usagi kecilnya



Tuan Jeon tengah sibuk memeriksa beberapa berkas diatas meja di temani Woo shik yang selalu setia mendampingi dirinya.

"Hari ini sangat melelahkan Choi, bisakah aku pulang lebih awal?" Kalimat tersebut tuan Jeon ucapkan dengan Hela nafas panjang menandakan dirinya memang lelah.

Woo shik yang tengah sibuk merapikan beberapa berkas diatas meja pun mendongak menatap bosnya sedikit lama. "Hari ini tuan ada janji makan siang dengan CEO GEC di Jinny's cafe." Balas Woo shik tanpa melihat mata bosnya, Woo shik tahu ekspresi apa yang tengah bos nya tunjukkan sekarang dan ia tidak mau melihatnya

"Bajingan itu." Tuan Jeon mengetatkan rahangnya. "Seharusnya aku membunuhnya sekalian, sial!" Geram tuan Jeon seraya mengepalkan tangannya

Woo shik sebagai sekertaris sekaligus orang yang paling di percaya oleh pria itu hanya diam menatap. Woo shik tak perlu merespon apapun dan pura pura tak tahu apapun meski ia sudah tahu banyak dari nyonya Jeon sendiri.

Dan dari cerita nyonya Jeon, Woo shik belum bisa menyimpulkan siapa yang salah. Akan tetapi Woo shik cukup paham bagaimana watak tuannya itu mengingat 15 tahun ia sudah mengikuti pria itu. Dan selama itu pula Woo shik tahu bagaimana sikap dan sifat tuan Jeon yang memang terkesan arogan.

"Anda mau saya membatalkan saja?" Tanya Woo shik hati hati dan di alas gelengan cepat oleh tuan Jeon

"Tidak! Kalau aku melakukannya bajingan itu akan berpikir aku takut padanya." Ucap tuan Jeon dengan raut dingin. "Bagaimana saham kita apa ada peningkatan? Apa kau sudah lakukan yang ku perintahkan?" Tuan Jeon menatap penuh selidik

"Tidak ada tuan. Saya sudah melakukan sesuai perintah anda akan tetapi tidak ada satupun dari rekan bisnis kita yang mau membantu kita." Terang Woo shik seraya menunjukkan gadget dimana terdapat list nama nama perusahaan yang harus ia datangi beberapa hari terakhir.

"Bajingan itu benar benar kurang ajar." Tuan Jeon menggeram marah

"Sepertinya tuan Kim sudah mengultimatum seluruh perusahaan untuk tidak membantu anda tuan Jeon."

The Kidnaper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang