Part 21. Sticky Note pink

129 24 27
                                    

*21.

●●● A / n. Isi part ini random tanpa fanatisme keyakinan tertentu. Karena dengan latar yang dekat  keseharian kami. Untuk yang memiliki fanatisme tertentu bijaklah dalam menyikapi.

●●● Diselipi sedikit pengetahuan tentang imbas efek pola asuh,  tentang parentifikasi ( proses pembalikan peran ). Pathologycal family.

Tidak bermaksud merendahkan atau meremehkan apapun dan siapapun. Murni untuk berbagi pengetahuan.


Singapore,

Arkha Bamantara

Menatap bidadari Syurgaku bersama buah hati kami adalah hal terindah dalam hidupku. Amazing, ketika ada sebuah tangan mungil menggenggam jemari kami. Dan benar-benar luar biasa melihat sepasang kaki mungil lincah bergerak. 

Menggerakkan kaki dan tangan adalah awal dari eksplorasinya. Kemampuan fisik atau motorik halus koordinasi mata dan tangan pun harus dilatih sejak dini. Dengan bermain tangan dan kaki kemampuan kognitifnya ikut terasah. Itulah sebabnya kami membiarkannya bergerak bebas.

Inilah buah cinta kami, Arkha kecil. Aku tertawa geli saat menyadari bahwa sekarang aku punya saingan untuk berebut perhatian istriku. Aku tidak dapat lagi tidur dengan nyaman menikmati pijatan istriku. Kini aku harus rela menerima sisa-sisa waktunya. Sebagai wanita karier, ibu rumah tangga, dan juga penulis lepas yang mengisi beberapa web berbasis pendidikan. terutama tulisan dengan tema psikologi. Tapi sangat indah, ketika kita 'dikalahkan'putra tercinta sendiri.

"Kak ... tega amat sih," protes Arini saat aku menggoda Arkha kecil dengan cara menarik puting susu yang ia hisap. Aku senang dan tertawa saat mendengar rengekan manjanya, dan kaki mungilnya yang aktif bergerak-gerak. Seoalah protes 'jangan gangggu'. Sambil kebingungan mencari puting susunya lagi. Sebelum dibantu ibundanya.

"Dia udah ngerti ya, Dek?" tanyaku dengan senyum, kepalaku bersandar di bahu Arini istriku, mataku menatap damai buah cinta kami yang asyik menetek. 

"Kayaknya enak banget ya?" gumanku dengan senyum. Padahal ASI hanya terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat antibodi dan enzim. meski sarat nutrisi tapi rasa ASI kata Arini seperti susu biasa, tetapi ada ciri khasnya.

"Rasanya mirip susu almond, Sayang," jelas Arini saat itu dengan senyum. Seperti susu almond ya? Berarti enak banget bagi yang suka. "tapi lebih manis." lanjut Arini saat itu dengan senyum, sambil mengelus-elus kepala Arkha kecil. Dan aku selalu menikmati saat-saat terindah dalam hidupku itu. Menyaksikan anakku menikmati quality time dengan ibundanya. Ini adalah salah satu wujud love language.

Sebagai seseorang yang paham tentang psikologi ia tahu bahwa bahasa cinta, mengelus kepala bisa menambah materi abu-abu / korteks serebral ( pengontrol gerakan, ingatan dan emosi ) pada otak. Dan itu cukup menambah kuota cinta dalam diri Arkha kecil. Agar kelak jika ia dewasa tak butuh validasi apapun untuk mengakui keberadaannya.

Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putra tercinta kami. Bertumbuh penuh cinta kasih, meski waktu kami bersama sangat terbatas. Tapi cinta dan perhatian kami tanpa batas.

"Udah ada susu almond dan kue dhokla dari Pradmavasa, Sayang. Mau sarapan pakai itu atau menu yang lain?" Arini menawarkan apa yang ada. Kue dhokla adalah kue tradisional India mirip spons, berwarna kuning dan berpori. Cara membuatnya dikukus dan tanpa telor, tanpa susu. Rasanya unik, karena terbuat dari kacang Arab, sekilas seperti tahu Sumedang, lembut tapi tidak kenyal, gurih di bagian kulitnya, ada manisnya juga. Dengan sedikit rasa ketumbar.  Jadi cocok untuk vegetarian seperti Pradmavasa, dia adalah salah satu pegawai di toko bunga istriku. 

ⓂⒺⓃⒹⒶⓀⒾ ⓀⒶⓀⒾ ⓁⒶⓃⒼⒾⓉ ②Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang