36 ❥ meet grandchildren

12.8K 945 87
                                    

Pokoknya hidup saja sehidup-hidupnya

|||ຈ⁠ل͜⁠ຈ|||

Baru tiga hari Ega di rawat di hospital milik sang billionare, dia belom dibolehin pulang. Dan pagi ini Ega tengah menyiapkan diri untuk bertemu dengan mertuanya.

Ya, siang nanti keluarganya Vincent akan datang menjenguk, melihat atau lebih tepatnya menyabut Erland&Elvan.

Suaminya sudah memberitahu kan berita yang bahagia ini pada ayahnya as Tn.Marcello bahwa cucu yang diinginkan tersebut telah terlahir dengan selamat di dunia oren.

...

Masih belom bisa banyak gerak, Ega amat lelah berbaring di ranjang. Luka bagian bawah dan perutnya amat menyiksa karena obat penghilang rasa sakit itu udah ilang.

Ega berpikir, kalo ini yang terakhir kali, ga mau mengulangi keadaan yang sama untuk ke dua kalinya. Dua anak aja udah cukup. Fiks Ega ga pengen hamil lagi!

Apa iya?

Suara ringisan terdengar dari mulut pemuda yang udah jadi papi itu, ketika dia ngerasa darah nifasnya harus perlu di ganti, dan juga Ega pengen pipis.

Nyoba bangun pelan-pelan ga berani pegang perut, masih ngilu. Matanya terpejam ketika udah berhasil mendudukkan diri di tepian bed RS.

Buang dan ngambil nafas perlahan Ega mencoba bangkit sendiri. Jika dia masih terus meminta bantuan suami dan perawat saat mau ke kamar mandi, kapan dia bisa cepat sembuh. Ega ga mau ngerepotin, dulu dia udah biasa mandiri.

Kedua bayi kembarnya ada di samping, sedang tertidur sebab para perawat telah selesai memberikan tadi susu.

Saat kakinya udah menapak di lantai, tubuhnya Ega bergetar dan hampir kehilangan keseimbangan. Tangannya langsung berpegangan pada tiang infusnya, sedikit rusuh.

Ega cepet-cepet melirik pada kinderjoy, ralat baby doubel E, memastikan kalo debay nya masih pulas.

Dia senyum, masih ga percaya kalo dua bayi itu udah keluar dari perut! Masih merah, kecil dan terlihat ga berdaya.

Tapi ini kenyataan, Ega benar-benar merasa tersentuh, dia menatap sedikit khawatir pada si twins sebab akan meninggalkannya sebentar.

Lalu tak lama semangat nya bertambah, ga ingin putus asa. "Gue bisa, gue ga selemah itu.." gumamnya dan mulai melangkah sedikit demi sedikit.

"Anjirr perih banget, ahh.."

Meskipun sakit, Ega tetap berjalan pelan ke kamar mandi yang jaraknya cukup jauh, 15 meter, untuk menyelesaikan urusan itu.

.
.
.

Pintu ruang rawat inap vvip terbuka menampilkan empat orang terpandang di kota New York itu, Tn Marcello, Ny.Charless, Zack, dan tentunya Vincent yang berdiri paling depan, matanya melebar kala melihat suaminya alias Ega yang sedang kesusahan untuk naik ke ranjang lagi.

Dengan terburu Vincent melangkah membantu Ega yang sedikit kaget ketika menyadari kedatangan nya.

"Sayang, kenapa kamu bisa seperti ini?kamu ingin ke kamar mandi huh?!"

"Ah mas Vin, Ega baru aja beres dari kamar man-"

"Sendiri?! Tidak di bantu? Oh astaga bagaimana bisa kamu melakukan itu hei, bekas jahitan mu belum kering, jika kamu membutuhkan sesuatu sudah aku katakan panggil saja perawat asal jangan dengan dokter itu! ketika aku tidak ada. Kenapa kamu tidak mendengarkan? Jika kamu jatuh bagaimana? Atau kalau kamu tidak enak, kamu harus menelepon ku bisa bukan??"

B.A.B [MXB] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang