A Part Life of Kim Taehyung

613 76 6
                                    

Musim gugur saat ini sepertinya datang lebih lambat dari pada waktu yang diperkirakan oleh para ahli, banyak bunga dan dedaunan yang menjatuhkan dirinya ke tanah pada bulan Oktober. Tidak seperti bulan lalu yang datang lebih cepat, sepertinya musim dingin yang tahun ini juga akan datang lebih lama dari perkiraan.

Jimin memandangi dedaunan yang jatuh dari atas pohon sambil duduk di bangku depan kelas Taehyung. Kedua kaki pendeknya terayun ke depan dan kebelakang berulang kali untuk mengusir kebosanan.

"Jimin ayok, aku sudah selesai nih"

Melihat sepupunya yang sudah keluar kelas dengan tiga tas besar dipunggung dan juga dua tas jinjing ditangannya membuat Jimin mendengus sebal.

"Punya siapa lagi itu?" 

"Punya temanku Jimin, aku hanya perlu membawanya sampai lobi dasar kok"

"Gak usah dibawa!" Jimin berdiri lalu menarik paksa tas yang ada dipunggung dan tangan Taehyung. Tentu itu bukan tas milik sepupunya ini. "Taruh sini aja, biar mereka ambil sendiri nanti!" 

Jimin lalu menarik tangan Taehyung untuk pulang, tapi anak itu menolak dan malah memunguti kembali tas teman-temannya  yang dititipkan padanya.

"Aku bawa ini gakpapa kok, lagian kan satu arah juga"

Jimin tak mengatakan apapun lagi, dia pergi berjalan begitu saja meninggalkan Taehyung, dan dia juga tak mengatakan apapun.

"Jimin, tunggu dong"

Sesampainya di lobi utama sekolah, Jimin masih harus menunggu Taehyung memberikan tas itu kembali pada pemiliknya. Ini aktivitas Taehyung sebelum dan sesudah kegiatan sekolah, anak itu menjadi pesuruh di kelasnya karena sikapnya yang terlalu baik. Ya! Terlalu baik, begitu Jimin menganggapnya.

Jimin berada dikelas yang berbeda dengan Taehyung, jadi dia tidak bisa terus-terusan membela Taehyung. 

Taehyung sendiri sepertinya juga tak ambil pusing dengan sikap teman-temannya. Dia bersikap biasa saja seolah apa yang dilakukan temannya adalah hal wajar.

"Hei Park Jimin! Kau akan mengundang kami ke acara ulang tahunmu kan?" salah satu dari anak itu bertanya pada Jimin, Lee Juryeol.

"Tidak! Aku tidak akan mengundang anak-anak pembuat onar seperti kalian" 

"Heyy kami ini juga teman Taehyung, jadi kau wajib mengundang kami. Benarkan Kim Taehyung?"

Taehyung mengangguk, bibirnya tersenyum tulus kepada teman sekelasnya itu. "Mereka kan juga kenal kamu Jimin, jadi undang saja ya"

Jimin menatap Taehyung tak suka. DIa ingin mengatakan sesuatu yang kasar, tapi tak mungkin jika didepan sepupunya ini. Bisa diadukan eommanya nanti.

"Huh terserah kau lauh" 

"Oke, kami akan datang Park Jimin. Terimakasih Taehyung", balas Ahn Jaewook.

Jimin hanya menatap tak suka keempat anak itu, dia lalu pergi meninggalkan mereka tanpa mengucapkan apapun diikuti oleh Taehyung dibelakangnya.

"Jimin-ah, kau marah padaku ya?" Taehyung  terus bertanya hal yang sama sejak mereka ada di dalam mobil.  

"Tidak"

"Mananya yang tidak? Kau benar marah padaku!" Taehyung merenggut kesal, dia mencolek bahu ayahnya beberapa kali. "Papa lihat, Jimin marah lagi dengan Tae!" 

Hyunbin menggeleng keheranan melihat kedua anak laki-laki berumur 11 tahun ini. Hampir setiap hari selalu bertengkar, tapi jika tak bertemu sehari saja sudah saling mencari. 

"Papa, jangan geleng-geleng aja. Lihat Jimin marah dengan Tae" keluh Taehyung sekali lagi.

"Paman! Tadi Taehyung disuruh-suruh bawa tas lagi sama anak-anak nakal itu. Jimin marah karena Tae tak mendengarkan Jimin. Jadi gakpapa kan paman?" 

CRAZY ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang