15

658 85 1
                                    

Langit-langit ruangan yang tadinya berwarna putih polos, kini telah kotor penuh dengan coretan dan tempelan sticker benda luar angkasa, sticker hewan dan yang paling parah adalah origami bangau yang diikat lalu digantung di langit-langit kamar.

Pemadangan yang ramai sekali saat Taehyung membuka mata di pagi ini. Masih sadar betul dimana ia saat ini. Dia bukan di kamarnya, bukan dirumahnya, ini masih di rumah sakit, atau mungkin rumah sakit jiwa? Perihal itu, Taehyung sendiri masih ragu dimana dia berada saat ini. Kemarin kamar yang dia tempat masih bersih, putih, polos. Sedangkan saat ini, ia tak mampu mengatakan apapun melihat pemadangan dihadapannya.

"Taehyungie, bangun ini sudah pagi?" Jimin masuk begitu saja, dia belum sempat melihat Taehyung yang kebingungan di ranjang pesakitannya. "Oh kau sudah bangun?"

Taehyung menatap Jimin tak suka, ia ingat saat dirinya meminta belas kasihan pada Jimin agar membantu mengakhiri semua penderitaannya, namun yang dilakukan sepupunya itu justru membuat Taehyung marah.

Dia pergi meninggalkan Taehyung, lalu kembali lagi dengan dokter dan kedua orang tuanya yang sesungguhnya tak ingin Taehyung temui.

"Jangan marah padaku okay? Aku terpaksa melakukan itu, aku tak ingin kehilanganmu"

"Apa mereka melakukan hipnoterapi?" Taehyung bertanya tanpa memandang Jimin sama sekali.

*( Hipnoterapi adalah metode tambahan yang memanfaatkan hipnosis untuk membantu mengobati gejala atau kondisi kesehatan tertentu )*

"Aku tidak tahu, aku baru kembali lagi kesini setelah beberapa hari. Aku-"

"Jangan membohongiku Park Jimin! Kau tak akan tega meninggalkan ku di kamar ini sendirian"  Taehyung lalu mencoba untuk bangun, dan duduk menghadap Jimin. "Jimin-ah? Mereka melakukan hipnoterapi bukan?"

Jimin terdiam cukup lama, bingung ingin menjawab apa. "Aku minta maaf, aku sudah mencoba menghentikan paman dan bibi. Aku sudah mencoba mengatakan pada mereka, aku-"

"Tapi mereka tetap melakukannya!" Taehyung lagi-lagi menghentikan ucapan Jimin. Hazel coklat muda itu menatap Jimin dengan garang  "Mereka tetap melakukannya bukan?!"

"Mereka tetap melakukannya Park Jimin!!"

"Taehyung-ah" Jimin mencoba menenangkan Taehyung yang terlihat sudah akan mengamuk dengan kedua tangannya mencengkram erat pinggiran ranjang.

"MEREKA TETAP MELAKUKANNYA!" 

Jimin mencoba menepis bantal yang dilempar oleh Taehyung, lalu membuangnya asal.

"MEREKA TETAP MELAKUKANNYA!"

"MEREKA TETAP MELAKUKANNYA!"

Jimin kembali mencoba menangkan Taehyung, anak itu turun dari ranjang, berjalan mundur sambil berteriak, kedua tangannya menepis benda-benda yang menghalangi langkahnya. Dia tersudut di pojok ruangan lalu duduk disana, selimut yang sempat dia tarik dari ranjang dia gunakan untuk menutupi dirinya sendiri.

"MEREKA DATANG! MEREKA DATANG! Akhhhh"

"Taehyung-ahh, kumohon tenanglah"

Jimin mendekati Taehyung, mencoba untuk menyentuh tubuh yang tertutup selimut itu.

"Taehyung? Kim Taehyung" Ujung jari Jimin hampir saja menyentuh gundukan selimut itu, namun tiba-tiba Taehyung membuka selimutnya lalu menggengam tangan Jimin terlampau kuat.

"Jimin-ah? Jeon Jeongguk?" 

Jimin memandang Taehyung keheranan.

"Jeon Jeongguk! Jeon Jeongguk!"

Jimin berusaha keras memahami apa yang Taehyung maksud, Jeon Jeongguk si bintang sekolah itu. Apa Taehyung ingin menemuinya?

Mulut Jimin menganga seketika. Dia ingat, dia tahu apa yang dimaksud Taehyung. Jeongguk pantas saja nama itu familiar di telinga Jimin. Bukan karena dia bintang sekolah tapi karena anak itu dulu yang pernah menolong Taehyung pasa saat sekolah dsar dulu.

CRAZY ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang