20

589 60 19
                                    

Sekembalinya Jeongguk setelah dua minggu lamanya membuat sikapnya sedikit berbeda, Taehyung merasa Jeongguk menjadi sedikit pendiam. Semakin cuek dengan keadaan sekitar dan mudah melamun. Atau mungkin pikirannya memang sedang tak berada bersama raganya.

"Taehyung-ah, maaf ya membuatmu terkejut tadi?" -Mingyu

Taehyung tersenyum tulus pada Mingyu, padahal sudah berulang kali Mingyu meminta maaf dan Taehyung judah kesekain kalinya juga mengatakan 'tak apa', tapi Mingyu masih terus mengucapkan kata maaf. Apa Mingyu merasa diamnya Jeongguk karena ulahnya.

Suasana kembali canggung, semuanya terdiam terlalu enggan untuk berbicara melihat kondisi Jeongguk yang layaknya patung pajangan. Hingga tak berapa desahan nafas yang terdengar sangat berat mencuri perhatian mereka.

"Udah Gguk?" - Eunwoo.

"Apanya?"

"Cosplay jadi patungnya" Eunwoo menjawab sama datarnya dengan Jeongguk. "Udahan nih?"

Memberikan tatapan tak suka, Jeongguk lalu beranjak dari tempat duduknya setelah melihat tiga sahabat Taehyung datang membawa makanan dan minuman. "Aku kembali ke kelas ya Tae, nikmati makananmu. Nanti aku hubungi lagi" 

Jeongguk mengusap puncuk rambut Taehyung pelan, lalu pergi meninggalkan Taehyung diikuti oleh kelima sahabatnya.

Kembali ke Taehyung dan Jimin sekarang, mereka kembali menjalankan rutinitas wajib mereka selama beberapa hari ini. Apalagi jika bukan mengosok, menyikat dan mengepel seluruh ruangan kamar mandi guru.

Jimin sampai terheran-heran dengan apa yang para guru itu makan, setiap hari mereka membersihkan kamar mandi ini tapi tetap saja bau dan astaga jika kalian ingin tau hampir setiap hari Jimin dan Taehyung menemukan harta karun di lubang pembuangan akhir itu.

Taehyung bahkan hampir menangis setiap kali melihatnya. Seperti saat ini, lagi dan lagi.

"Jiminaaaa, huwaaa ada lagi dong ada lagi" kedua mata besar beda kelopak itu berair. Dia keluar dari bilik toilet dengan masih memegang sikat wc kencang sekali.

"Jiminaaaa" Taehyung kembali merengek. Jimin sebenarnya ingin tertawa, tapi melihat Taehyung yang benar-benar menangis seperti itu membuatnya tak tega juga.

"Biar aku yang bersihkan klosetnya, kau sikat saja lantainya" Dan inilah jawaban Jimin hampir setiap harinya.

Hukuman mereka kurang tiga hari lagi, tapi entah kenapa rasanya sangat lama sekali. Taehyung dan Jimin benar-benar sudah muak dengan semua ini.

"Apa yang kalian lakukan?"

Suara berat itu? Taehyung buru-buru menengok, melihat kearah sumber suara.

"JEONGGUK?!" Teriaknya senang. Jimin melihat dengan tatapan kecurigaan akan tingkah Taehyung selanjutnya. Apa dia akan mengadu?

"Apa yang kau lakukan?" Dia sekali lagi bertanya. Kali ini suaranya terdengar lebih serius dengan mata yang menyorot tajam ke arah Taehyung.

"Kami diberi hukuman -"

"Siapa?"

"Guru Sejarah Korea" Taehyung menjawab dengan polosnya, dia bahkan tersenyum setelah mengatakan itu. 

Dia mengatakan dengan jelas guru yang menghukumnya agar dapat balasan dari Jeongguk. Si pemilik sekolah sebenarnya.

"Benarkah?" Jeongguk balik bertanya. "Kalau begitu kembali lanjutkan!"

Taehyung dan Jimin sama-sama tercengang, mereka kira Jeongguk akan menyuruh mereka untuk berhenti melakukan kegiatan amal ini. Tapi realita sungguh menampar kedua saudara sepupu ini.

CRAZY ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang