"Lo terlalu gila untuk ide ini!!"
"Gak ada pilihan lain Ra, Plis lah ini cuma nikah bohongan!!"
Nora sibuk memikirkan rencana untuk kabur dari pernikahan ini sembari menenteng gaun pernikahannya.
"Denger ya pak Arkan yang terhormat! Di hidup gue cuma mau tenang, damai gak ada pengganggu. Gue bahkan udah merencakan hidup gue lima tahun kedepan untuk menikah dengan orang yang gue cinta. Tapi lo---" Nora yang sudah putus asa dengan keadaan nya kini sudah tidak berkata-kata lagi.
Gedung pernikahan sudah di pesan tiga hari lebih cepat dari dugaan mereka berdua, Oma Arkan pun juga tiba-tiba menyuruh mereka datang ke gedung dan membuat mereka menikah hari ini.
"Cuma enam bulan, gue janji! Gue ini gak kayak laki-laki lain. Setelah itu Lo terserah!"
"Ha?? Gak kayak laki-laki lain??? Dengar ya stupid! Laki-laki lain gak mungkin ngajak nikah orang yang gak ia kenal!" Nora semakin meradang dan emosinya tidak terkontrol.
TOK TOK TOK....
"Sttttt!!!" Bisik Arkan menenangkan Nora.
"Lo boleh mengajukan syarat apapun selama itu menguntungkan elo! Lo gak perlu mikirin gue selama Lo gak melarang pertemuan antara gue dan Laura."
Dengan mata tajam di tambah riasan yang membuat Nora terlihat lebih cantik dan elegan hari ini, Nora berjanji dan memastikan dirinya agar baik-baik saja. Ia memegang dan mengingat setiap janji yang Arkan lontarkan. Ia tidak percaya dengan siapapun selama tidak ada untungnya bagi Nora.
"Ayo kedepan, udah di tunggu Oma." Ucapnya lirih meninggalkan Arkan.
Tiba-tiba tangan Arkan meraih tangan kecil Nora dan mengaitkan di tangan Arkan, "Biar gak di kira bohongan, kita harus menipu semua orang."
Dengan bunga mawar putih di tangan sebelah kiri Nora, ia mulai menyunggingkan senyum palsu dan ia eratkan pegangan tangannya ke calon suaminya itu.
"Jangan pernah sentuh gue tanpa izin dari gue, saat di rumah Lo kita tetap satu kamar."Berjalan menyusuri altar pernikahan Arkan sedikit terkejut, "Syarat dari Lo?" Dari sekian banyaknya wanita yang ia temui hanya meminta uang dari Arkan, berbeda dengan Nora.
Dengan tubuh Arkan yang atletis dan sangat sexy, tampan, kaya, siapa yang tidak menginginkan semua itu darinya."Yang pertama bisa gue pahami, tapi yang ke dua?" Tanya nya lirih sambil sesekali tersenyum kepada tamu undangan yang datang.
"Gak bisa gue jelasin sekarang. Gue mau fokus sama acara sakral ini."
Arkan melihat Nora dari atas karena gadis ini terlalu kecil untuknya, manis saat tersenyum. Anggun saat berjalan. Tidak terlalu buruk jika di ajak bertemu clien nya nanti. Sejenak ia bisa melupakan Laura.
"Kedua mempelai silahkan memasangkan cincin di jari manis pasangan." Ucapan MC itu membuat mereka bertukar cincin.
Cincin berlian dengan aksen mata putih yang indah sangat cocok melingkar di jari manis keduanya.
"Beri tepuk tangan yang meriah untuk kedua mempelai....." Ucapan MC menyadarkan mereka berdua bahwasanya telah resminya hubungan mereka yang terlalu mendadak dan tidak terduga.
"Oma bersyukur sekali bahwa kamu telah memilih Nora Arkan, Oma benar-benar bahagia." Ucap Oma mengelus tangan Nora.
"Terimakasih Nora telah mampu menerima Arkan dengan begitu tulus. Oma berhutang kepadamu."
Kata-kata Oma membuat hati Nora sedikit sakit, haruskah ia berbohong kepada orang tua yang mendambakan bahagia kepada cucu semata wayangnya ini.
"Oma bisa percayakan Arkan sama Nora. Oma jangan khawatir."

KAMU SEDANG MEMBACA
Billionare and the bos
RandomTidak ada deskripsi. Langsung sat set Ae ke cerita 🤣💙