Ke Kanak-kanakan

19.4K 1.7K 19
                                    

Charles Lu mulai delima saat nomor ponsel Eleanor tidak aktif. Ia berulang kali menghubungi Eleanor. Ia meremas ponselnya dan melenggang pergi.

Ia menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sebuah Apartement. Ia berulang kali memencet tombol bel Apartement, namun sekian kalinya Eleanor tidak membuka pintu Apartementnya.

"Apa dia keluar? Sebenarnya kemana anak itu?" Charles Lu kembali melangkah dengan tergesa-gesa. Ia memencet tombol lift ke lantai bawah.

Ponselnya selalu menghubungi Eleanor, ia sangat khawatir dengan keadaan Elanor. "Elea ini tidak lucu." Gumamnya.

Tiba-tiba ia teringat dengan tempat Eleamor yanh sering di kunjunginya. "Rumahnya."

Dengan cepat ia masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di kediaman kedua orang tua Eleanor sekaligus sahabatnya. Ia langsung masuk ke dalam dan menanyakan pada salah satu pelayan. Kebetulan pelayan itu sedang mengepel lantai.

"Apa Elea ada di sini?" Tanya Charles Lu dengan wajah panik.

"Iya Tuan, tapi Nona Elea baru saja keluar." Tuturnya.

"Kemana dia pergi?" Tanya Charles Lu. Ia seakan frustasi menghadapi sifat Elenor.

"Non Elea tidak bilang apa-apa," ucapnya.

Charles Lu menghembuskan nafas kasar, ia berkacak pinggang. Kemana lagi ia harus mencari Elea, tapi syukurlah Eleanor berada di sini dan tidak terjadi sesuatu.

Tiba-tiba seorang wanita menyapa, dia baru saja mengecek keadaan dapur dan menyuruh beberapa pelayan untuk menghidangkan makanan kesukaan Eleanor.

"Tuan mencari nona Elea?" Tanya Amelia.

"Iya, kau tau Elea kemana?" Tanya Charles Lu.

Amelia menggeleng pelan. "Tidak Tuan, apa ada masalah?" Tanya Amelia. Melihat raut wajah Eleanor, ia yakin sedang terjadi sesuatu.

"Tidak terjadi apa-apa. Kalau Elea pulang, hubungi aku." Charles Lu berlalu, ia melanjutkan pencarian itu.

Sedangkan Eleanor, kini ia berada di tempat yang sepi dan sunyi, banyak batu nisan yang berjejer rapi di depannya. Namun hanya dua batu nisan yang ia tuju yaitu makam kedua orang tuanya. Tiba-tiba ia merindukan kedua orang tuanya itu.

"Hay Dad, Mom, Elea datang." Eleanor menghapus air mata di salah satu sudut matanya. "Elea merindukan kalian, sebentar lagi ulang tahun Elea."

Eleanor mendekat, ia mengusap foto ayah kemudian ibunya yang kecil dan  terlihat jelas di batu nisan itu. "Elea tidak ingin merayakannya, tapi Daddy Charles selalu bilang kelahiran Elea bukan bencana untuk kalian."

Tepat saat ulang tahunnyalah kedua orang tuanya kecelakaan dan meninggal. Sebeb itulah kadang ia sedih, namun kehadiran Charles Lu perlahan menghilangkan rasa kesedihannya, tapi rasanya ia tidak ingin merayakannya lagi.

"Daddy, Mommy, apa salah jika Elea mencintai Daddy Charles? Maafkan Eleanor yang menyukai sahabat kalian. Kalian kecewa, maaf. Tapi tenang saja, Elea tidak lagi mengharapkan cinta dari Daddy Charles, Elea tidak akan bersikap egois, Elea akan mendukung Daddy Charles menikah. Elea tidak akan mengganggu hubungan mereka. O iya, Elea sudah memutuskan ke Amerika dan mengelolah perusahaan di sana. Mom, Dad, bantu Elea."

Kedua orang tuanya memiliki sebuah perusahaan AT yang bergerak di bidang teknologi dan sampai saat ini Charles lah yang  membantu mengelolahnya.

"Oke, sampai di sini saja. Eleanor akan selalu merindukan kalian."

Eleanor bangkit, ia menarik nafasnya yang terasa sesak di dadanya.

Ia pun menuju ke arah taman, memandnagi sebuah danau di depannya. Duduk sendiri sambil menenangkan pikiran sekaligus hatinya.

Cukup lama ia duduk menyendiri sampai ia tak menyadari waktu telah berganti.

Ia pun bangkit dari tempat duduknya, setidaknya pikiran dan hatinya sudah mulai tenang. Kini ia harus pulang agar Amelia tidak mengkhawatirkannya.

Sesampainya di rumah megahnya, Eleanor masuk ke dalam rumahnta dan melewati seseorang yang sedang duduk di sofa tanpa menyadari kehadirannya. Saat kakinya hendak melangkah ke anak tangga suara mengejutkan itu menghentikannya.

"Elea, kau datang dari mana saja?" Tanya seorang pria mengintimidasi. Pria itu bersendekap dan menghampiri Elea.

Eleanor meremas tali tas selempangnya. Hatinya berdenyut nyeri, melihat wajah Charles Lu yang terlihat datar. 

"Aku keluar Dad."

"Kemana?"

Eleanor semakin meremas tali selempangnya. Dadanya kembang kempis, rasanya ia sudah tidak tahan melihat wajah Charles Lu. "Aku hanya keluar sebentar, aku capek Dad, aku ingin istirahat."

Eleanor melangkah menaiki anak tangganya satu per satu. Charles Lu yang di abaikan merasa kesal. Ia berkeliling mencari Eleanor bahkan menghubungi beberapa temannya saking khawatirnya. "Jangan bersikap ke kanak-kanakan Eleanor."

Reinkarnasi Putri Angkat Daddy Yang Kejam (End Di Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang