Hukuman Oliv

120K 943 2
                                    

Warning!!!
Maaf jika ada typo!!!

¶¶¶¶

Ayan masih asik dengan kegiatannya yang sudah berjalan hampir sepuluh menit yang lalu.

Dan sedotannya masih sangat kuat dan kasar.

Bisa-bisa puting Oliv lecet.

“Ayan, udahan. Sakit..”. Rengek Oliv yang benar-benar merasa sakit.

Plop

Ayan melepaskannya dengan menarik kencang puting sebelah kiri Oliv.

“Awsshhh...”.

Setelah keluar dari dalam baju, Ayan menatap datar wajah Oliv yang merah.

“lo lupa sama perjanjiannya?”, tanyanya dengan nada datar tanpa intonasi. Dan kedua tangannya yang bergerak mengangkat badan mungil Oliv, dan mendudukkannya pada pangkuannya.

Oliv meringis, sesuatu yang keras menusuk miliknya.

Ayan tersenyum miring, dan semakin menekan pinggul Oliv agar semakin terasa.

“jawab, Oliv”. Tekan Ayan, dengan tangan yang sudah merambat kearea bokong besar Oliv.

“kenapa?, lo selalu ngak ngebolehin gue pacaran, Yan?”. Tanya Oliv dengan nada menuntut.

Ayan semakin menajamkan tatapannya pada manik mata coktal gelap milik Oliv.

“karena sebuah janji harus ditaati”.

“dan lo udah janji ngak bakalan pacaran sama cowok lain”.

Apa yang ditanya dan apa yang dijawab, benar-benar sosok Ayan.

“bukan itu jawa- AKHHH”. Oliv menggigit bibirnya kuat saat Ayan menarik puting nya yang menyembul dari balik baju itu dengan kuat.

“lo udah melanggar, dan lo harus dihukum”, Ayan dan segala hukumannya adalah hal yang Oliv benci.

Ayan menarik kasar baju kebesaran Oliv, juga hotpants nya.

Membuatnya telanjang bulat dihadapan Ayan.

Mendorong bahu Oliv, agar terlentang, dan membuka lebar paha sekal Oliv.

“jangan dijil- Ahss”, Oliv langsung tersentak, saat dengan kasarnya Ayan langsung melahap rakus Lili si tembam kesukaan Ayan.

Terdengar bunyi kecipak, yang membuat Oliv semakin basah.

“engghh...Ayan”. Bohong jika Oliv berkata tidak menyukainya, nyatanya dia sangat menikmati dengan meremas pelan rambut coklat kepirangan milik Ayan.

Badannya mulai menegang peluh membanjiri dahinya, dan Ayan terus menstimulasi Lili dengan dua jari dan lidah yang terus menyapu biji kecilnya.

“mauhhh,,,”, desahan Oliv terhenti saat Ayan melepaskan dua jarinya dan menegakkan badannya.

Dia tersenyum miring, “lo ingat ini hukuman”. Sinisnya, menampar keras Lili beberapa kali.

Plak
Plak
Plak

Discipline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang