Snow

31.7K 420 14
                                    

Happy reading.

Discipline
.
.
.
.
.

Olivia yang sudah terbangun sejak mereka sampai hotel, dan sekarang gadis kecil itu sedang nemplok di kaca yang menampilkan hujan salju.

Matanya berbinar senang, ada keinginan didalam hatinya untuk menyentuh salju itu. Tapi, mengingat alergi membuatnya urung.

Didalam ruangan, sudah Ayan setel Ac menjadi senyaman mungkin untuk suhu kulit Oliv, bahkan dia sudah mengenakan jaket berlapis-lapis, kelakuan Ayan.

"Saljunya ngak akan hilang, berhenti liatinnya, makan dulu", Ucap Ayan, sembari memeluk badan Oliv yang sudah menempel, selayaknya cicak.

" Ngak bisa makan, mual", gumam Oliv, matanya masih menunjukkan betapa berharganya salju tersebut.

Ayan mendengus geli, diciumnya leher Oliv yang tersembunyi diantara jaket tebalnya, "udah ngisi ya???", Tanyanya sembari mengusap perut Oliv.

Oliv melotot, enak saja. "Ngelakuin nya aja ngak pernah!!!", Seru Oliv tidak terima.

Ayan terkekeh tampan, "Yaudah, Ayo kita buat", Ajak Ayan bercanda.

Oliv tersenyum sinis, " Yaudah, Gaslah". Mengiyakan ajakan Ayan.

Membuat Ayan ketar-ketir, "becanda, Liv!!!".

" Ck, kirain ngajak beneran", Seru Oliv dengan nada mencemooh.

Sedangkan Ayan, sudah meninggalkan Oliv yang masih berdiri didepan kaca.

Entah kemana perginya, pemuda tampan yang wangi itu.

Yang pasti saat Oliv hendak memejam mata kembali, Ayan sudah berada di sampingnya dengan keadaan segar dan wangi.

Ayan habis mandi.

Memeluk Oliv erat, seolah jika Ayan mengendurkan pelukannya bisa membuat Oliv menghilang.

"Wangi banget", Seru Oliv menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Ayan.

" Jadwal liburan kita kemana?", Tanyanya.

"Kita cuman nginep dihotel dua hari, setelahnya pulang, kita be Banda Neira!!", Jawab Ayan tersenyum usil.

" Ish, ngak mau. Jauh-jauh ke Swiss cuman dua hari, nginep doang lagi?", Delik Oliv sembari mencubit keras puting Ayan.

Ayan memekik kencang, woilah rasanya sakit pake banget. "Ntar dibales nangis!!!", Seloroh Ayan dengan nada malas.

" Ngak akan nangis, biasa juga lo gigit-gigit ngak sakit", Jawab Oliv tanpa malu.

"Itu gue gigit gemas, bukan gigit beneran", Seru Ayan meremas pelan payudara besar Oliv, yang membuat Hoodie besar berwarna abu itu sedikit basah.

" Rembes, Liv. Mau di hisapin???", Tawar Ayan, semakin mecengkram kuat payudara Oliv.

Oliv meringis nyilu, "Bolehlah, ini udah lumayan berat", lirihnya.

Discipline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang