Ayan And Trauma

17.2K 211 3
                                    

Happy reading
Enjoy
...
.
.
.
Discipline

Agenda akhir bulan yang ditetapkan oleh Olivia, yaitu jalan-jalan.

Tidak, Ayan tidak keberatan sama sekali.

'Dengan menggunakan motor gede masing-masing'.

Nah ini, Ayan sangat-sangat lah keberatan.

"Bisa ngak usah pake motor sendiri-sendiri???". Ayan sudah mengacak rambut nya berkali-kali, pusing loh dapet cewek modelan Oliv.

Oliv dengan keras kepalanya menggeleng dengan yakin, dia sudah siap, tinggal naik motor dan gas, jalan-jalan pun terlaksana.

Tapi, Ayan tetaplah Ayan yang ini itu ngak boleh.

" Kalau ngak mau sendiri-sendiri, yaudah lo gue bonceng", Ucap Oliv dengan wajah songongnya.

"Ogah, njir!!!", laki-laki dan Ego nya itu nomor satu.

" Yaudah si, damai. Masing-masing terus jalan, apa susahnya Ayan???". Harusnya mereka sudah berangkat sejak satu jam yang lalu.

Tapi, hanya perkara bawa moge sendiri-sendiri aja jadi penghambat.

Yamaha mt 15 full hitam, pilihan Olivia. Catatan pinjam punya Cadent, papi tersayang.

Dan Yamaha mt 25 hitam bercampur biru, pilihan Ayan, milik nya sendiri.

Sejujurnya Ayan ingin mencoba memakai Kawasaki KLX 230 milik Inko yang baru dibeli Ayah-nya awal bulan kemarin.

Tapi, karena Oliv mengatakan ingin pakai Yamaha mt 15, jadi Ayan mencoba menyeimbangkannya.

"Yaudah, gue dibelakang Jaga-jaga. Ingat jangan ngebut", diakhir kalimat Ayan mengatakannya dengan sedikit penekanan.

Oliv tersenyum sumringah, dan mengecup pipi Ayan basah, "Makasih ganteng".

Ayan tersenyum paksa, mengelap basah bekas ciuman Oliv, tanpa sepengetahuan sang pelaku.

Bisa tantrum dia, mengetahui Ayan mengelap bekas ciuman nya.

Keduanya masing-masing menjalankan kuda besi mereka, awalnya keluar pada jalan perumahan Oliv masih mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Setibanya dijalan besar, dan banyaknya motor dan mobil berlalu membuat Oliv menarik gasnya dengan kencang.

" Tuhkan, cewek emang punya sembilan nyawa.....", gerutu Ayan yang masih bisa menyaingi laju motor Olivia.

Sering kali Ayan meringis, melihat Oliv yang berani menyalip mobil, saat diarah berlawanan juga ada mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

"Gue bilang jangan kenceng-kenceng, lo mau jemput ajal, Liv!!!!", Seru Ayan pada Oliv yang tersambung dengan telepon pada masing-masing helm.

" Ngak seru, kalo bawanya santay, ini motor bukan scoopy milik lo yang cuman bisa nyampe 60km/perjam udah mogok".

Ayan mendengus, apa?? Kenapa jadi menghina motor kesayangannya sih???.

"Gue cukup tersinggung...", Ucapnya dengan datar.

" Yang paling cepet sampe di tempat isi bensin depan, boleh minta apapun sama yang kalah", Ujar Ayan menantang sang Gadis keturunan timur itu.

Discipline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang