¶¶¶¶
♪Happy Reading♪
“AYAN!!!”, Oliv berseru nyaring saat memasuki rumah berlantai dua itu.
Rumah Ayan, yang hanya di huni olehnya, jika sedang malas bolak-balik kerumah orang tuanya.
“Kok gak ada orangnya??”, Oliv bingung, dengan keadaan rumah Ayan yang sepi.
Dia berjalan menuju kamar sang pemilik rumah.
“Ayan??”, dia bergumam pelan.
“Kenapa lo?”. Oliv mendekat kearah Ayan yang tengah bergelung didalam selimutnya.
Mencek suhu badannya, ternyata badan Ayan terasa hangat, tapi bulir-bulir keringat dingin bertimbulan didahinya.
“Oliv?”, Ayan bergumam pelan, sembari membuka matanya, walaupun rasa pusing semakin terasa.
“Apa yang sakit???”, Tanya Oliv, membuka baju Ayan yang basah oleh keringat.
“Kepala, perut”. Jawab Ayan lirih sekali.
Bibir nya merah, dan pecah-pecah. “Lo panas dalam juga??”, Tanya Oliv menyentuh bibir tebal Ayan.
Ayan mengangguk sekilas, dan mengambil tangan kiri Oliv untuk dipeluknya, dalam keadaan masih bertelanjang dada.
Rasanya benar-benar dingin, tapi suhu badannya sangat panas.
“Ayo, minum obat dulu. Kemaren abis makan jeruk, lo makan nasi kagak, Yan??”, Tanya Oliv.
Ayan menggelengkan kepalanya pelan.
“Pantesan. Ayo makan, baru bisa minum obat”.
♪♪♪
Kini, keduanya berada didepan televisi besar milik Tuan Muda Aarav arsenio, yakni Ayan.
Mereka sedang 'Cuddle' anggaplah begitu, karena Ayan sedang bertingkah manja pada adik kecil nya.
“Berat tau!!!”, Oliv mengangkat kepala Ayan yang bersandar pada dadanya.
Cukup membuat sesak nafas.
“Padahal enak, empuk”, Gumam Ayan pelan yang tidak dapat didengar oleh Oliv yang masih asik menonton film kartun terbaru 'Elemental'.
Drrttt...drrttt
Suara dering ponsel Ayan membuat sang pemilik berdecak kesal.
“Hal-”.
“YAN, TOLONGIN GUE. ANJING”
“Apaan, Bangsat???”, Ayan juga refleks mengumpat karena terkejut.
Oliv langsung menepuk pelan tangan besar Ayan, yang sedang meremas pelan paha putihnya.
“Baru sembuh !!!”, peringat Oliv. Sedangkan Ayan hanya cengengesan tidak jelas.
“Gue otw kerumah lo sekarang ya, Yan”.
Seberang sana, Zayka Pradika sang penelpon tengah panik, diiringi tangisan seorang perempuan.
Tut tut
“Apaan si Azay, Ngak jelas banget”. Gerutu Ayan.
Otaknya sedikit ngelag.
“Anaknya siapa yang nangis???”, Oliv menatap Ayan penuh selidik.
“Gatau, si Azay-”.
“BANGSAT”.
“Liv, Azay-Azay ngehamilin anak orang!!!”, Ayan berseru heboh dengan menepuk-nepuk sisi sofa.
Oliv masih tergagu, “Apasi, gajelas”, dia menggeleng acuh dan kembali melanjutkan tontonannya.
Ayan geram, seorang dirinya yang gantengnya tak tertolong, diacuhkan oleh bocil bantet ini, tidak bisa dibiarkan.
Cup
Cup
Cup
Ayan mengecup basah tiap sudut wajah Oliv, dan terakhir, mencium bibir merah itu dengan sedikit menarik lembut.
“ish”, Oliv melap seluruh wajahnya yang basah dengan kaos milik Ayan, yang ditariknya paksa.
“Bau jigong”, ledek Oliv bohong, Ayan itu wangi, mau ngak mandi sebulan juga masih tetep wangi.
“Wangi gini, udah sikat gigi juga tadi“, Sang paduka tengah merajuk dengan bibir yang dimajukan, lucu.
Oliv tertawa lepas, dan ditariknya lembut tangan berurat milik Ayan dan meletakkan pada pinggangnya.
Cup
Oliv melepaskan ciuman singkat dibibir pecah-pecah Tuan muda Ayan.
“Your need lips balm, boy”.
“No, i don't need”.
Ayan menghentikan gerakan Oliv yang siap mengoleskan lips balm miliknya di bibir menggoda Ayan.
“i just need a kiss, it is better than Lips balm”, Goda Ayan menarik turunkan alis tebalnya.
Dan Ayan kembali memulai persatuan kedua bibir dengan lembut.
Tuan muda Ayan yang menghisap pelan bibir kenyal Oliv tanpa jeda, sangat candu.
Dan Oliv yang terobsesi dengan lidah panas sang Tuan Muda.
Ayan melepaskan bibirnya membiarkan Oliv merasa kehilangan.
“Apa yang lo cari di mulut gue, Liv??”, Ayan menyeringai, melihat ekspresi ketidak puasan Oliv.
“Your tongue”, Oliv menjawabnya tanpa ragu.
Ayan tertawa kecil, “i don't hear that honey”, Sembari mengangkat Oliv keatas pangkuan nya, mendudukkan nya pada benda yang sudah sejak lama mengeras.
Oliv langsung membuka mulut Ayan dan membiarkan telunjuknya bermain dengan lidah Ayan yang hangat ditambah Ayan juga sedang panas dalam.
Ayan dengan sengaja menghisap jari lentik Oliv dengan nakal.
Jari itu ditarik Ayan, dan langsung mengganti nya dengan bibir Oliv yang sejak tadi terbuka dengan menggoda.
“Emmmpphhh”
Ayan semakin menekan pinggul Oliv, rasakan betapa kerasnya milik sang Tuan muda satu ini.
Sapuan lidah bertemu dengan lidah, membuat mereka candu.
Bahkan, Oliv sangat menyukai sensasi dimana Ayan menjilat bibir beserta lidahnya.
“ASSALAMU-”
“ASTAGFIRULLAH”.
¶¶¶¶
KAMU SEDANG MEMBACA
Discipline
Random18+ Pecinta tt garis besar. Pengusaha kaya raya, Aarav Arsenio menyukai gadis montok Whynnie Olivia secara ugal-ugalan. Semua bentuk badan Oliv, Ayan hapal dan sudah pernah mencicipinya. Dia rela menemani sang gadis kembali kuliah, hanya untuk tiap...