Chapter 1

476 37 2
                                    

Cerita ini hanya fiksi, murni dari otak halu Author. Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan pembunuhan, tidak diperkenankan untuk yang masih dibawah umur. Harap bijak dalam membaca.

Soo, Enjoy with my new story.

Soo, Enjoy with my new story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0o_

14 April 2023

Angin malam terus berhembus menerpa gorden putih di sebuah rumah mewah. Hujan lebat mengguyur dengan hebat kala itu.

Terlihat seorang wanita sedang meringkuk dengan keadaan rapuh di lantai sembari bersandar di kasur nya, wajahnya pucat, dan pakaiannya yang tipis membuatnya kedinginan di cuaca yang memang dingin.

Ia kembali memperbaiki posisinya saat seorang pria bertubuh tinggi mulai mendekati nya. Pria itu menyodorkan makanan sembari mengelus pelan surai coklat wanita itu.

"Makan yah! Bentar lagi anak kita bakal datang kok," ucapnya pelan.

Wanita itu hanya bisa tersenyum tipis, tiba-tiba ia menitihkan air mata pilu, membuat pria yang merupakan suaminya itu ikut merasa sedih.

_o0o_

Malam yang sunyi kini usai, digantikan oleh pagi yang cerah dengan segarnya tumbuhan yang masih basah.

Terlihat keluarga kecil sedang menikmati sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas masing masing.

Remaja tampan yang kini duduk dengan menunduk kini akan segera pergi untuk memenuhi keinginan sang ayah. Dan wanita yang duduk disana yang diyakini oleh remaja itu adalah istri kedua Ayahnya.

Alaska Gavolion Garaga, pria bermanik hazel dengan sorot mata tajam, surai hitam legamnya senada dengan tiga tindik kecil di telinga nya. Selama ini ia tinggal dengan nenek nya di Amsterdam. Ia pulang dengan sikap ketus yang tidak murni, namun di balik itu ia bahagia bisa terbebas dari neneknya meski tujuannya pulang untuk menjaga ibunya yang tengah sakit. Salah satu fakta konyol dalam hidupnya adalah, dirinya tak pernah memiliki teman di sekolahnya yang dulu, hanya karena wajah tampannya.

"Alaska, kamu ingat kan yang ayah bilang semalam?" Tanya pria itu, Garaga- Ayah Alaska.

"Hmm," gumam Alaska yang hanya terus memandang rotinya dan enggan memakannya.

Garaga mengusap bibirnya menggunakan tissue, "Bagus, pengawal Ayah yang akan antar---" ucapnya belum selesai.

"Gak usah, gak butuh!" sela Alaska seraya meletakkan rotinya dengan kasar.

Garaga terdiam menatap putranya itu dengan lekat. "Baiklah, terserah. Cuma pastikan kamu tidak mengacau di hari pertama mu!"

Tanpa merespon, Alaska segera beranjak dari meja makan dan pergi meninggalkan Ayah dan ibu tirinya.

THE EXTRACURRICULER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang