Chapter 7

164 24 1
                                    

Cerita ini hanya fiksi, murni dari otak halu Author. Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan pembunuhan, tidak diperkenankan untuk yang masih dibawah umur. Harap bijak dalam membaca.

Soo, Enjoy with my new story.

Soo, Enjoy with my new story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0o_

Seluruh murid menegang saat Bigel menghampiri perkelahian mereka dengan raut marah.

Tangan Bigel menarik kasar tangan Monica yang menjambak rambut Mevlana, lalu ia menghempas gadis itu membuatnya jatuh menubruk siswa lain.

Netra Bigel menyorot tajam pada Mevlana, ia lalu menarik tangan Mevlana dan membawanya pergi dari kerumunan siswa.

Monica mendengus kesal dengan rambut acak acakan, giginya menyatu dengan amarah yang meluap luap.

Bigel membawa Mevlana ke halaman belakang, lalu menghempas tangan gadis itu,"Lo ngapain sih?" Tanyanya dengan dingin.

Mevlana yang kini sedang berantakan hanya bisa terdiam, tak menyangka respon Bigel akan seperti itu.

Bigel mencengkram kedua bahu Mevlana,"JAWAB!!!" bentak Bigel membuat Mevlana terbelalak.

"Gu-gue khawatir Bi, emang salah? Semua orang juga tau, hukuman buat siswa yang jadi tersangka pelanggaran itu gak main main," jelasnya meski saat ini merasa takut.

Bigel melepas cengkramannya, kemudian memijit pelipisnya,"Gue gak butuh, dan gue peduli lo khawatir apa nggak!" Lontarnya dingin, membuat hati Mevlana seakan teriris.

"Trus, kamu kenapa ngelerai aku sama Monica? Itu tandanya kamu masih peduli kan?" Tanyanya sembari memaksa Bigel menatap nya.

"Gak, sikap lo bikin gue malu," jawab Bigel tanpa menatap Mevlana.

Tak terbendung, kini buliran mengalir bebas membasahi pipi Mevlana, tatapan kecewa ia tujukan kepada pria di depannya itu.

"Bi, aku gak mau tau sejak kapan kamu berubah, apa yang bikin kamu berubah, atau emang kamu yang pengen berubah ... AKU GAK PEDULI!" bentaknya di akhir.

Gadis itu menarik napas, "Tapi bisa gak sih, kamu gak usah ngelarang aku buat khawatir sama kamuuu," lanjutkan terisak sembari memukul dada Bigel.

Bigel terdiam dengan rahang mengeras.

Mevlana menyeka air matanya,"Okeh, kalau itu mau kamu ... Aku gak akan ikut campur lagi. Aku gak akan nganggep kita pernah ada hubungan atau apapun itu. Mungkin kamu sebenarnya udah ada yang lain, and maybe Zathura ... but its oke," ucapnya dengan nada penuh penekanan.

"Gue sama Zathura cuma temen, gak usah bawa bawa dia!" Sahut Bigel.

"TAPI SIKAP LO BAIK, CUMA SAMA DIA DOANG!" bentak Mevlana

"Cuma sekedar---," ucapan Bigel terpotong.

"TERSERAH!" sela Mevlana, ia kemudian lebih mendekat, mendongak lalu membuat netra mereka bertemu."HAVE FUN ... BIGEL!"

THE EXTRACURRICULER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang