Bab 8

2.3K 204 2
                                    

Jisung masukin motornya ke garasi dan segera masuk kerumah. Senyum tak lepas dari bibirnya sedari tadi. Sampai sampai dia ga sadar ada bunda nya yang lagi liatin dia.

"udah gila dia yah, liat senyum senyum gajelas." ujarnya pada sang suami.

Ayah jisung cuma bisa mengelengkan kepalanya melihat kelakuan bujangnya.

"heh, masuk rumah ga ada sopan sopan nya. Maen masuk aja, mana senyum senyum terus kenapa sih?"

Chanyeol heran ni anak kagak kesambet hantu pingir jalan ka ya, serem dia senyum senyum ke joker.

Jisung yang udah mau naik tangga, ngurungin niatnya saat denger suara sang ayah.

"hehe, maaf bun, yah lagi seneng soalnya. Jadi gasadar senyum senyum dari tadi." cengirnya.

Dia jalan hampiri ortunya yang lagi bersantai dan ikut duduk didekat bundanya.

"coba cerita sama bunda," ujar baekhyun bunda jisung.

"jisung dah resmi pacaran sama haechan bun,"

"yang sering kamu ceritain itu?"

"iya bunda, emang nya haechan mana lagi?"

Jisung tuh sering ceritain tentang haechan sama bundanya. Ayahnya pun tahu tentang haechan. Tapi kalah update sama bapaknya haechan.

"tak kirain gitu ada haechan lain, haha."

"yakali bun,"

Setelahnya gelak tawa terdengar di ruang keluarga itu.

"kapan-kapan ajak atuh kesini anaknya. Bunda mau liat langsung, kan pernah liat fotonya aja,"

"iya nanti jisung bawa main kesini, tapi ga sekarang bun. Baru juga jadian malu lah pasti dia harus ketemu bunda."

"oh justru itu baru jadian, lebih baik dikenalin sama kita, toh nanti kan kalau jodoh sampai nikah gitu. Kita udah akrab gimana sih kamu ini." ucap sang ayah menyela pembicaraan mereka.

"udah nikah aja yang dibahas, ini aja belum ada sehari aku jadian sama dia,"

"lebih cepat lebih baik. Iyakan bun?" chanyeol menaik turunkan alisnya berbicara pada baekhyun.

Baekhyun sebal sungguh, apaan coba udah anaknya kerja ge belum. Boro boro kerja sekolah aja belum lulus masih jauh.

"bohong itu, kamu harus sukses dulu baru beraniin nikahin anak orang. Nikah ga cukup dengan cinta butuh cuan juga, emang kamu mau istri kamu makan cinta doang? Kurus kering yang ada." ucapnya ketus.

"ya jangan dong bun, nanti ga enak buat dikelonin nya."

Plak!

Jisung kena gampar dikepalanya sama baekhyun, pikirannya itu kesana mulu mirip bapak nya. Ngeselin.

"haha, betul itu ji nanti buat kelonan ga enak, tulang semua. Liat bunda kamu, semok mangknya ayah betah dirumah." nahkan.

Bapak sama anak memang mesum semua pikirannya.

Jisung yang dibilang begitu nyengir aja dia.

"yaudah jisung pamit mau keatas dulu, udah gerah ini mau mndi."

"abis mandi turun lagi buat makan malam,"

"oke bun,"

Setelahnya dia naik kekamarnya.





















"ekhem, bisa jelasin sama daddy?"

Sedangkan haechan juga sama lagi di sidang, masalah tadi dia dipeluk jisung.

"jelasin apa?" ucap ten.

"anak kamu tuh, peluk pelukan dikamar, ngapain coba."

Haechan nundukin kepalanya, duh berabe ni urusan.

Tapi syukurnya dia kagak tahu echan abis dicium jisung. Kalau tahu pasti udah ditonjok tuh anak orang.

"uhuk uhuk, adek pelukan sama siapa?"

Hendery sampai tersedak makannya. Buset berani bener adeknya ampe pelukan di kamar. Mana ketahuan tuh bpk sok galak satu.

"sama tuh tiang satu, yang waktu itu kerja kelompok sama adek kamu." mulutnya kalau udah sebel tuh gini.

"yang mana satu? Kan tiang ada tiga dad,"

"ck. Kamu malah ladenin daddy kamu." ten lama lama kesal juga, pasti orangkan punya nama kenapa harus tiang.

"kamu pelukan sama jisung? Yang tadi datang kan namanya jisung," tanya ten memastikan sama haechan.

"iya sama tiang itu," ga sadar diri banget bapk satu ini. Padahal diapun sama tingginya.

"jisung dad, namanya jisung bukan tiang." koreksi haechan.

"terserah daddy lah, mau pangil tiang ke, jisung kek." sinisnya.

Udahlah biarin aja ribet emang.

"ck. Sampe mana tadi? Malah ribet ni obrolan. Daddy kan nanya kamu ngapain peluk pelukan sama dia?"

"echan abis ditembak jisung tadi." polosnya.

Semua yang ada disana kaget apalagi johnny, ga bisa berword-word dia. Anak gadisnya udah diambil orang.

"ck. Punya apa dia berani beraninya nembak anak gadis daddy," hendery bukannya nenangin malah nambah nambahin. Makin panas aja ni meja makan.

"udah sih, haechan juga udah SMA pacaran doang mah ga papa. Asal harus tahu batasan ya sayang?" ucap ten mencoba kasih petuah pada sang anak. Pacaran boleh asal harus tahu mana batasan buat mereka. Masih sekolah masih jauh.

"iya mom,"

Haechan gaberani ngomong banyak, soalnya bpknya masih diem.

"kalau sampai ayah denger kamu nangis karna tu tiang, awas aja. Ayah kasih izin kamu pacaran tapi diinget tahu batasan, kalau tuh tiang berani apa apain kamu tendang anunya." sadis bener.

Haechan dongak dan segera bangkit dari kursi makannya dan menghampiri sang daddy, duduk dipangkuannya. Sembari ngucapin banyak banyak makasih dan dia kasih satu kecupan dipipi daddynya.

"makasih banyak daddy, echan sayang daddy banyak banyak."

Ten tersenyum teduh melihatnya. Johnny emang gitu.

"udah kita lanjut makannya,"

"okee,"

Setelahnya mereka lnjutin makannya. Emang kagak tahu kondisi kalau udah kesel tuh biasanya kalau makan harus senyap, tadimh johnny duluan yang buka topik pembicaraan.






















Tbc.

Mas Crush || Jihyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang