09: I'll Kill For You

472 60 12
                                    

Yeayy akhirnya aku update lagi nih...

jangan lupa vote dan komen ya readers tersayangku...

happy readings

oOo

Tujuan utama Keluarga Sully memulai perjalanan menuju Omaticaya telah selesai. Setelah merayakan pernikahan putri tertua mereka, Kiri dengan Spider, kini tak ada alasan lagi untuk tinggal.

Menurut Jake, menunda kepulangan selama satu pekan sudah cukup untuk mengobati rasa rindu dengan suasana rumah. Terlebih Shira sedang hamil besar, dengan adanya keberadaan RDA di hutan membuat mereka was-was.

Gerhana baru saja terjadi. Langit berubah gelap, menghidupkan seluruh tanaman dengan berbagai macam warna.

Beberapa jam sebelum memulai perjalanan ke Awa'tlu, terlihat di antara pegunungan terapung Hallelujah, Shira dan Neteyam menikmati kencan malam mereka dengan mengendarai ikran.

Tak ada kata yang terucap, keduanya benar-benar menikmati yang mereka miliki bersama. Shira membawa Sue terbang mengelilingi Neteyam dan Kaym selama dua putaran. Kemana pun Shira pergi, mata Neteyam tak pernah lepas darinya.

Suara tawa seakan menjadi alunan musik dikeheningan malam. Membiarkan cinta semakin tumbuh dalam kehangatan.

Neteyam meraih sebatang bunga yang tumbuh di dinding gunung batu. Bunga itu berwarna merah menyala. Setelah meraih bunga tersebut, Neteyam menambah kecepatan Kaym untuk terbang disisi ikran istrinya.

Shira tersenyum lebar ketika melihat Neteyam telah menyodorkan bunga padanya, jantungnya berpicu dua kali lipat dari sebelumnya.

"Bunga yang cantik untuk wanita yang lebih cantik."

Shira terkekeh geli mendengar pujian suaminya.

"Terima bunga dari suami tercintamu ini, Ma wife." Dengan bangganya Neteyam tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi rapinya.

"Suami tercinta, haha!" Shira tertawa geli, tapi tak dipungkiri ia memang sangat mencintai Neteyam. Karena ia mencintanya, Shira pun mengulurkan tangan mengambil bunga dari tangan suaminya.

Neteyam tersenyum puas ketika Shira menerima bunga darinya. Mereka berdua menambah kecepatan laju ikran keluar dari kawasan Gunung Hallelujah.

"Ma teyam, lihat itu!"

Neteyam mengalihkan pandangannya kearah tunjuk Shira. Dibawah sana, terlihat ayah dan ibunya mengendarai ikran mereka masing-masing.

"Rutinitas mereka, night date."

Shira tersenyum lebar memperhatikan Neytiri dan Jake terbang semakin jauh memasuki kawasan Gunung Hallelujah. Some things that their always do even after they eight teen marriage life. Shira menjadikan ayah dan ibu mertuanya itu sebagai inspirasi untuk menjalani kehidupan pernikahan bersama Neteyam.

Mungkin sekarang masih banyak waktu luang yang Neteyam dan Shira miliki bersama, tapi setelah buah hati mereka lahir, itulah saat dimana kehidupan pernikahan benar-benar di mulai.

Neteyam maupun Shira sama sekali tak berpikir memiliki anak merupakan penghambat bagi mereka dalam melakukan hal-hal bebas yang sering mereka lakukan bersama. Hanya saja mungkin waktunya tak sebanyak sekarang, tak sesering saat ini.

Being parent is not just about parenting, tetapi menjadi orang tua adalah belajar untuk menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dari sebelumnya. Belajar menjadi lebih sabar, pengertian, dan tak bersifat memihak.

Ada banyak hal yang harus Neteyam dan Shira pelajari.

Neteyam telah melihat ayah dan ibunya merawatnya dan adik-adiknya selama bertahun-tahun. Masa berat itu akan berlalu, terbayar dengan rasa damai. Sekarang ayah dan ibunya jauh lebih santai setelah anak mereka dewasa dan bisa menjaga diri.

IN FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang