maaf baru update sekarang, satu minggu ini aku dipenuhi dengan kesibukan
harap maklum ya guys, selain jadi author, kerjaan aku juga jadi guru tk
oOo
Di dalam marui terlihat dua na'vi perempuan saling duduk berhadapan untuk memulai proses melepas tahta. Mereka tak lain ialah Remora dan Tsireya.
Ketika seseorang menduduki suatu tahta dan ingin melepas tahta tersebut untuk di wariskan pada orang lain, maka si pewaris yang wajib membantu melakukan proses pelapasan tersebut. Misalnya seperti membantu melepaskan satu hiasan kepala ciri khas seorang Tsakarem, persis seperti apa yang akan Remora lakukan sekarang.
Berkat dukungan suaminya, Remora berani mengambil langkah besar dalam hidupnya. Menerima gelar yang akan mengubah kehidupannya.
Remora menatap lekat hiasan kecil yang ada di dahi Tsireya. Hiasan itu terlihat sangat cocok dipakai olehnya.
"Lakukan, Remora. With confident heart." Tsireya tersenyum lembut lalu menggenggam tangan Remora untuk meyakinkannya.
"I trust you so much."
Perlahan tangan Remora terangkat melepas hiasan dikepala Tsireya dengan hati-hati. Setelah hiasan itu terlepas, Tsireya bernafas lega, tersenyum dengan bangga karena Remora berhasil melawan egonya.
Tsireya mengambil hiasan dari tangan Remora, "Akan aku serahkan hiasan ini pada ibu, biar dia yang menyimpannya." Tsireya bisa saja mewariskan perhiasan Tsakarem miliknya pada Remora, tapi ia merasa kakak iparnya itu lebih pantas mendapat perhiasan baru yang memang khusus dibuat untuknya.
"Melihatmu tanpa hiasan kepala sangat berbeda, Reya."
"Nanti kamu akan terbiasa, dan yang lainnya juga."
Sejak Tsireya menjadi Tsakarem, tiada hari ia lalui tanpa memakai hiasan kepala setiap kali pergi keluar marui. Bahkan dalam keadaan terburu-buru sekalipun, Ronal tetap menekankan agar Tsireya selalu menyisihkan waktu setidaknya kurang dari satu menit untuk sekedar memakai hiasan tersebut.
Sekarang melihat Tsireya tanpa hiasan di dahinya merupakan hal baru bagi Remora. Meskipun sebelum menikah mereka tinggal bersama dan Remora beberapa kali melihat Tsireya melepas hiasan kepala saat ingin tidur, ia tak terlalu memperhatikan. Terlebih setelah bangun Tsireya langsung memakainya lagi.
Hiasan itu sudah melekat dan menjadi ciri khas Tsireya. Namun meskipun mulai sekarang ia takkan memakai hiasan kepala lagi, hal itu tak mengurangi kecantikan Tsireya sama sekali.
Ketika seseorang cantik dari luar maupun dari dalam, apapun yang berubah darinya tidak akan mengubah pandangan orang lain.
Itu yang Remora rasakan terhadap Tsireya.
"Ibu?"
Remora menoleh setelah mendengar Tsireya memanggil ibunya. Dari pintu masuk marui terlihat Ronal berdiri di sana dengan tangannya membawa kotak berukuran sedang.
"Ibu, masuklah." Ujar Remora, ia mengubah posisi duduknya menjadi bersebelahan dengan Tsireya. Memberikan ruang agar Ronal duduk di depan mereka.
Ronal membuka kotak yang terbuat dari pahatan kayu pohon kelapa, memperlihatkan benda tersebut terisi dengan beberapa perhiasan Tsakarem Tsireya dari tahun ke tahun.
"Ini hiasan kepala yang terakhir, bu." Tsireya memberikan hiasan kepalanya pada Ronal. Ronal menerima hiasan tersebut, menatapnya dengan seksama.
"Tsireya bukan Tsakarem desa ini lagi, jadi dia tidak membutuhkan hiasan kepala untuk digunakan sehari-hari.""Sepertinya kita harus membuatkan setidaknya tiga sampai lima hiasan baru untuk Remora." Ujar Tsireya menyarankan ibunya.
"Tentu saja." Ronal mengangguk, "Tapi lebih istimewa jika seorang Tsakarem membuat hiasan kepalanya sendiri dengan beberapa makna yang hanya ketahui olehnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
IN FATED
Fiksi RemajaSEASON 2 OF FATED & IN HIS PLACE (Di sarankan untuk membaca season 1 dulu agar alur nyambung) starring: Shira Te Aouri Iraya'ite Neteyam Te Suli Tsyhyek'itan Remora Te Demir Kanita'ite Aonung Te Eytsu Tonowari'itan