12: Sorrows

366 43 29
                                    

aku update nih, ada yang nungguin ga?

jangan lupa vote dan komen yaa

oOo

Sue terbang dengan kecepatan penuh mencoba mengejar helikopter yang membawa Tuk. Ketika mulai melintas diatas perairan, ia dapat melihat semua kekacauan yang terjadi.

"We got problem! the daughter in-law chasing us."

"What are you waiting for? kill her!"

Helikopter terus menembakkan peluru ke udara menargetkan tembakan pada Shira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helikopter terus menembakkan peluru ke udara menargetkan tembakan pada Shira. Sebisa mungkin Shira mengendalikan Sue untuk meleset cepat menghindari setiap peluru.

"Ayk! Ayk! Ayk!" Neytiri melepaskan anak panah mengenai tepat ke mesin belakang helikopter yang menembaki Shira. Hanya dalam sekejap helikopter tersebut terbakar dan jatuh ke laut.

Shira semakin menambah kecepatan Sue mengejar helikopter yang membawa Tuk. Dari bawah sana Neteyam dapat melihat istrinya melintas, rasa cemas menjalar seketika. Perhatiannya tak pernah luput dari pergerakan wanita itu.

"SHIRA!" Kiri menyamakan posisinya dengan Shira.

"Mereka membawa Tuk."

"Biar aku alihkan perhatian mereka." Kiri mengubah arah dengan berbelok ke kanan.

Sementara Kiri mengalihkan perhatian tentara di helikopter tersebut. Shira pun mengambil kesempatan menyamakan posisinya dengan helikopter. Tuk dalam kondisi tangan dan kaki terikat.

Avatar yang menyendera Tuk melihat keberadaan Shira, dengan cepat mulai menembak secara asal.

Shira berdecak kesal, rasa sabarnya yang mulai menipis membuatnya nekat semakin dekat dengan helikopter hingga cakar Sue berhasil meraih awak benda terbang itu.

"AAAHH!" Di saat bersamaan dengan teriakan Shira, Sue membuka mulut melahap pinggang Avatar tersebut lalu melemparnya ke udara.

"Tuk!" Shira melompat ke dalam helikopter lalu mulai membantu melepas ikatan di tangan Tuk.

Pilot mencoba membunuh Shira dengan pistol, namun wanita itu sudah lebih dulu mematahkan tangannya kemudian membunuhnya dengan menyayat lehernya menggunakan pisau yang selalu ia bawa kemana pun.

"CEPATLAH!" Kiri berteriak dari luar, "Benda ini akan jatuh." Karena tak ada yang mengendalikan kemudi, helikopter mulai menungkik ke bawah.

Shira memegang kedua bahu Tuk, menatapnya lurus ke dalam mata gadis kecil itu. "Kamu pasti bisa, Tuk. Aku percaya padamu karena kamu gadis pemberani."

Tuk mengangguk mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Setelah merasa siap, ia pun melompat keluar dari helikopter di ketinggian 10 meter diatas permukaan air.

"Ak! Ak!" Shira mencoba memanggil Sue karena ia tidak yakin untuk melompat dalam kondisi hamil seperti ini. Meskipun sebenarnya Shira tidak takut sama sekali untuk melompat, ia tetap memikirkan keselamatan bayi di dalam perutnya

IN FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang