akad nikah

223 2 0
                                    

Pov fina

Malam sudah tiba,jam pun sudah menunjukan pukul sepuluh malam,tapi mata ini tak kunjung terpejam.

Bagaimana bisa aku di paksa ibu menikah dengan mas Alif,enak kalau di cuma pura pura tuli,kalau tuli beneran gimana,malang benar hidup ku.

.....

Pagi telah tiba,mentari telah memasuki kamar ku dari balik jendela.

Entah sejak kapan aku tertidur,yang jelas ini sudah pagi.

Aku mandi kemudia membersihkan tempat tidur ku lalu keluar dari kamar.

Terlihat mama sedang menyiapkan sarapan pagi,dan papa yang sedang membaca koran pagi.

"Pagi pa,ma" sapa ku

"Pagi sayang"
"Pagi Fina" jawab mereka bersamaan

"Mm harum bener,udah lapar nih mah" aku melihat mama yang sedang meletakan beberapa lauk yang benar sangat enak.

Aku sangat beruntung kedua orang tua ku sangat menyayangi ku padahal aku bukan lah anak kandung mereka.

"Udah ayo duduk fin,keburu dingin nih makanan nya" Ujar papa yang telah beralih pada meja makan ,aku tersenyum dan mengikuti papa duduk di kursi meja makan.

"Papa...mama.." teriak kak tegar dari luar pintu

Kami bertiga langsung melihat ke arah pintu bersamaan,benar saja itu adalah kak tegar yang sedang ngos-ngosan seperti baru lolos dari ayam goreng,UPS maksud ku lolos dari kejaran ayam atau apalah yang menakutkan.

"Ada apa sih tegar?" Ayah kembali melanjutkan makan nya yang tertunda

"Jadi gini yah" ucap nya ngos ngosan

"Kucing tenggelam kan" ujar mama dengan semangat

"Bukan"

"Ayam kesedak cacing" ujar ayah

"Mana ada pah" jawab kak tegar

"Lalu apa?" Tanya papa

"Ahh mama tahu,pasti rumput di taman bunga mu hilang"

"Ngx mah,ngapain rumput di taman aku cariin,yang ada aku buang" jawab kak tegar

"Kayak nya kucing kakak kecebur di kali deh mah" ujar ku dengan menahan tawa

"Kali pala mu dek" ujar nya cukup emosi

"Lalu apa?" Tanya kami bersamaan

"Nah kan kalau gitu enak,jadi aku mau bilang"

"Assalamu'alaikum" teriak banyak orang dari luar

Kami pun melihat rombongan dari mas Alif dan keluarga nya datang berbondong-bondong membawa banyak kado bungkusan yang indah,bahkan buket bunga yang cukup besar di bawah nya.

Kami menatap kak tegar

"Hhhe jadi itu,ma,pa,dek yang mau kakak omongin kesini" ujar kak tegar cengengesan

Aku memijit kepala ku dan mentap ke bawah

"Kenapa ngx bilang dari tadi tegarrr" teriak ayah dan ibu

Membuat kak tegar hanya tersenyum saja

"Repot dah" gumam mama pelan

"Eh ayo ayo masuk" ujar papa mempersilakan rombongan itu untuk masuk.

Ini adalah kesempatan yang tepat untuk ku menanyakan bahwa Alif beneran tuli atau tidak,masalah buta bohongan ku itu aku tak perduli,yang penting aku tidak akan mendapatkan suami yang tuli.

Semua keluarga tengah tertawa riah di ruang tamu ini,suara tawa menggema membuat suasana rumah ku yang memang sering ramai menjadi tambah ramai..

"Tan" ucapku di sela sela tawa riang mereka

"Yah sayang ada apa" tanya Tante fatma menghadap ku,begitupun dengan mas Alif yang seketika langsung menatap ku, mungkin dia bingung bukan kah aku tidak bisa melihat,namun aku juga bingung padanya bagaimana mungkin ketulian nya bisa hilang begitu saja,ku tatap lekat kau mas.

"Apa bener mas Alif itu"

"Tan benar Fina ini buta" ucap nya mendahului ku bicara

Mama,papa dan kak tegar tertawa mendengar pertanyaan dari mas Alif.

Oh ya ampun dasar bodoh.

"Ngx lah Alif" ujar kakak di sela sela tawa nya

Mas Alif menatap ku lekat

Aku hanya terdiam

"Kenapa ngx bisa dengar" ujar ku dengan santai nya

Tante Fatma dan om hafis (ayah nya Alif) tercengang akan kata kata ku dan akhirnya tertawa

"Aduh kalian berdua ini ada ada aja,itulah yang sering Alif lakukan, berbohong dan mencari siapa yang akan menerima nya" ujar om hafis masih membuat ku bingung

"Hhha,,bagaimana Alif kamu sekarang bertemu dengan orang yang lebih ahli dari pada kamu" ujar Tante Fatma

"Memang nya mas Alif ngx tuli" ujar ku

"Yah ngx lah" ujar kak tegar di samping ku

"Ngx nanya lu kak" aku cukup emosi dengan nya

"Ya mah,pah,dia beda dari banyak wanita yang aku temui,aku ingin segera menikah dengan nya" ujar Alif membuat ku terngangah

Aku menggaruk kepala ku yang tak gatal,bagaimana mungkin ini terjadi,bukan nya dia membatalkan pernikahan ini,malah dia yang semangat sekali menikah dengan ku, apes dah.

"Wah bagaimana ini Fin,calon mantu mama udah ngx sabar nikah sama kamu" ujar mama di gemuruh tawai oleh papa,kak tegar,om hafis dan Tante Fatma dan di sertai senyuman manis dari mas Alif.

Yah dia memang tampan tapi rasanya aku masih belum siap untuk menikah,umur ku baru 21 tahun masih mudah lah hhhe.

Aku hanya terdiam di sela tawa mereka,mulut ini bungkam saat mas Alif bilang kalau mau secepatnya menikah dengan ku.

Bahkan saat ia menatap ku saja aku mengalihkan pandanganku dari nya.

.......

"Ma,pa kenapa sih aku harus di jodohkan" ujar ku saat mama sama papa sedang menonton

"Yah karena mama mau punya mantu ,sama cuculah Fin" ujar mama tetap fokus pada sinetron

Aku hanya terdiam,sudah lah mama tak akan bisa di ajak berdebat, berdebat pun mama akan tetap menang,toh ini sudah terlanjur aku hanya bisa pasrah,lagian mama dan papa sangat menyayangi ku,kenap aku tidak ingin menuruti permintaan nya,mama hanya meminta ku menikah dan memberikan nya cucu,tapi Tuhan ini begitu syulit.

....

Hari pernikahan sudah tiba

Akad nikah:

"saya tikah kan engkau Alif Pramana bin ilham hafis Mandala dengan anak saya Jesika Sekar alfina dengan mas kawin tersebut di bayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawin nya Jesika Sekar alfina binti Jaka rusdi Radianto dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" ujar mas Alif dengan cepat

"Gimana para saksi sah"

"Sahhh" teriak semua orang

"Alhamdulillah"

Akhirnya aku bukan lah wanita singgel lagi,kini aku telah menjadi seorang istri dari mas Alif,kini tanggung jawab ku akan memberat.

.....

"Gimana perasaan nya Fin" tanya kak tegar selesai presepsi pernikahan ku

"Biasa aja" balasku

"Udah tegar jangan di goda terus adiknya" ujar mama dengan girang nya

Kulihat mas Alif di luar tengah tersenyum pada kedua orang tua nya,sedang aku di sini memikirkan banyak hal,bagaimana mungkin aku akan sekamar dan serumah pada orang yang baru ku temui dalam jangka 3 hari.

Aku menghela nafas berat setelah ini aku pasti tidak akan bisa bernafas di rumah mertua ku...

.
.
.
.
Bersambung......

Aku anak ibu mertua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang