Bab 1

121 8 3
                                    

"Ini barang barangnya beneran udah semua? ga ada yang ketinggalan kan?" tanya nenek memastikan barang bawaan Anneatte dan Dhirvie tidak ada yang tertinggal.

"Udah semua kok nek" balas Anneatte sambil menutup kopernya.

"Nanti kabarin nenek ya kalo kalian udah sampe Solo..." ujar nenek dengan nada yang terdengar sedih.

Bagaimana tidak sedih, sedari umur 11 tahun mereka selalu bersama, sehari-hari mereka lakukan bersama tanpa pengecualian. Awalnya nenek tidak rela mereka akan kembali ke Solo, tetapi mau bagaimana pun juga Solo adalah kota asal cucunya lahir, mereka juga pasti membutuhkan sosok orang tua kandung untuk mendampinginya.

"Tenang aja nek, kita bakal sering hubungin nenek terus kok. Yang terpenting, nenek harus sehat sehat ya disini" ucap Dhirvie.

"Nenek bakalan kangen sama kalian" balas nenek sambil memeluk kedua cucunya.

~~~

Jam 8 pagi Anneatte dan Dhirvie sudah berangkat ke bandara, sebelum pergi mereka berpamitan dengan Nenek dan Kakek, mereka juga memberi sedikit nasehat pada Anneatte dan Dhirvie untuk berjaga-jaga saja. 1 jam kemudian, pesawat mereka sudah landing di kota kelahiran mereka, Solo.

"Mas Rean mau jemput kita?" tanya Anneatte sembari menengok kearah Dhirvie yang sedang memasang headset ke telinganya.

"Iya, katanya bareng ayah sama ibu juga" balas Dhirvie sambil memainkan handphone miliknya.

"Tumben banget mas Rean mau jemput, biasanya juga sok sibuk anaknya"

Anneatte terheran heran mengapa kakaknya yang satu itu ikut menjemput. Tidak seperti biasanya, yang akan menolak dengan alasan kegiatan organisasi nya.

"Dia paling dipaksa sama ayah dan ibu buat ikut jemput"

Anneatte hanya menganggukkan kepalanya saja membenarkan ucapan Dhirvie.

"Ayah dan ibu udah sampai mana?" tanya Anneatte.

"Bentar lagi di gate bandara, mbak" jawab Dhirvie.

"Ohhh gitu, oke deh"

Tidak lama setelah itu, mobil merah terlihat menuju ketempat mereka dan turun lah 3 orang dari mobil itu, ayah dan ibu beserta kakak mereka.

"Maaf ya sayang, tadi macet di jalannya" ucap ayah sedikit merasa bersalah.

"Iya ayah gapapa" balas Anneatte.

"Tumben lo ikut jemput mas?"

Anneatte menyenggol pelan tangan kakaknya, Handrean.

"Lagi ga sibuk aja sih, nanti kalo ga di jemput dikira saudara yang ga baik"

Anneatte tertawa menanggapi perkataan sang kakak.

"Hei kalian berdua! sini bantu ayah masukin barang ke bagasi" panggil sang ayah kepada anak-anaknya.

Mereka langsung menghampiri dan membantu ayahnya memasukan barang barang kedalam bagasi.

Ketika diperjalanan banyak hal yang diceritakan pada Anneatte dan Dhirvie, terutama tentang kelanjutan hidup mereka di Solo.

"Dhirvie, kamu mau tidur sendiri atau bareng mas Rean?" tanya Ibu pada putra bungsunya.

"Sendirilah ngapain tidur bareng mas Rean, lagian kalo tidur bareng dia yang ada aku malah ga bisa tidur soalnya dia kalo tidur ngorok"

Ayah dan Ibu tertawa mendengar ucapan Dhirvie, Handrean langsung melempar tatapan sinis.

RosemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang