Bab 11

47 3 0
                                    

Benar yang di katakan Gavin bahwa Gema sekarang sedang bersama Micel, sedang apa? sedang mengobrol sambil berjalan-jalan di gedung sekolah yang besar ini karena Gema ingin tau lebih banyak tentang Micel, karena dia begitu banyak hal yang membuatnya penasaran.

"Kamu ga ikut Gavin?" tanya Micel.

"Aku tinggal dia hehehe, paling nyamperin gebetannya" balas Gema.

"Gavin punya gebetan? Kasihan banget Hera"

"Ngapain kasihan kek Hera? Hera aja anaknya kaya gitu mana mau dia" balas Gema, heran kenapa Micel kasihan kepada Hera.

Micel terkekeh."Heheh iya juga si" benar, kenapa juga dia memikirkan Hera sebenernya Micel masih kesal kepada Hera yang menyalahkannya waktu itu, padahal Micel tidak ngapa ngapain. Menyebalkan.

Bruk!

Tiba-tiba dua orang laki-laki menubruk badan Micel dan Gema mereka berdua terjatuh ke tanah.

"Eh sorry bro! Kalo jalan jangan di tengah jalan dong!" teriak laki-laki yang menabrak mereka di akhir kalimat dengar suara kekehan dari salah satu temannya. Menyebalkan bagi Gema yang mendengar.

Gema langsung menghampiri Micel yang sepertinya terluka.

"Micel gapapa?" tanya Gema sebari memegang pundak Micel untuk membatunya berdiri, Micel membersihkan tangannya dari kotoran tanah dan Gema melihatnya cemas karena tangan Micel lecet.

"Gapapa aku cuma lecet" balasnya tapi merasakan perih pada lukanya.

"Kaki kamu juga lecet Cel. Ngeselin pisan dua jalma eta!" karena kesal Gema sampai spontan mengatakan bahasa Sunda.

"Hah kamu ngomong apa?" tanya Micel tidak paham apa yang di katakan Gema.

"Ahaha engga kok. Kita ke UKS ya obati luka kamu" Micel mengangguk lalu Gema membantu Micel berjalan karena mungkin merasa perih saat berjalan. Btw jika Gema jujur, Gema tidak tau UKS nya dimana, Gema baru tau ruang OSIS, ruang futsal toilet pria dan kelasnya saja.

"Gema lewat sana bukan kesini, kalo kesini ke ruang guru" kata Micel merasa lucu dan menyadari bahwa Gema tidak tau UKS berada dimana.

"Oh iya? Hehehe maaf aku ga tau"

Gema dan Micel sudah sampai di UKS pintunya tertutup rapat, Gema takut jika pintunya terkunci. Gema memegang kenop pintunya dan mencobanya membukanya untungnya terbuka dan Gema lega ternyata tidak di kunci, Gema Langsung mengajak Micel masuk tenang saja pintunya di buka selebar mungkin agar tidak ada yang curiga.

Micel duduk di kursi dekat dengan obat P3K, Gema terlebih dahulu membersihkan luka Micel di tangan sebelum di berikan obat Betadine.

"Perih engga Cel?" tanya Gema sebari mengoles obat Betadine dengan lemah lembut, Micel menggeleng.

Mata Micel terpaku pada wajah Gema yang sangat serius mengobatinya. Entah mengapa jantungnya begitu berdetak lebih cepat dari biasanya, apa karena wajah Gema berada dekat dengan wajahnya? entah Micel tidak tau tapi sekarang Micel tengah menikmati wajah tampan Gema.

Setelah di obati Gema langsung memberikan kasa untuk menutupi luka Micel. Gema mendongkak melihat wajah Micel yang melihatnya sadar berkontak mata Gema langsung berpura-pura bantuk.

"Makasih Gema"

"Itu kaki kamu belum, duduk aja di atas bangsal kaki satunya naik ke atas biar aku obati lagi" Micel menurut dan naik ke atas bangsal sesuai perintah Gema. Gema kembali mengobati luka Micel seperti tadi.

Tanpa di sadari ada Shanna yang melihat mereka dari jendela tadi dia tidak sengaja lewat sini, Shanna tersenyum gemas melihat mereka, mereka baru kelas sepuluh tapi sudah menemukan pujaan hatinya.

RosemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang