Rs. Garia Smith

31 0 0
                                    

HAPPY READING ALL
🌿🌿🌿
*
*
*

Rs. Garia Smith

Emely sedang diperiksa dokter kandungannya dr.Milla sementara Kinara dan Yura menunggu disamping brankar Emely.

"Bagaimana kondisinya dok?" Tanya Yura khawatir.
"Kita duduk dulu"

Mereka duduk di tempat duduk yang sudah disiapkan depan meja Dokter Milla.
"kondisi janinnya lemah , ibunya juga terlihat dalam kondisi yang tidak baik ,stress karena banyak pikiran , terakhir dia kesini kondisi janinnya memang sudah lemah tapi kali ini lebih parah sebaiknya janagn biarkan dia berpikir yang berat-berat yang bisa membuatnya strees, jangan biarkan melakukan aktivitas yang berat-berat juga" jelas dokter milla.

"maafkan aku. Aku baru mengetahui dia hamil ,aku tidak menyadarinya kalo dia terlalu banyak pikiran " ucap yura menyesal.
"itu bukan salahmu jangan terlalu menyalahkan diri sendiri " ucap Dokter Milla.
"saya srankan sebaiknya opnam"
Mereka akhirnya mengiyakan opnam .

*
*
*

Darren berdiam diri di balkon kamarnya ditemani dengan segelas ice Americanio dan snack bar . dia menatap langit malam yang bertabur bintang , malam ini langit malam yang bebrintang.

Tok tok tok

Pintu kamarnya diketuk membuat Darren menoleh merasa terganggu dengan ketenangannya . Dia diam tidak menyahut sampai pintu kamarnya diketuk lagi kali ini dibarengi dengan suara dari mamahnya.

"Darren mamah boleh masuk" ucap mamahnya.

Darren tidak menjawab tapi membuka ponselnya dan pintu terbuka otomatis. Terlihat mamah nya yang terkejut karena memang jarang kedua orang tuanya dibolehkan masuk ke kamarnya .

"Darren" panggil mamahnya lembutt.
"hm?" jawab Darren.
"kamu sudah menemui papahmu?" tanya Ana ,mamahnya Darren
"sudah" jawab Darren.
"apakah kamu menerimanya?" tanya Ana lagi.

"menurutmu?" jawab Darren dingin dia sama sekali tidak menatap mamahnya memang seperti ini keluarganya dia selalu menganggap keluarganya sebagai orang asing dan hanya formalitas sehingga terkadang dia menggunakan Bahasa formal.

"syukurlah. Mamah kira kamu menolaknya." Ana menjawab dengan senyuman dia berusaha menutupi luka karena ucapan anaknya tadi walaupun hatinya terluka tapi otaknya memaksanya mementingkan ego.

"jika saya menolaknya anda tidak akan bisa mengobrol dengan saya sekarang" ucap Darren datar tanpa menatap mamahnya.

"yah mamah juga tau , mamah hanya memastikan . sayang kalo tender besar seperti ini kamu tolak keuntungannya sangat besar" ucap Ana dan duduk di sofa yang ditempati  anaknya .

"sudahkan mah?" tanay Darren.
"belum" ucap Ana membuat Darren jengkel . oh ayolah dia hanya ingin sendiri tapi kenapa susah sekali tadi papahnya sekarang mamahnya.
"kamu tidak ada les bukankah sebentar lagi selesai ?" tanay Ana lagi dia tau Darren sudah menguasai semua materi yang diberikan guru privat dari sema bidang kecuali Bahasa.

"bukankah tadi papah memanggilku dan sekarang mamah menemuiku" ucap Darren , dia tahu mamahnya tidak mungkin menemuinya sekarang jika tidak membatalkan jadwal kursus malam ini.

"mamah hanya mengetesmu" ucapa Ana lagi sambal terkekh kecil.
"kakaekmu tau?" tanya Ana tiba-tiba setelah lama hening.

Darren menoleh menatap mamahnya yang juga menatapnya , dia bingung tumben mamahnya menanyakan tentang kakeknya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu.

"tentang gadis itu" ucap Ana menjawab kebingungan Darren.
"hm" jawab Darren singkat lalu dia Kembali menatap langit malam dan membayangkan wajah gadisnya itu.
"bagaimana kabarnya?" tanya Ana lagi.

30 Days Chance _Only you are my wife_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang