"Hayolohhh, ketangkap basah Kamu..."
Gevano hampir saja terjungkal kebelakang karena kaget. Di depannya, wajah sang abang keempat-Voga berada tepat didepan wajahnya, sangat dekat hingga hidung Mereka bersentuhan.
Plak!
"Bang! Bisa nggak sih lo jangan ngagetin," ucap Gevano pelan namun penuh penekanan, setelah menampar pipi Voga hingga memerah.
"OO-"
TAP!
Gevano menutup kasar mulut Voga dengan tangannya kala suara abangnya itu sengaja dibesarkan.
"Bang, please, lo diam! Ntar yang laen bangun," bisik Gevano. Matanya bergerak liar melihat sekitar, takut-takut anggota keluarganya yang lain datang karena suara Voga tadi.
"Janji dulu Lo nggak akan berisik," ucap Gevano menatap tajam Voga yang terus memukul tangan nya dan Voga mengangguk brutal, mengiyakan.
Setelahnya Gevano menurunkan tangan lalu menarik Voga menuju dapur.
"Lo kenapa belum tidur?"
"Kebangun." Voga melihat penampilan Gevano dari atas sampai bawah. "Balapan lagi? Menang atau kalah?" tanyanya duduk di atas meja sambil bersidekap dada.
Gevano memutar mata malas, padahal Voga sudah tahu jawabannya tapi sengaja bertanya lagi. Ucapan Voga yang bilang Ia 'terbangun' itu bohong. Sejujurnya Ia tak tidur karena menonton balapan yang dilakukan Gevano secara ilegal. Dan setelah Gevano menang, Ia keluar kamar menunggu Gevano pulang dengan duduk ditangga.
"Menurut lo?"
Voga mengacungkan jempol. "Hebat! Abang bangga padamu!"
"Ck!" decak Gevano lalu melangkah pergi.
"Abang aduin kamu ke Mom and Dad, ke yang laen juga," seru Voga membuat langkah Gevano terhenti dan berbalik menatapnya tajam.
"Apa?" tanya Voga karena ditatap tajam.
"Lo mau apa?" balik tanya Gevano.
Voga tersenyum lebar. Ini yang Ia suka dari Gevano. Adeknya itu sangat tahu maksud dan tujuan dari setiap ucapan yang Ia lontarkan.
Voga melompat dari meja dan berjalan mendekati Gevano. "Tidur bareng Abang malam ini."
"Nggak mau! Yang laen."
"Yaudah, Abang aduin," ucap Vago melenggang pergi tapi langsung ditahan Gevano.
"Ok-oke, Gue tidur bareng lo. Puas?"
"Puas bangeeet lovee~" seru Voga dengan senyum mengembang dan memeluk Gevano dari samping.
Sialan!
⌗⌗⌗
"Bang, geser dikit."
"Ck, lo terlalu mepet."
"Gue nggak bisa tidur kalau lo giniin!"
"Bisa nggak lo peluknya nyante aja?! Gue sesak, Bang!"
"Kaki gue lo jepit, anjirrrr."
"Bang, panas. Mending lo jauhan dikit!"
"Gue ngg-"
"Diam Gevano!" potong Voga jengah. Matanya yang sedari tadi tertutup kini terbuka dan menatap Gevano malas yang di dalam peluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevano And Family
Teen Fiction[TIDAK ADA DESKRIPSI] ⚠️𝗣𝗘𝗥𝗛𝗔𝗧𝗜𝗔𝗡⚠️ ➤𝗪𝗔𝗝𝗜𝗕 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 ➤𝗪𝗔𝗝𝗜𝗕 𝗩𝗢𝗧𝗘 ➤𝗖𝗘𝗥𝗜𝗧𝗔 𝗜𝗡𝗜 𝗛𝗔𝗡𝗬𝗔 𝗙𝗜𝗞𝗦𝗜, 𝗝𝗔𝗗𝗜 𝗠𝗢𝗛𝗢𝗡 𝗕𝗜𝗝𝗔𝗞 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔 𝗗𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗬𝗜𝗞𝗔𝗣𝗜