Setelah menempuh beberapa jam perjalanan akhirnya Gevano dkk terpaksa berhenti di pinggir jalan, lebih tepatnya di tengah Hutan. Mereka gak tahu mau kemana karena memang didalam otak Mereka udah gak ada tempat yang aman, sebab Mereka lagi di kejar.
Pengen nginap di Hotel mereka gak berani, takutnya kejadian tadi terulang lagi. Pengen coba nginap di rumah orang juga Mereka takut.
"Gelap ya." Karena sekarang sudah malam apalagi Mereka dikelilingi Hutan dan Noel gak hidupin lampu mobil, belum lagi HP Mereka semua mati dan gak ada cahaya Bulan sama sekali.
"Di sini nggak ada hewan buas 'kan?" Entah kenapa Theo memikirkan itu, mungkin karena di Hutan dan ini pertama kalinya Dia ke hutan. Bukan hanya Dia doang tapi Gevano sama yang lainnya juga baru pertama kali ke Hutan. Selama hidup dan bersekolah, Mereka belum pernah camping atau berkemah di Hutan maupun di lain tempat. Bahkan Keluarga Mereka gak pernah ngajak berkemah, jadinya Theo berpikir sedikit negatif. "Di sini nggak ada hantu nya juga 'kan?!"
"Jangan bahas Hantu dalam keadaan kek gini, njing. Ntar Gue ikutan takut."
"Cih, Gue pikir Lo berani ternyata nggak."
"Bukan cuma Gori doang yang takut tapi Gue juga takut, sat." Gevano ikut nimbrung. "Nih hutan gelap, nggak ada cahaya sama sekali, trus kalo tiba-tiba hantunya muncul, gimana?!"
"Kalo hantunya muncul gapapa, Gue juga nggak bisa liat jadi aman." sambung Gori.
"Gue juga nggak bisa liat, tapi pasti hawa-hawa nya beda kalo memang mereka ada didekat Kita."
"Jangan ngomong kek gitu, anjing, Lo bikin Gue merinding." kesal Gori menggosok-gosok kedua lengan nya dengan tangan lalu mata nya melihat ke Luar. Gelap banget cuyy, batin nya dan memejamkan mata sambil menyandarkan badan di Kursi begitu juga Gevano dan Theo. Mereka ngantuk dan pengen tidur meski cuman sejenak.
"Lo bertiga jangan tidur, ntar kalo ada apa-apa susah di banguninnya." Noel yang dari tadi diam, buka suara. Berbalik ke belakang dan mengode Vier agar membangunkan Gevano, sedangkan Dia membangunkan Gori dan Theo.
"Ck, apaan sih Vier?! Gue ngantuk." Gevano membuka mata nya dan menatap Vier kesal yang terus menggoyang kepala nya, padahal dikit lagi Dia sudah masuk kealam mimpi. "Janggu aja!" Dia kembali menutup mata lalu suara Vier terdengar.
"Jangan!"
Gevano membuka mata nya. "Apanya?"
"Tidur!"
Dahi Gevano mengerut, "Ngomong yang jelas jangan setengah-setengah." Lama-lama Dia kesal juga dengan ucapan setengah Vier.
"Jangan—"
"Apa?"
"—Tidur!" Sambung Vier menggeleng.
"Jangan tidur maksud Lo?!" Vier mengangguk.
Gevano menegakkan badan dan menghadap Vier. "Usahain kalo ngomong tuh langsung satu Kalimat, jangan satu kata doang. Gue juga kadang-kadang nggak ngerti maksud Lo. Oke?!"
"Lo tadi motong ucapan Dia, Gev." ujar Noel. Dia sudah membangunkan Gori dan Theo tapi kedua manusia itu gak bangun juga. Sudah Dia katakan tadi jika Mereka akan susah dibangunkan.
"Iya 'Kah?" tanya Gevano dan diangguki Vier serta Noel. "Oh!" Lanjut Gevano acuh.
"Jangan tutup mata Lo, Gevano." seru Noel begitu Gevano akan memejamkan mata nya lagi.
Tok... Tok... Tok
Gevano yang awalnya ingin membuka suara pun berhenti. Badan Gevano, Noel dan Vier menegang bahkan Gori dan Theo yang tertidur langsung bangun dan saling bertatapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gevano And Family
Teen Fiction[TIDAK ADA DESKRIPSI] ⚠️𝗣𝗘𝗥𝗛𝗔𝗧𝗜𝗔𝗡⚠️ ➤𝗪𝗔𝗝𝗜𝗕 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 ➤𝗪𝗔𝗝𝗜𝗕 𝗩𝗢𝗧𝗘 ➤𝗖𝗘𝗥𝗜𝗧𝗔 𝗜𝗡𝗜 𝗛𝗔𝗡𝗬𝗔 𝗙𝗜𝗞𝗦𝗜, 𝗝𝗔𝗗𝗜 𝗠𝗢𝗛𝗢𝗡 𝗕𝗜𝗝𝗔𝗞 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔 𝗗𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗬𝗜𝗞𝗔𝗣𝗜