Chapter 11 : Punishment From Kile

1.7K 90 0
                                    

Semoga Kalian Para Pembaca Cerita Ini, Sehat-Sehat Terus, Yaaa.

!Jangan Lupa Vote!
_____

Masih di Hari sama namun berbeda jam, saat ini Gevano berada di Kamar. Berbaring telentang dan hanya menatap kosong langit-langit Kamar.

Sialan, Dia benar-benar kembali ke rumah dan terkurung. Dia tak bisa keluar sebab pintu kamar nya terkunci dari luar dan hanya Kakak pertama nya––Kile yang bisa membukanya, di tambah lagi pintu balkon sudah dipasang besi penghalang oleh Keluarga-nya karena takut Dia kabur.

"Bangsat!" Umpat Gevano. Bangun duduk dan menguyar rambut ke belakang kemudian menatap pintu Kamar selama beberapa saat.

Ingatan-nya berputar kembali saat Dia sampai di rumah dan menginjakkan kaki di ruang tamu, Dia langsung diterjang Voga dengan pelukan. Setelah pelukan, Voga dengan tak tahu malunya––didepan Keluarga––malah menyambar bibir-nya ganas bahkan sampai Dia hampir kehabisan napas, jika saja Lenox tak memukul Voga hingga pemuda itu menjauhi-nya.

Bukannya meringis atau marah setelah jatuh, Voga malah tertawa kecil dan menjilat bibir bawah-nya sensual seraya menatap Gevano.

[FLASHBACK ON]

"Manis, seperti biasanya..." Seru Voga lalu bangun berdiri dan tersenyum pada Gevano.

"Gila!" Desis Gevano menatap sinis Voga.

"Hahaha... I'm crazy for you, Love." Balas Voga berjalan menghampiri Gevano, tapi Gevano lebih dulu berlari dan bersembunyi di belakang Lenox. Mata anak tersebut memicing tak suka.

"Love, kenapa bersembunyi? Abang nggak gigit, kok, kemari..." Voga menjulurkan tangan ingin menggapai Gevano, tapi kalah cepat dengan Gevano yang menjauhkan diri dari tangan-nya.

"Nggak usah dekat-dekat Lo sama Gue."

"Lho, kenapa? Adek, 'kan Cinta-nya abang, masa abang nggak boleh dekat? Abang kangen banget sama Kamu, Love! Udah lama banget Kita nggak ketemu. Abang pengen peluk, cium dan lain-lain."

Lama apanya? Padahal baru satu setengah hari Dia tak bertemu Gevano karena sedang mendapat Hukuman bersama Wilan dan Joi.

"Ck, Kata-kata Lo bikin Gue merinding."

Bibir Voga terangkat sebelah membentuk senyum miring yang membuat Gevano was-was. Gevano langsung mengalihkan pandangan pada Lenox dan Joi, meminta pertolongan, tapi kedua manusia tersebut hanya diam––tersenyum dan sudah mengambil tempat duduk disamping Kile.

Pandangan beralih pada anggota Keluarga-nya yang lain––ingin meminta bantuan, tapi yang Dia dapat hanyalah tatapan datar seraya Mereka bersidekap dada.

Gevano mendengus kesal kemudian kembali menatap Voga yang masih mempertahankan senyuman-nya.

Voga maju selangkah dan Gevano akan mundur, begitu seterusnya sampai Gevano mentok di pintu. Gevano segera berbalik, membuka pintu tapi tak bisa terbuka––terkunci.

GREP!

"Love~~~~~~ Kangen~~~~" Bulu kuduk Gevano langsung berdiri begitu hembusan napas menerpa kulit leher-nya, apalagi nada manja itu membuat-nya geli. Di tambah dua tangan sudah melingkar di leher-nya dan memeluknya erat.

"Ba––bang." Sial, Gevano gagap disaat begini.

"Apa?"

"Bi––bisa lepasin?!! Gu––Gue geli."

Tanpa menjawab, Voga menurunkan tangan-nya membuat Gevano menghela napas lega. Namun, dalam satu tarikan Gevano sudah menghadap Voga dan kembali memeluk Gevano, wajah-nya ditaruh dileher sang adik lalu mengigitnya Kuat.

Gevano And Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang