Gevano menghela napas kasar seraya memijit keningnya. Sudah Ia duga sedari awal menerima ajakan Wilan untuk sama-sama mengetes mobil barunya, bahwa Wilan akan ngebut-ngebutan dijalan yang ramai. Meskipun Gevano suka balapan, Gevano termasuk anak yang tak bisa diajak ngebut menggunakan mobil, kalau tak Ia akan merasa pusing dan muntah seperti saat ini.
"Hueek, uhuk..."
Setelah muntah Wilan memberikan botol berisi air yang sudah dibuka tutupnya pada Gevano dan membantu anak itu meminumnya hingga setengah.
"Thanks!"
"Nggak mau minum lagi?"
Gevano hanya menggeleng sebagai jawaban.
Gevano duduk di trotoar, menjadikan body mobil baru Wilan sebagai sandaran dan memejamkan mata menikmati hembusan angin yang mengenai wajahnya yang sudah dibasahi keringat dingin.
Wilan disampingnya juga ikut memijit keningnya seraya terus-menerus mengucapkan kata 'maaf'.
"Bang, diam dulu bisa? Kepala Gue tambah pusing dengar suara Lo." ucap Gevano tanpa membuka mata.
"Sorry!"
"Hm!"
Beberapa saat hanya diisi keheningan, Gevano membuka matanya dan meminta Wilan membantunya masuk kedalam mobil, kemudian Wilan mengendarai mobil pulang ke rumah.
Sesampainya dirumah Wilan langsung menggendong Gevano ala koala karena anak itu tertidur. Begitu memasuki pintu utama Wilan langsung bertemu dengan Xandra yang berdiri sambil bersidekap dada dan menatapnya tajam.
"Mom-"
"Jalani hukumanmu bersama Voga dan Joi." potong Xandra datar seraya mengambil alih Gevano dari tangan Wilan, setelahnya Ia berlalu pergi meninggalkan Wilan.
"Lenox, periksa adekmu."
Tanpa lama Lenox langsung bergerak memeriksa sang adik yang sudah Ia tunggu kedatangan dari tadi. Sebenarnya Ia masih berada di rumah sakit, tapi sang mommy menelfonnya dan mengatakan untuk segera pulang karena si bungsu sakit, oleh sebab itu Ia sudah cukup lama dirumah.
⌗⌗⌗
Malam ini diruang kumpul sudah ada Alex, Xandra, Kile dan juga Gevano. Gevano sudah tak merasakan pusing dan muntah lagi setelah diberikan obat oleh Lenox, jadinya Ia bisa keluar dari kamar setelah terkurung satu hari penuh.
Alasan Gevano dikurung di kamar oleh keluarganya karena Ia sakit padahal cuman sakit biasa, memang keluarganya saja yang lebay.
Tadi Gevano merasa bebas karena sudah keluar, tapi sekarang Ia kembali merasa terkurung dalam pelukan Alex-daddynya. Posisinya Ia duduk menyamping dipangkuan sang daddy yang memeluknya erat dan juga selimut menutupi seluruh badan nya dan hanya kepalanya saja yang terlihat. Gevano sudah seperti anak bayi :v
Jujur Gevano malu dengan posisi ini, Ia sudah berulang kali berontak agar dilepaskan tapi tak bisa karena tenaga daddy nya lebih besar dari nya. Biar pun badan nya besar, itu belum bisa mengalahkan Alex. Badan Gevano memang besar tapi Ia sangat ringan seperti kapas.:v
"Mom, apa nggak terlalu berlebihan?" seru Gevano memelas pada Xandra yang duduk di samping Alex.
"Berlebihan gimana sayang? Ini bagus lho, Kamu kedinginan 'kan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevano And Family
Novela Juvenil[TIDAK ADA DESKRIPSI] ⚠️𝗣𝗘𝗥𝗛𝗔𝗧𝗜𝗔𝗡⚠️ ➤𝗪𝗔𝗝𝗜𝗕 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 ➤𝗪𝗔𝗝𝗜𝗕 𝗩𝗢𝗧𝗘 ➤𝗖𝗘𝗥𝗜𝗧𝗔 𝗜𝗡𝗜 𝗛𝗔𝗡𝗬𝗔 𝗙𝗜𝗞𝗦𝗜, 𝗝𝗔𝗗𝗜 𝗠𝗢𝗛𝗢𝗡 𝗕𝗜𝗝𝗔𝗞 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔 𝗗𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗬𝗜𝗞𝗔𝗣𝗜