Chapter 7 : Blurry (1)

1.3K 81 0
                                    

Bel pulang Sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Hampir semua murid sudah pulang dan tinggal beberapa murid saja. Beberapa diantara Mereka adalah Gevano, Noel, Vier, Gori dan Theo yang masih berdiam diri di Kelas.

"Jalankan Sesuai Strategi.!" ucap Noel dan diangguki sahabat-sahabat nya.

Jadi, ceritanya mereka berlima sudah membuat strategi supaya Gevano bisa kabur. Strateginya gak susah. Theo dan Gori akan mengalihkan perhatian bodyguard yang berjaga didepan kelas, kemudian Noel dan Vier akan membawa Gevano secara diam-diam.

Kepala Gevano sudah dimasukkan dalam tas miliknya atas perintah Noel supaya gak ada yang melihat wajah Dia.

"Lo berdua hati-hati. Alihkan terus perhatian Mereka sampai Kita keluar." Gori dan Theo mengangguk lalu pergi. Tinggallah Gevano, Noel dan Vier.

"Panas, cok."

"Sabar!" Sahut Vier menggenggam tangan Gevano.

Dan Noel sedang memantau keadaan di Luar melalui cela pintu. Matanya bergerak melihat Gori dan Theo yang sedang berbicara dengan bodyguard. Tadi, Noel menyuruh mereka untuk bicara mengenai Gevano. Dan sepertinya berhasil, terbukti dari para bodyguard itu sibuk bicara dengan kedua sahabatnya.

"Ikut Gue!" Noel memegang tangan Gevano dan menariknya, diikuti Vier di belakang dengan tangan masih terhubung bersama Gevano.

Ketiga anak manusia tersebut mulai jalan mengendap-endap disisi tembok. Untung saja semua murid sudah pulang. Meskipun begitu, Noel didepan fokus melihat kanan-kiri dan juga Vier di belakang sesekali berbalik melihat Gori-Theo dan para bodyguard. Takut-takut penjaga nya Gevano itu sadar sedang di kelabui.

"El, kapan sampainya? Pinggang Gue cape." Gimana gak? Posisi mereka ber-tiga ini adalah jalan membungkuk, dan Gevano benci posisi itu.

"Sabar, Gev. Dikit Lagi." Memang benar, karena lagi lima langkah mereka akan belok kiri dan sampai. Belakang sekolah, tujuan mereka. Di situ ada tembok yang menjulang tinggi. Biasanya, murid yang ingin bolos ikut situ karena tembus dipinggir jalan raya.

3 Langkah

2 Langkah

1 Langkah

Noel berhenti di belokan begitu juga Gevano dan Vier dibelakang nya.

"Kenapa, El?"

"Gue lihat depan dulu." Noel pun mengintip, melihat apakah ada orang atau tidak, meskipun Dia yakin murid lain sudah pulang. Dia cuman waspada. Mungkin saja, masih ada murid.

Mata Noel melebar kala melihat seseorang sedang berjalan dari depan sana. "... Ricard!" Gumam Noel. "Mundur!" Serunya kecil.

"Jangan!" Sahut Vier. Dia menunjuk belakang, dimana para bodyguard sudah sadar jika di kelabui dan sedang mencengkram kerah baju Gori dan Theo.

"Sial!" Umpat Noel. Bagaimana sekarang? Gak ada jalan lain, kelas, atau apapun untuk mereka jadikan tempat persembunyian.

"Gimana dong?" Gevano panik. Dia gak mau strategi yang sudah Noel buat gagal. Dia gak mau pulang dan dikurung di Rumah. Dia harus bisa kabur, meskipun sebenarnya dalam hati Dia sedang ketakutan.

Sebenarnya bisa saja mereka tetap jalan tanpa peduli pada Ricard. Tapi Noel takut jika Ricard mengatakan sesuatu pada bodyguard nya Gevano nanti, belum lagi mereka gak dekat, hanya kenal sekilas. Itu pun karena mereka sekelas. Apalagi Noel gak tahu apa maksud Ricard mendekati Gevano. Mungkin Ricard punya maksud tertentu.

"Tenang, Gev. Jangan Panik!" seru Noel seraya mengelus punggung tangan Gevano.

"Gimana nggak panik, sih, El. Gue takut!"

Gevano And Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang