Chapter 4 : Apartment

2.1K 137 0
                                    

Sekarang Gevano berdiri disebuah pintu, tangan nya diudara dengan jari yang menekan beberapa angka berupa kode hingga pintu didepan nya terbuka, kemudian Ia masuk dan menutup pintu dengan kuat sampai menimbulkan bunyi nyaring.

BRAKK!

"Oy, berani pintu Gue rusak Lo musti ganti, nggak mau tahu Gue!" seru pemuda yang duduk disofa.

"Tenang aja, Gue kaya raya. Jangankan pintu, apartemen ini juga bisa Gue beli kalau Gue mau!"

"Uang ortu juga bangga," cibir pemuda itu.

"Biarin!" judes Gevano.

"Ngapain Lo datang sini?" tanya pemuda itu.

"Biasalah!"

Pemuda itu mengangguk mengerti, meskipun Gevano tak menjelaskan lebih lanjut. Mereka berdua sudah bersahabat lama, jadinya tak ada rahasia diantara keduanya.

"El, ada makanan nggak?"

Pemuda yang dipanggil 'El' itu hanya menoleh sekilas lalu lanjut memainkan handphone begitu Gevano sudah ke dapur tanpa menunggu jawabannya.

"MAKANANNYA KOK NGGAK ADA?"

El alias Noel segera beranjak dari duduknya dan menuju dapur. Dilihatnya Gevano yang duduk di kursi sambil menopang dagu, cemberut, dan menatap sinis kearah nya.

"Apa?"

"Makanannya mana?"

"Emang tadi Gue bilang ada? Nggak 'kan?!!"

Gevano menggeleng kemudian mengangguk lesu. Ia lapar padahal tadi sudah makan, banyak lagi.

"Ck, tungguin, Gue masak." Decak Noel, malas melihat wajah Gevano yang tak enak di pandang.

Gevano langsung tersenyum, "Makasih babu!"

"Sialan!"

⌗⊹⌗

Bertepatan dengan selesainya Noel memasak, ketiga sahabatnya yang lain datang dan langsung mengambil makanan tanpa beban.

"Cih, nggak tahu diri!" cibir Noel.

"Kita nggak tahu diri cuma sama Lo," sahut pemuda bernama Gori.

"Benar banget kata Gori!" sambung Theo.

Sedangkan pemuda satunya tetap diam dan makan tanpa mempedulikan cibiran Noel yang sudah biasa Ia dengar, begitupun dengan Gevano.

Noel hanya berdecak lalu lanjut makan menghiraukan ocehan Gori dan Theo yang sangat tak bermutu menurutnya.

⌗⊹⌗

"Serius, Lo lakuin itu ke bang Kile?"

Gevano mengangguk mengiyakan. Ia baru saja bercerita tentang apa yang Ia lakukan seharian dirumah lalu saat bersama Kile dan berakhir Ia memukul sang abang.

Tentu saja Ia mendapat tatapan tak percaya dari Gori dan Theo karena yang kedua orang itu tahu, Gevano sangatlah penurut dan tak berani melawan pada keluarganya. Palingan Gevano hanya berani dibelakang, itupun hanya mengumpat dan memaki-maki para saudaranya.

"Gila sih Lo, masih nggak percaya Gue." ujar Theo.

"Ck, yaudah kalau Lo nggak percaya!"

Gevano And Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang