Chapter 6 : Canteen

1.7K 97 0
                                    

Pagi ini Gevano, Noel, Vier, Gori dan Theo sudah duduk berkumpul di Kelas dan sedang membahas sesuatu.

"Kalian harus bantuin Gue kabur dari rumah."

"Gimana caranya?" tanya Gori.

"Ya mikir lah bego. Astaga~ itu aja Lo nggak tahu." sahut Theo.

"Ck, kayak Lo udah pintar-pintar aja."

"Oh jelas, Gue pintar. Nggak kayak Lo, bodoh!"

"Cih..."

Gevano memegang tangan Noel sambil memelas.

"El, bantuin Gue yaaaa~"

"Pulang sekolah!" ucap Noel.

"Gimana-gimana?" Gori dan Theo langsung bergeser mendekati Noel dan Gevano.

Noel menghela napas panjang sebelum bicara banyak. "Langsung kabur pas pulang sekolah. Lo sama Kita, pergi jauh! Setuju?"

"Ta--"

"Setuju banget dong..." potong Gori dan Theo.

"Gue bukan nanya Kalian." ujar Noel menatap malas Gori dan Theo lalu beralih menatap Gevano. "Yes or yes?"

"Haaa?" cengo Gevano, Gori dan Theo.

"Lo--"

"Good!" Noel menepuk pundak Gevano. "Pilihan yang bagus! Iya 'kan Vier?" tanya nya pada Vier dan diangguki.

Setelah itu Mereka berlima membahas strategi untuk kabur bersama dari pengawasan bodyguard nya Gevano.

Semalam Gevano tak berhasil kabur, jadi sebentar siang Ia harus berhasil bersama sahabat-sahabat nya.

"Lo tenang aja Gev..."

"...Lo akan bebas mulai sebentar!"

"Itu pun kalau berhasil tapi."

Plak!

"Ya do'ain supaya berhasil dong babi." ucap Gevano setelah memukul kepala Gori.

"Ck, perasaan Gue nggak enak makanya Gue bilang gitu."

"Cuma perasaan Lo doang, jangan diambil hati." ujar Noel.

"Hmmmmm!"

⨳⚊⨳

Sekarang Gevano lagi di Koridor, berjalan santai dengan kedua tangan berada dalam saku celana. Wajah dan penampilannya berantakan, tapi gak ngurangin kadar ketampanan Dia.

Rambut nya acak, seragamnya kusut dan gak di masukin ke celana, tiga kancing seragam atasnya terlepas hingga dadanya terekspos jelas, apalagi Dia gak make kaos dalam. Wajahnya sedikit lebam kebiruan di beberapa bagian. Hansaplast tertempel lekat di batang hidung dan pelipis kanan nya. Dan sebuah tisu tersumbat di hidung kiri nya.

Penampilan nya saat ini menarik perhatian murid tapi Dia gak peduli, bahkan sebagian siswi udah foto-foto Dia dan dimuat di grup sekolah.

Gevano hanya acuh karena Dia udah biasa jadi pusat perhatian. Bisik-bisik juga gak terelakkan lagi, semuanya membicarakan nya dan penyebab keadaannya sedikit memprihatinkan.

"Gevano habis berantem sama Alex!"

"Gimana bisa? Kenapa Kita nggak tahu?"

"Gue juga tahunya dari murid sebelah. Mereka berantemnya diam-diam, di belakang sekolah."

"Trus sapa yang menang?"

"Ya, pasti Gevano lah. Dia 'kan selalu unggul dari Alex."

"Mereka kenapa bisa berantem?"

Gevano And Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang