Om Jeremy (2)

73.6K 170 4
                                    

Vanessa menggeliat dalam tidurnya. Sayup-sayup matanya terbuka.

"Kamar siapa ini?" gumamnya.

Di dalam kamar ini hanya ada dia seorang. Dia melihat ke dalam selimut dan ternyata dia masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Jam berapa ini?" tanyanya sembari celingukan mencari jam. "Astaga! Jam 9??? Jam 9 malam nih?" katanya dengan nada sedikit naik dan mata terbelalak total. Posisinya tidak lagi merebah, melainkan duduk tegak.

Cklek! Suara pintu terbuka. Nampak lelaki dewasa yang tampan nan gagah.

"Sudah bangun, Princess?" tanyanya dengan senyum yang begitu menawan.

"Emm iya, Om Jeremy."

"Kamu pasti sangat lelah sampai-sampai tidurnya begitu lama," kata Jeremy dengan mata sarat akan godaan.

"Begitulah," jawab Vanessa sekenanya karena pipinya merona mengingat pergumulan panas mereka tadi.

"A-aku pulang ya, Om. Mama dan papa pasti nyariin aku," kilah Vanessa yang dilanda rasa gugup karena ditatap begitu intens oleh Jeremy.

"Oiya, tadi mamamu telepon dan Om bilang kalau kamu tertidur karena kelelahan dan akan menginap di sini," ujar Jeremy dengan satu alis yang terangkat. Lidahnya nampak membasahi bibirnya sekilas.

"Eh?" Vanessa merespons dengan bingung. Di kepalanya begitu banyak pertanyaan, tapi tidak ada satu pun yang terucap.

Jeremy mendekat dan duduk tepat di sebelah Vanessa. Jemarinya bergerak membelai wajah cantik Vanessa.

"Aku mandi dulu ya, Om. Badanku lengket belum mandi nih," Vanessa cepat-cepat berdiri dan menghindari Jeremy yang sedikit lagi akan mencium bibirnya.

Jeremy hanya tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan keponakannya yang sangat menggemaskan itu.

"Ya sudah sana mandi, nanti langsung turun ke bawah untuk makan ya," kata Jeremy. Tangannya masih sempat menepuk dan meremas pantat sekal Vanessa.

Seusai mandi, Vanessa nampak kebingungan karena dia tidak membawa baju ganti. Jelas saja, dia kan tadinya tidak berniat untuk menginap. Untung saja ada bathrobe di dalam kamar mandi, masih bersih dan wangi juga.

"Ini pasti milik tante Catherine. Aku pinjam dulu ya, Tante," katanya.

Vanessa makan malam dengan risih karena dari tadi Jeremy menatapnya intens.

"Om nggak ikut makan?"

"Nggak, kamu aja. Kamu pasti butuh asupan tenaga yang banyak," katanya penuh dengan makna tersirat.

Vanessa menelan suapan terakhirnya dengan susah payah.

Seusai makan dan menenggak habis jus jambunya, Vanessa kembali ke kamar yang ia tempati untuk menginap. Saat hendak menutup pintu, Jeremy menahannya.

"Kenapa, Om?"

Jeremy ikut masuk dan menutup pintu tersebut. Ia menatap intens wajah Vanessa. Tangannya bergerak membelai bibir sensual Vanessa. Vanessa terbuai dan memejamkan matanya.

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Jeremy. Ia menghisap lembut bibir Vanessa. Melumatnya dengan mesra hingga bibir itu terbuka dengan sendirinya.

Lidah Jeremy langsung masuk dan membelit lidah Vanessa hingga membuat perempuan itu melenguh. Cumbuan yang semula perlahan itu berubah semakin panas.

Jeremy mendorong Vanessa ke dinding, mengapitnya dan mencengkram rahang Vanessa untuk memperdalam ciumannya. Tangan satunya bergerilya menangkup pantat sekal Vanessa dan meremasnya gemas.

VanessaWhere stories live. Discover now