10 - Si pengganggu

31 2 0
                                        

Rossa mengamit lengan Bara dengan posesif kala memasuki sebuah Caffe di dekat sekolahnya. Sore ini Bara sudah menentukan pilihannya setelah perdebatan penuh drama di sekolah tadi.

"Sorry gue lama."

Dania tersenyum merekah begitu mendengar suara Bara. Ia yang tadinya tengah fokus pada laptopnya itu sontak mendongakkan kepalanya menatap Bara dengan antusias. Namun sayang, keberadaan Rossa di samping cowok itu membuat senyumnya memudar seketika.

Rossa tersenyum miring. Ia sangat puas melihat wajah masam cewek licik itu. Ia bahkan dengan sengaja menyandarkan kepalanya dengan manja pada bahu Bara. "Kenapa muka lo gitu? Gak suka karna ada gue?"

Dania memutar bola matanya jengah. "Jelaslah, lo nyebelin sih sekarang."

Sebelum kembali berdebat, Bara menarik Rossa agar segera duduk dan memesan makanan. Ia lebih memilih meladeni Rossa dahulu sebelum akhirnya mulai fokus mengerjakan proposalnya dengan Dania.

Melihat Dania yang masih berani mencuri-curi kesempatan untuk dekat dengan Bara, Rossa tak mau tinggal diam. Ia melakukan berbagai cara agar bisa mengalihkan perhatian Bara dan menganggunya.

"Sayang, liat deh. Si Bagas ngechat aku terus, dia dapet nomor aku darimana sih?" Rossa mengadu sambil menunjukkan layer ponselnya pada Bara.

Mendengar nama cowok lain di sebut oleh kekasihnya itu sontak membuat Bara langsung mengalihkan perhatiannya. Ia merebut ponsel Rossa dan membaca pesan dari Bagas dengan raut wajah kesal.

"Sejak kapan dia chat-chat kamu kayak gini? Kenapa baru bilang sekarang?"

"Baru tadi pulang sekolah, sayang. Ini juga makanya aku langsung bilang sama kamu."

Dania benar-benar jengkel dengan kehadiran Rossa di tengah-tengahnya bersama Bara. Cewek itu sungguh sengaja mengganggunya dan sama sekali tak membiarkannya dekat dengan Bara sedetikpun.

Tapi Bara sendiri pun juga sama menyebalkannya sih, kenapa juga cowok itu mau-mau saja meladeni ocehan Rossa yang jelas-jelas sangat tidak penting dan mengganggu. Sial, niatnya ingin berduaan bersama Bara malah berakhir jadi obat nyamuk sekarang!

"Udah aku blok. Jangan di buka lagi." Ucap Bara seraya mengembalikan ponsel Rossa.

"Enggak lah, ngapain juga aku buka. Tapi tadi kamu ngetik apa sih? Kamu bales chatnya dia?"

Bara mengangguk. "Aku cuma peringatin dia supaya gak gangguin kamu lagi kok."

Tapi Rossa tak percaya. Ia menatap cowoknya itu menyelidik. Mengingat betapa posesif kekasihnya itu rasanya mustahil jika Bara hanya menganggapnya sepele. Pasti Bara menyembunyikan sesuatu darinya.

"Masa sih? Kok muka kamu masih keliatan kesel gitu?"

"Beneran, sayang. Kamu gak usah mikir—"

"Ehm!" Dania tiba-tiba berdehem keras. "Ini jadinya mau ngerjain proposal atau mau pacaran, Bar? Gue pulang aja kalo gak jadi ngerjain."

Baru saja akan menjawab, Rossa sudah lebih dulu menyela dengan senyum menyebalkan. "Pulang aja sana. Hush, hush."

Dania menggeram kesal. Ia pun langsung mengemasi barangnya dengan kasar. "Oke. Gue pulang sekarang!"

"Eh, jangan dong. Proposal kita belum selesai, Dania." Bara mencegahnya dengan sungkan.

"Lo urus aja cewek lo itu. Kita lanjut besok di sekolah."

Bara menghela nafas pasrah. Salahnya juga sih, seharusnya ia fokus dulu pada proposalnya itu. "Sorry, Dan."

Dania tersenyum paksa sebelum beranjak pergi dari tempatnya. "Nggakpapa kok. Gue pulang dulu, Bar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Call Me RossaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang