"Sayang, ayo bangun. Katanya mau ke tempat gym" Tzuyu berusaha membangunkan Jihyo yang masih terlelap. "Jihyo... ayo bangun" ucap Tzuyu sambil mencubit-cubit pipi Jihyo.
"Eung? 5 menit lagi ya" ucap Jihyo setengah sadar sambil memeluk tubuh Tzuyu yang ada di atasnya seperti guling.
"Eits tidak ada kata '5 menit lagi'. Ayo bangun" balas Tzuyu sambil melepas pelukan Jihyo. Jihyo nampak mengernyitkan dahinya dan perlahan membuka matanya. "Ayo bersiap. Kita ke tempat gym sekarang"
"Iya iya" Jihyo bangun dari tidurnya sambil mengusap pelan matanya.
Tzuyu memberikan kecupan kilas di pipi Jihyo. "Selamat pagi sayang"
"Selamat pagi juga" jawab Jihyo lalu beranjak berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajah bantalnya. Sementara itu, Tzuyu nampak mengambil pakaian untuk Jihyo gunakan.
"Jihyo, aku sudah siapkan baju mu di atas kasur. Pakai yang ini, jangan yang lain. Mengerti?" ucap Tzuyu sambil sedikit berteriak.
"Iya!!" balas Jihyo dari dalam kamar mandi.
Tzuyu berjalan keluar kamar untuk menyiapkan sarapan ringan untuk Jihyo. Seperti segelas susu hangat dan sepotong roti. Setidaknya ada makanan yang mengisi perut kosong sang kekasih.
"Tzuyu!!" pekik Jihyo dari dalam kamar. Sontak Tzuyu berlari cepat masuk ke dalam kamar.
"Ada apa?" bingung Tzuyu.
"Ini kebesaran~" rengek Jihyo sambil menunjukkan kaos putih milik Tzuyu yang belum ia pakai itu. "Kamu tuh kalau pilih baju yang sesuai dengan proporsi tubuh ku dong" protes Jihyo.
"Aku tidak salah pilih baju. Aku memang sengaja mengambil yang itu untuk kamu pakai. Aku tidak mau ya kamu pakai crop top"
"Tapi inikan..."
"Pakai saja baju yang ku pilih atau mau olahraga di kamar saja. Pilih yang mana?"
Jihyo mendengus kesal lalu memakai kaos milik Tzuyu. "Tidak ada ancaman yang lain apa?" kesal Jihyo. Tzuyu terkekeh pelan lalu membantu Jihyo untuk menggulung lengan koas yang terlalu panjang untuk Jihyo.
"Tidak ada. Hanya ancaman itu yang ampuh untuk mu"
"Dasar mesum"
.Saat Tzuyu asik membantu Jihyo memakai alat-alat gym, seorang pria datang tiba-tiba. "Hai Jihyo-ya" sapa pria itu membuat Tzuyu dan Jihyo menoleh ke arahnya.
"Eoh? Hai Daniel" balas Jihyo. Pria itu membalasnya dengan sebuah senyuman lalu perhatiannya teralihkan ke Tzuyu yang setia berdiri di samping Jihyo.
"Apakah dia personal trainer mu?" tanya Daniel sambil memperhatikan Tzuyu dari atas hingga bawah.
"Bu-"
"Benar. Saya personal trainer untuk Nona Park" potong Tzuyu sebelum Jihyo menyelesaikan kalimatnya.
"Bolehkah aku saja yang membantu mu?" tawar Daniel.
"Eh? Ti-"
"Silakan Tuan Kang. Kalau begitu, saya izin membeli kopi sebentar" lagi dan lagi Tzuyu memotong ucapan Jihyo. Wanita itu mengambil handuk kecilnya dan berlalu menjauh dari kedua orang itu.
Jihyo menatap punggung Tzuyu yang semakin menjauh. "Jihyo-ya, ayo lanjut"
"A- iya"
15 menit berlalu, Tzuyu duduk di kursi yang tak jauh dari tempat Jihyo. Ia diam memperhatikan 2 orang di depannya sambil meminum kopinya.
Jihyo yang merasa diperhatikan pun menoleh ke arah Tzuyu. Benar saja, sang kekasih menatap lekat padanya. "Aku benci situasi seperti ini" batin Jihyo.
"Loh? Kenapa berhenti?" tanya Daniel saat Jihyo tiba-tiba berhenti bergerak.