06.

322 27 8
                                    

"Eonni, tadi malam... kau melakukan apa bersama Jeongyeon Eonni?" tanya Jihyo membuat Nayeon yang duduk di depannya membeku.

"Apa saja yang kau ketahui?"

"Banyak" bukan Jihyo yang menjawab melainkan Mina yang sudah berada di dekat dapur. "Aku dan Jihyo mengetahui banyak"

"Jadi kalian..."

"Tak perlu kau rahasiakan lagi. Kami sudah tau semua" jawab Jihyo sambil meminum susu hangat digelas Nayeon.

"Kalau gitu aku tak perlu susah-susah menjelaskan pada kalian" acuh Nayeon.

"Huh? Kau tidak marah atau malu karena ketahuan?" bingung Mina. "Kau kepergok sedang berhubungan intim, bukan kepergok mencuri kinderjoy"

"Untuk apa malu. Kalian sudah besar. Itu hal yang wajar dan bukan tabu untuk orang seusia kita"

"Wah... sepertinya urat malu mu sudah putus, Eonni" balas Jihyo.

"Memang"
.

Jihyo dan sang manager dalam perjalanan masuk ke studio pemotretan yang berada satu gedung dengan kantor Tzuyu. Terlihat banyak staff berlalu lalang kesana-kemari. Hingga akhirnya seorang wanita menghampiri mereka.

"Selamat pagi Jihyo-ssi, Manager-nim. Perkenalkan nama saya Lisa. Saya antar kalian menuju tempat ganti dan rias" Lisa pun berjalan mengantar keduanya. "Saya tinggal dulu, selebihnya saya serahkan ke Tim rias kami"

"Baiklah. Sebelumnya terima kasih, Lisa-ssi" ucap Jihyo sebelum masuk ke dalam ruang rias bersama sang manager.

Lisa berjalan menjauh dari ruang rias Jihyo guna menuju ruang rias lainnya. "Apakah Jihyo sudah datang?" tanya Tzuyu yang sedang ditata rambutnya.

"Sudah"

Tiba-tiba Tzuyu memberikan gesture untuk menghentikkan kegiatan sang penata rambut. "Pindah!!" seru Tzuyu lalu berjalan keluar untuk masuk ke dalam ruang rias Jihyo.

"Astaga" gumam Lisa lalu menyusul Tzuyu.

"Permisi" ucap Tzuyu sambil membuka pintu ruang rias Jihyo. "Saya mohon izin untuk bersiap di ruangan ini juga. Karena lampu di ruang rias saya meredup"

"Sajang-nim, lampu ruang rias kita tidak re-aw" ucapan Lisa terpotong dengan diinjaknya kakinya oleh Tzuyu.

"Diam saja kau" bisik Tzuyu.

"Silakan. Anda tak perlu meminta izin" jawab manager Jihyo.

"Terima kasih" ucap Tzuyu lalu ambil posisi duduk di atas kursi yang cukup dekat dengan Jihyo. "Senang bertemu dengan anda lagi, Jihyo-ssi" basa-basi Tzuyu sambil tersenyum lebar menghadap Jihyo.

"Senang bertemu dengan anda juga, Tzuyu-ssi" balas Jihyo yang hanya bisa melihat pantulan bayangan Tzuyu melalui cermin. "Bukankah anda yang memberi semua member TWICE bunga mawar? Saya tak menyangka kalau kita berada dalam project yang sama sekarang"

"Apakah saya termasuk penggemar yang beruntung?"

"Hm... bisa dikatakan begitu. Namun penggemar yang lebih beruntung lagi ialah penggemar yang berhasil menjadi kekasih idolanya"

"Apakah saya bisa masuk dalam golongan itu?"

"We never know" jawab Jihyo sambil terkekeh pelan.
.

Pemotretan berjalan lancar. Keduanya kini sedang berada di ruang rias untuk berbincang-bincang. "Jihyo-ya, aku keluar dulu. Ada hal yang harus ku urus" ucap sang manager.

"Baiklah. Aku akan berbincang-bincang dengan Tzuyu dulu"

Sang manager keluar bersama-sama dengan Tim rias yang sudah menyelesaikan pekerjaan mereka.

That IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang