17.

302 22 18
                                    

"Ish sungguh memalukan" gerutu Jihyo sesaat setelah keluar dari dorm. Tzuyu terkekeh pelan mendengar gerutuan sang kekasih.

"Kenapa menggerutu eoh?"

"Kamu lupa kalau tadi kita kepergok oleh Dahyun? Itu sangat memalukan" balas Jihyo sambil mengerucutkan bibirnya. Tzuyu yang gemas pun mencubit pelan pipi Jihyo.

"Kamu sungguh menggemaskan"

"Aku memang menggemaskan" balas Jihyo sambil mengibaskan rambutnya.

"Ya, untuk kali ini aku menyetujui mu" balas Tzuyu lalu merangkul pundak Jihyo. "Besok kita ke Maldives lagi yuk"

"Mau ngapain ke Maldives lagi?" tanya Jihyo penuh keheranan.

"Udah. Ikut saja. Mau ya?"

"Boleh. Hanya kita berdua?"

"Of course, honey"
.

"Sudah semua packingnya?" tanya Tzuyu setelah keluar dari kamar mandi.

"Sudah. Kenapa tiba-tiba banget sih? Gak biasanya kamu bikin rencana dadakan"

"Bukan apa-apa" balas Tzuyu. "Ayo cari makan"

"Aku ganti dulu" Tzuyu mengangguk lalu duduk di depan meja rias dan menyalakan hair dryer guna mengeringkan rambut.

Setelah beberapa persiapan, akhirnya mereka berjalan keluar bersama. "Honey, what you want for dinner?" tanya Tzuyu sambil mengendarai mobilnya ditengah ramainya malam.

"Eum... aku ingin sushi"

"Sushi? Tidak, aku masih tidak mengizinkan mu makan makanan mentah" tolak Tzuyu. "Kita makan Chinese food saja ya"

"Kalau gitu tidak usah tanya aku mau makan apa" gerutu Jihyo sambil melipat tangannya.

"I'm sorry, honey. Tapi aku masih belum bisa mengizinkan kamu makan makanan mentah. Aku masih takut kamu sakit lagi" ucap Tzuyu sambil menarik pelan tangan kiri Jihyo dan digenggamnya.

"Aku mengerti" balas Jihyo sambil mengelus pelan tangan Tzuyu.

"Setelah makan, aku mau mengajak mu ke sebuah bukit di pinggir kota"

"Jauh tidak? Besok kita masih ke Maldives, kan"

"Tidak, hanya 10 menit-an. Mau ya?"

"Apa aku bisa menolak mu?" Tzuyu membalasnya dengan kekehan pelan.
.

"Wow!! I like the view" ucap Jihyo setelah keduanya sampai di bukit yang Tzuyu bicarakan tadi. Merasa tak ada balasan, Jihyo menoleh ke belakang dan melihat Tzuyu berdiri dengan sebuah kertas. "Kertas apa itu, sayang?"

"Aku sebenarnya ingin membawanya saat fanmeeting mu selanjutnya, tapi aku tak bisa menunggu selama itu. Maka aku akan meminta tanda tangan mu sekarang"

"Tanda tangan? Aku sudah sering menandatangani album mu"

"Ini lebih dari album" ucap Tzuyu lalu menyerahkan kertas itu ke Jihyo.

Jihyo menerimanya dan membacanya. Seketika matanya melotot tak percaya. "Pen-pendaftaran pernikahan? Kamu beneran, Tzuyu?"

"Iya. Ku harap kamu mau menandatanganinya" balas Tzuyu sambil menatap mata Jihyo yang sudah berkaca-kaca. "Hey, kenapa menangis?" tanya Tzuyu sambil mendekat dan mengusap pelan air mata Jihyo.

"Huaa!!" Jihyo menghamburkan pelukannya pada Tzuyu. "A-aku terharu" ucap Jihyo dengan nafas tersenggal-senggal.

Tzuyu terkekeh pelan lalu menepuk-nepuk pelan punggung Jihyo. "Jadi kamu mau menandatanginya atau tidak?"

"Tentu, aku akan menandatanganinya sekarang" Jihyo melepas pelukannya dan mengambil bolpoin di tangan Tzuyu. Jihyo langsung menandatangani surat pendaftaran nikah itu.

Tzuyu tersenyum senang lalu menerima surat itu dan menyimpannya di dalam mobil. Ia berjalan kembali mendekati Jihyo dan melihat sang kekasih membelakanginya.

Sebuah pelukan Tzuyu berikan untuk Jihyo. "Stop crying, honey" bisik Tzuyu yang dapat mendengar Jihyo masih menangis pelan. "I love you"

"I love you too"
.

"Good morning, honey" sapa Tzuyu sesaat wanita itu membuka matanya. Ia melihat wajah segar Jihyo yang tadi menatap novel.

"Morning too, babe" balas Jihyo sambil menaruh novelnya ke atas nakas. "Apa kamu bermimpi indah? Sampai-sampai tersenyum terus seperti ini, hm?" gemas Jihyo sambil mencubit kecil ujung hidung Tzuyu.

"Hm. Aku memang bermimpi indah, sayang. Seindah itu hingga aku ingin tidur lagi" ucap Tzuyu sambil memejamkan matanya lagi.

"Hey, jangan tidur lagi. Ayo bangun dan bersiap-siap" ucap Jihyo sambil menarik tangan Tzuyu agar wanita itu bangkit dari tidurnya.

"Iya iya" Tzuyu pun duduk dari duduknya dan menyingkap selimut yang menutupinya. "Morning kiss?"

"Setelah kamu mandi, baru ku berikan. Bye~" Jihyo langsung kabur keluar kamar.

"Aa~ Jihyo-ya!!"
.

"Can I get it now?" tanya Tzuyu setelah menyelesaikan sarapannya.

"Setelah a-"

"No no no" Tzuyu memotong ucapan Jihyo. "Tadi kamu bilang setelah mandi, lalu setelah membereskan kamar, lalu setelah sarapan. Sekarang setelah apa lagi?" kesal Tzuyu.

Jihyo yang tadi sedang mencuci piring pun terkekeh pelan. Setelah selesai, ia berbalik dan melihat wajah merah Tzuyu yang menahan kesal.

"Dengarkan dulu ucapan ku" Tzuyu masih diam. "Setelah aku mencuci piring. Jadi, kamu bisa mendapatkanya sekarang" ucap Jihyo sambil merentangkan tangannya.

Tangan Tzuyu melingkar ke pinggang Jihyo dan melepas ikatan pada apron yang Jihyo gunakan lalu melepas apron itu. Setelah melemparnya, Tzuyu langsung menyambar bibir merah Jihyo.

Jihyo terkekeh geli karena keagresif-an Tzuyu. Jihyo naik ke atas pantry dengan bantuan Tzuyu. Setelah beberapa saat, Tzuyu melepas ciumannya. Ia menatap lekat mata besar Jihyo itu.

"What?" tanya Jihyo.

"Aku jatuh cinta kepada mu untuk yang ke 100 kalinya"

Jihyo tertawa geli. "Dasar" ucap Jihyo sambil mengelus rambut Tzuyu. "Ayo bersiap, penerbangan kita 3 jam lagi"
.

"Jihyo-ya, kenapa kamu melamun eoh?" tanya Tzuyu membuat Jihyo tersentak kaget.

"Ti-tidak apa-apa"

Tzuyu menyampingkan tubuhnya dan menangkup wajah Jihyo yang tertutupi masker dan kacamata hitam. "Katakan pada ku apa yang terjadi"

"Tak apa. Aku hanya mengenang masa di mana aku bisa bebas bergerak di bandara tanpa ada flash camera" jawab Jihyo sambil mengusap tangan Tzuyu yang berada di kedua pipinya.

"Hah~ ku kira ada sesuatu yang terjadi hingga kamu melamun" gumam Tzuyu lalu menjauhkan tangannya dari kedua pipi Jihyo. Jihyo terkekeh pelan mendengarnya.

"Kamu lapar? Mau beli camilan dahulu?" tawar Jihyo sambil menyandarkan badannya ke badan Tzuyu.

"Boleh. Masih ada waktu 1 jam lagi sebelum pesawat kita berangkat" keduanya berjalan menuju sebuah minimarket di bandara tersebut.

"Hm... beli roti basah atau camilan kering ya?"

"Keduanya aja. Jaga-jaga jika kita lapar saat perjalanan"

"Kenapa tidak beli saat di pesawat nanti?"

"Aku sedang malas berinteraksi dengan orang lain" jawab Tzuyu lalu mengambil alih keranjang belanja yang Jihyo bawa dan mulai memasukkan camilan yang ia inginkan.

"Kamu sedang mood swing?" tanya Jihyo membuat Tzuyu menghentikkan langkahnya.

"Iya. Sedikit"

"Pantas saja" batin Jihyo lalu mengambil sebuah sebotol susu coklat kesukaan Tzuyu. "Dari kemarin?" Tzuyu mengangguk pelan. "Nanti minum ini untuk memperbaiki mood mu" Tzuyu hanya mengangguk menurut.

"Terima kasih"

That IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang