Prolog

5.9K 314 16
                                    

...
..
.


Rumah mewah nan megah. Terlihat begitu banyak keceriaan di dalamnya. Namun, itu tidak sama dengan apa yang kalian pikirkan.

Rumah itu kosong tanpa adanya canda tawa. Yang ada hanyalah sepi nan hampa. Hanya ada orang orang yang bekerja tanpa sedikitpun bercanda ataupun bisa bersantai disana.

Rumah sebesar itu hanya di isikan oleh 2 orang  yang tak pernah sekalipun menghabiskan waktunya untuk bersama walaupun itu hanya untuk duduk bersama menonton televisi.

Seorang pria berjas kan hitam nampak turun dari lantai 2. Pakaiannya rapi nan elegan itu memancing siapun untuk tersenyum melihatnya. Namun, tidak dengan sosok itu sendiri, tak ada yang menarik dalam hidupnya untuk ia ter senyum.

Sebelum kaki jenjangnya itu menyentuh lantai bawah. Seorang pelayan berlari menghampirinya dan tertunduk hormat.

"Permisi Tuan, Jaehyun! Bayi Jeno tidak ingin di berikan susu. Dia terus merengek, dan suhu tubuhnya panas."  Ucapan sang pelayan membuat sosok itu hanya bisa menghela nafas panjang.

"Tidak bisa di panggilkan dokter saja? Aku harus pergi ke kantor. Klienku sudah menelfon!"

Pelayan tersebut tertunduk kembali dan sedikit mendongakkan kepalanya.

"Sudah tuan, tapi bayi Jeno panasnya masih tak kunjung turun!"

Jaehyun menggeram. Jaehyun bingung, ia tidak bisa memanggil ibunya untuk kemari mengingat baru kemarin sang ibu pulang dari sini.

"Ck!"

Jaehyun berdecak kesal. Ia lantas langsung merogoh sakunya dan mengangkat benda pipih hitam untuk menelfon seseorang.

Benda tersebut perlahan di arahkan ke telinganya dan tak lama suara dari sebrang terdengar.

"..."

"Johnny, aku tidak bisa kesana sekarang."

"..."

"Bayiku tengah sakit, dan aku tidak bisa pergi kesana. Karena anak itu merengek!"

Jaehyun terlihat kesal, ia lantas langsung melemparkan tasnya pada sofa dan membanting tubuhnya begitu saja.

"..."

"Kau urus anak baru itu. Jika masuk kriteria, terima dia!"

PIP!

Panggilan lebih dulu di akhiri oleh Jaehyun. Ia lantas langsung melempar ponselnya ke sofa dan memijat keningnya yang terasa penting. Di saat seperti ini, ada saja gangguan yang terjadi membuat Jaehyun ingin berteriak.

Tak lama sebuah rengekan kecil terdengar membuat Jaehyun terdiam. Ia lupa bahwasanya ia mempunyai bayi membuat Jaehyun menghela nafas panjang.

Ia lantas langsung beranjak dan berjalan menuju ke tempat diman rengekan itu berasal. Dengan perlahan Jaehyun membuka pintu tersebut dan terlihat bayi Jeno yang terus menerus merengek di gendongan pengasuhnya, membuat beberapa pengasuh Jeno harus turun tangan semua.

Menyadari kedatangan tuan mereka, para pengasuh disana langsung tertunduk hormat.

"Berikan anak itu."

Pinta Jaehyun dingin. Suasana disana seketika sunyi, dan salah satu pengasuh yang menggendong bayi Jeno itu langsung berjalan pelan ke arah Jaehyun dan memberikan.

Rengekan dari Jeno perlahan menghilang saat gendongannya berpindah pada Jaehyun. Jaehyun menatap datar bayi tersebut, namun bukannya Jeno menangis, ia malah tersenyum.

"Jika saja kau bukan putraku dan Taeyong. Mungkin aku tidak mau menjagamu!"

Jaehyun menghela nafas dan melirik semua pengasuh yang ada disana. Seakan faham mereka langsung bergegas keluar meninggalkan Jaehyun dan juga bayi Jeno yang terus menerus menatap Jaehyun diam.

𝗦𝗘𝗞𝗥𝗘𝗧𝗔𝗥𝗜𝗦! [𝐉𝐀𝐄𝐑𝐄𝐍]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang